Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur dr. Linggar Suka­ringtyas mengharapkan, semoga bisa mendapatkan akreditasi pari­purna mengingat sudah dua kali berturut- turut Rumah Sakit yang dia pimpin berhasil meraih akreditasi.

Untuk status akreditasi rumah sakit yang melaksanakan akreditasi sejak 11-13 September di RSUD Bula dengan menggunakan lembaga akreditasi Damar Husada Paripurna.

“Jadi sementera kami sedang menunggu hasil tentang penilaian dari lembaga dan Kementerian Kesehatan untuk bisa disahkan, sehingga  mengetahui tentang status akreditasi Rumah Sakit Umum  Daerah,” ungkap Sukaringtyas, kepada wartawan, di ruang kerjanya, Kamis (14/9).

Sukaringtyas mengaku, RSUD Bula terakreditasi merupakan perdana di tahun 2017, dan tahun 2023 ini merupakan akreditasi kedua kali untuk RSUD BULA.

“Intinya dari status akreditasi adalah untuk menilai tentang Indeks keselamatan pasien dan indeks nasional mutu rumah sakit. Walau­pun kita di daerah Kabupaten Seram Bagian Timur tepatnya pada RSUD Bula harus memiliki Indekator mutu yang sama dengan daerah- daerah yang lain atau terstandardisasi,” ujarnya.

Baca Juga: Kemenkominfo Diminta Perbanyak Infrastruktur

Menurut Sukaringtyas, kenapa harus terakreditasi paripurna karena dari situ pihaknya bisa melangkah lagi menuju status sebagai badan layanan umum daerah.

“Nanti disitu katong bisa melihat perkembangan rumah sakit yang begitu pesat, apabila kami sudah ada badan layanan umum daerah,” jelasnya.

Yang dimaksudkan dengan akreditasi paripurna, kata direktur, akreditasi paripurna itu ada tingkatan dalam akreditasi ada yang namanya madya, dan utama, maupun pari­purna.

“Jadi yang paling tinggi tingka­tannya adalah paripurna sampai saat ini kita masih di madya. Dan untuk target akreditasi paripurna sedikit lagi ini kan, kemarin kami sudah dinilai nanti kita menunggu kabar­nya dalam waktu satu bulan,” cetusnya.

Sementara Pelaksana Tugas Ka­bid Pelayanan dan Ketua Komite Mutu RSUD Bula, Novriyani Masuku menambahkan, pihaknya selalu menilai tiap bulan itu indikator mutu nasional ada tiga belas, antara lain yaitu, cuci tangan, kepatuhan cuci tangan, kepatuhan penggunaan APD, kepatuhan dalam indentifikasi pasien, waktu tanggap Emergensi, waktu tumbuh rawat jalan dan lain- lainnya.

“Sejauh ini, alhamdulillah kami sudah rutin melakukan penilaian berdasarkan kesinambungan ada peningkatan. Ini tujuannya untuk memperbaiki mutu kualitas dan kualitas daya rumah sakit. Perbaikan mutu dan kualitas rumah sakit ini ujung- ujungnya adalah pening­katan pelayanan sehingga mening­katnya kepuasan pasien dan keluarga,” katanya. (S-27)