Ririmasse Ingin Pimpin Ambon dengan Hati
Wawancara Khusus Calon Walikota Ambon
Pilkada serentak November 2024 mendatang, Kota Ambon menjadi salah satu kota yang akan terlibat dalam perhelatan lima tahunan itu. Untuk lebih mengenal bakal calon Walikota Ambon, Siwalima akan menurunkan hasil wawancara dengan bakal calon Walikota Ambon periode 2024-2029.
Benahi Kota Ambon bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu pendekatan tertentu secara komprehensip sehingga Ambon kembali gemilang.
Untuk mengetahui isi hati para calon Walikota Ambon, berikut ini nukilan wawancara eksklusif wartawan Siwalima, Rahmawaty Thenu dengan Bakal Calon Walikota Ambon, Drs. Agus Ririmasse, AP., MSi
Pak Agus anda salah satu bakal calon Walikota Ambon yang akan ikut dalam Pilkada November 2024 mendatang. Latar belakang anda birokrat sejati, sebenarnya apa yang melatarbelakangi anda maju dalam kontestasi ini.
Jadi begini, saya punya keinginan dan tekad yang kuat untuk membangun Ambon. Saya punya keinginan Ambon ini harus kembali ke masanya, dimana orang melihat kota ini bersih, terang, harmonis, tertata dan religius.
Baca Juga: Tiga Partai bersama MuradAnda birokrat sejati, bisa dibilang karier anda dari bawah seperti Lurah sampai jabatan sekarang Sekretaris Kota Ambon. Apa tidak cukup dengan itu membangun Ambon.
Birokrasi memiliki tugas utama sebagai penyelenggara dan penjamin kelancaran roda pemerintahan. Birokrasi pemerintahan sebagai pelaksana dalam organisasi formal sebuah daerah bertanggung jawab mengemban misi dan tujuan pelayanan kepada publik. Karena birokrasi pemerintahan merupakan aktualisasi birokrat, aparatur pemerintahan berupa aktivitas atau tindakan dalam menjalankan fungsi pemerintahan secara responsif dan memiliki komitmen serta konsistensi pada kepentingan publik. Untuk mencapai hal itu harus ada kebijakan yang tegas dan terukur. Itu hanya ada pada tataran pimpinan dalam hal ini kepala daerah.
Jadi alasan itu sehingga memotivasi anda maju dalam konstestasi Pilkada Kota Ambon.
Ya betul. Saya punya tekad bahwa untuk membangun Ambon ini harus dengan hati. Jadikan kota ini berkat bagi semua orang dengan menjadikan kota ini harmonis, bersih, terang dan memiliki infrastruktur yang baik.
Ambon ini ibukota provinsi, tentu ekspektasi masyarakat cukup tinggi untuk calon Walikota kedepannya. Menurut anda, Ambon ini harus seperti apa supaya bisa disejajarkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
Ambon harus jadi kota yang maju dan modern. Kita memang sempat terpuruk beberapa waktu lalu karena konflik kemanusiaan, itu artinya Ambon lambat dalam hal pembangunan baik fisik maupun SDM. Olehnya itu sekarang ini saya kira Ambon harus lebih maju dan modern. Pembenahan yang harus dilakukan seperti pengelolaan sampah, kemacetan, penertiban pasar juga terminal. Untuk hal ini, kita memang masih jauh tertinggal dari kota lainnya di Indonesia. Oleh karena itu bagaimana memimpin Ambon ini kedepan supaya lebih baik lagi, pemimpin harus punya impian yang besar membangun komunikasi dan relasi dengan baik termasuk dengan pemerintah pusat.
Membenahi kota Ambon dalam waktu sekejap sebenarnya bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, sebab selama beberapa tahun menjadi berantakan, baik secara fisik maupun non fisik akibat konfluk kemanusiaan tahun 1999. Oleh karena itu perlu pendekatan tertentu secara komprehensif, sehingga Ambon kembali gemilang di masanya. Dimana dulu sebelum konflik para pendahulu itu membenahi Ambon begitu baik, sehingga mendapat Adipura sebagai lambang supremasi sebuah kota terbersih, tertata dan tertib.
Jika anda terpilih, konsep seperti apa yang akan anda terapkan untuk membangun Ambon yang modern kedepannya.
Untuk menjadikan Ambon kota yang modern, harus punya impian besar. Saya punya keinginan di pembangunan infrastruktur. Ambon ini memperlebar jalan tidak mungkin, sehingga harus dipikirkan alternatifnya. Bangun jalan alternatif seperti sekarang ada lintas Seri-Hukurila. Tentu komunikasi harus intens dengan pemerintah pusat bagaimana membangun jembatan layang dari Passo sampai Mardika atau sampai ke Wainitu. Ini cara mengatasi kemacetan yang sudah makin parah di Ambon.
Kemudian soal pasar ini harus ditata dan butuh pemimpin yang tegas, tetapi disertai dengan solusi. Boleh tertibkan pedagang tapi harus ada solusi bagi mereka dengan menyediakan tempat. Kemudian menjadikan Ambon kota modern tidak sampai disitu kita hidupkan juga sektor pariwisata. Teluk Ambon ini kan cantik harus dibenahi dengan baik sehingga tidak terkesan kumuh. Sampah-sampah akibat kapal-kapal yg sudah karam harus dibersikan dari teluk. Saya punya impian untuk mendatangkan orang dari Bali yang punya konsep mendesign Teluk Ambon, mungkin kawasan itu akan kita buat lebih menarik lagi agar menyumbangkan PAD bagi Kota Ambon. Setidaknya restoran apung yang modern, kita bikin Teluk Ambon itu tempat yang mampu menarik wisatawan mancanegara.
Jadi untuk mensejajarkan Ambon dengan kota-kota lain di Indonesia itu anda cukup fokus dengan infrastruktur ?
Kalo infrastruktur memadai, maka orang luar akan masuk berinvestasi di Kota Ambon. Saya berkeinginan ketika terpilih jadi walikota, saya harus bangun rumah sakit daerah. Meskipun pemprov sudah punya. Tujuan hadirnya rumah sakit daerah ini programnya lebih kepada masyarakat tidak mampu. Jadi nanti pemerintah daerah yang akan melakukan subsidi. Yang jelas ini harus koordinasi lintas sektoral dengan berbagai pihak. Termasuk perguruan tinggi di Maluku yang sudah memiliki fakultas kedokteran dan program studi semacamnya. Jadi kalau APBD kita memadai kita salurkan beasiswa kepada putra dan putri Kota Ambon sekolah dokter dan setelahnya mereka mengabdi di rumah sakit milik pemerintah kota sendiri.
Perhelatan Pilkada Kota Ambon tidak hanya diikuti para birokrat tapi ada juga dari politisi. Dalam berpolitik, kita kenal yang namanya hitam dan putih. Bagaimana anda memandang penggunaan media baik itu media sosial maupun media konvensional dalam mencegah black campaign.
Perkembangan media massa konvensional maupun media sosial berbasis jaringan virtual relatif berlangsung bersamaan di Indonesia. Hal ini terutama setelah era kebebasan dimulai pada tahun 1998 dan kemajuan tehnologi IT yang memungkinkan semua orang terkoneksi dengan berbagai aplikasi dalam jaringan virtual. Melalui media sosial, setiap individu merupakan sumber berita sekaligus transmitter berita. Mereka bisa saling berkomunikasi, berbagi berita dan membentuk opini baik tulisan maupun audio visual yang memberikan dampak nyata dalam praktek komunikasi tatap muka. Media massa karenanya memiliki kekuatan untuk mengkonstruksi realitas sosial.
Hal itulah yang membuat media massa, termasuk media sosial yang tersebar dengan berbagai aplikasinya dalam jaringan virtual.
Nah, ini yang membuat setiap proses kontestasi politik, media mengambil peranan sebagai alat membangun opini, propaganda dan mobilisasi sosial. Secara intens pesan dan informasi dikemas dengan intens, masif dan daya jangkau yang luas sebagai alat untuk mengkonstruksi realitas sosial, membentuk persepsi dan orientasi publik atas peristiwa-peristiwa politik.
Berbagai informasi kerap ditransmisikan tanpa mengalami proses verifikasi dalam kaidah-kaidah jurnalistik yang benar. Bahkan, transmisi informasi melalui media sosial dapat menjadi kegiatan yang bersifat individual dengan sasaran yang massal, baik melalui jejaring virtual yang kredibel, sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, maupun yang bersifat anonim dan tidak bisa divalidasi kredibilitasnya. Dalam konteks itu, situasi politik memperlihatkan bahwa media sosial maupun media konvensional lainnya seringkali digunakan sebagai alat kampanye, bahkan kampanye negatif dan kampanye hitam. Isu ditebar dengan tujuan menciptakan teror psikologis dan kegelisahan massa.
Saya percaya, bahwa peran media di Kota Ambon ataupun Maluku secara umum membaik sampai saat ini. Kedepannya supaya lebih terintegrasi lagi dan lebih profesional demi kemajuan Maluku. Orang Ambon ini cerdas mereka bisa melihat. Semakin kamu menyerang orang lain, maka orang akan berempati. Jadi saya tidak suka dengan cara-cara hitam.
Bagaimana strategi agar masyarakat Ambon ini lebih mengenal anda jelang Pilkada Kota Ambon.
Strateginya, cukup dengan saya melakukan perbuatan baik, tunjukan kinerja. Mutiara itu mau dibuang kemana saja tetap mutiara. Mau dihujat, kebenaran akan muncul pada waktunya. Dan saya sangat yakin itu.
Sejauh ini berapa parpol yang sudah fiks merekomendasikan kepercayaan kepada anda maju di Pilkada Kota Ambon
Saya tidak mau sesumbar, tapi mohon maaf saya tidak mau mendahului sebelum ada fisik di tangan saya. Tapi hampir pasti 4 parpol siap komitmen dengan saya.
Siapapun yang akan menjadi walikota yang akan datang pasti berhadapan dengan kasus-kasus yang sifatnya konvensional maupun kasus-kasus yang boleh dikatakan spesifik, akibat munculnya berbagai fenomena maupun berbagai kenyataan hidup dalam masyarakat Kota Ambon yang sangat heterogen. Hal ini terkait erat dengan latar belakang pendidikan, budaya, agama, suku, etnis yang membentuk karakter individu maupun kelompok. Jika anda terpilih sebagai Walikota Ambon bagaimana anda menghadapi situasi kota seperti itu dan solusinya.
Tidak ada pemimpin yang sempurna. Tidak ada seorang pemimpin juga yang bekerja sendiri. Ambon sebagai ibukota provinsi yang didalamnya terdapat beragam corak kehidupan masyarakat yang heterogen, saya kira pemimpin itu tidak boleh terlalu lemah tapi juga tidak boleh terlalu tegas. Artinya apa, dua diksi ini harus dipadukan untuk kemudian mencari solusi terbaik. Tegas harus juga disertai solusi. Misalnya, menata pedagang di pasar harus tegas tetapi harus ada solusi buat mereka sehingga tidak terkesan tegas tapi kemudian mengabaikan. Saya mau tegaskan disini, saya tidak bermimpi maju jadi Walikota Ambon untuk (kata orang Ambon bergagah-gagahan). Saya maju jadi Walikota Ambon ini untuk bagaimana membangun Ambon lebih baik lagi.
Tidak semua pemimpin itu mampu menjalankan visi dan misinya atau tidak semua calon kepala daerah itu sukses mengakomodir visi dan misinya ketika terpilih. Saat kampanye banyak janji bagi rakyat. Ketika sudah duduk di kursi menjalankan amanat rakyat itu kadang lupa dengan janji-janjinya. Harapan kami, ketika anda dipercayakan masyarakat Kota Ambon, jadilah pemimpin yang berakhlak dan berpihak kepada masyarakat.
Dari kacamata iman saya pemimpin itu adalah wakil Allah di dunia. Tidak ada satu pemimpin yang tidak bersal dari Allah. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemimpin harus jujur. Tidak boleh menggunakan cara-cara kotor untuk menghujat, menjelekkan, memfitnah atau bahkan membuat berita-berita hoaks. Itu tidak baik. Ingat Tuhan lihat hati. Saya mau memimpin Ambon ini dengan hati. Kalau saya niat jahat ke orang lain, saya minta Tuhan tegur saya. (*)
Tinggalkan Balasan