Rehabilitasi Mes Maluku Hampir Rampung
AMBON, Siwalimanews – Pemprov Maluku memastikan proses perbaikan atau rehabilitasi terhadap Mes Maluku sudah hampir rampung.
Perbaikan dilakukan sejak beberapa bulan lalu ini dilakukan oleh salah satu kontraktor lokal asal Maluku yang memiliki pengalaman di bidang jasa konstruksi.
“Jadi perbaikan terus kita lakukan dan sudah hampir selesai,” jelas Sekda Maluku Kasrul Selang kepada Siwalima di Kantor Gubernur Maluku, Selasa (31/3).
Ia menjelaskan, setelah proses rehabilitasi Mes Maluku selesai, maka Pemprov Maluku akan menyiapkan operator atau pengelolanya.
“Jadi untuk pengelola atau operator Mes Maluku sementara dalam proses pelelangan,” terang sekda.
Baca Juga: Ketua Gugus Tugas akan Diambil Alih GubernurPemerintah menurutnya, sedikit terkendala karena saat ini sementara konsentrasi menyelesaikan penyebaran virus corona.
Sebenarnya, tidak ada masalah dengan pelelangan operator tetapi konsentrasi kita semua tertuju pada penyelesaian virus corona.
Ia menambahkan, proses lelang untuk operator tetap berjalan sampai saat ini.
Segera Umumkan
Dalam waktu dekat masyarakat Maluku akan mengetahui siapa pengelola Mess Maluku di Jakarta. Gedung yang beralamat di Jalan Kebon Kacang Raya, Nomor 20 Jakarta Pusat itu pengelolaannya kini masuk tahap pelelangan.
“Jadi proses lelang sudah hampir selesai tidak lama lagi kita akan umumkan pemenang,” jelas Sekda Maluku, Kasrul Se-lang kepada wartawan usai membuka Forum OPD Dinas Ketahanan Pangan Maluku di Gedung PKK Maluku, Jumat (28/2).
Menuruntnya, proses lelang sudah dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Maluku. “Lelang sementara jalan, tunggu saja, kalau sudah kita umumkan pemenangnya,” ujar Selang.
Betaubun Siap Kelola Mess
Sebelumnya Direktur Utama PT Aguarius Clarisa Pratama, Alfred Betaubun menyatakan kesiapannya untuk mengelola Mes Maluku, yang berada di Jalan Kebon Kacang Raya, Nomor 20 Jakarta Pusat.
“Saya siap untuk mengelola Mes Maluku, karena kita juga punya pengalaman dalam mengoperasikan dua hotel,” jelas Betabunun kepada wartawan di Ambon, Sabtu (18/1).
Saat ini, kata dia, masih dalam tahap diskusi dan jika proses lelang dibuka, PT Aguarius Clarisa Pratama akan bersedia untuk mengikuti lelang tersebut. “Prinsipnya, kita bersedia karena ini bisnis maka kita juga harus mengikuti prosedur yang berlaku,” ujarnya.
Pintu Tertutup
Upaya lobi PT Reshijaya Mulia Cipta untuk kembali mengelola Mess Malaku di Jakarta gagal. Pintu Pemprov Maluku sudah tertutup bagi perusahaan milik ipar mantan Gubernur, Said Assagaff ini.
Gubernur Maluku, Murad Ismail menegaskan, PT Reshijaya Mulia Cipta tidak memiliki itikad baik untuk membayar hutang. Pihaknya akan mengambil langkah hukum, kalau tidak membayar.
“Kalau mereka tidak bayar kita tetap ambil langkah hukum, ka-rena semua ada turan mainnya, kita tidak akan jatuh ke lobang yang sama,” tandas gubernur kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (4/11).
Gubernur mengakui, pemprov sudah menerima surat dari PT Reshijaya Mulia Cipta yang meminta untuk kembali mengelola Mes Maluku. Namun ia dengan tegas menolak.
“Kemarin mereka menyurat, mereka mau mengelola lagi, tapi saya sudah tidak mau, biarkan aja mereka karena sudah tidak mau membayar hutang,” ujarnya.
Gubernur mengungkapkan, pemprov akan mencari pengelola yang baru untuk mengelola Mes Maluku dengan baik.
“Kita akan cari orang untuk bangun Mes Maluku, karena ada rencana cari investor yang mengelola lebih baik, ya nanti kita lihat,” ujar gubernur.
Saat dikelola PT Reshijaya Mulia Cipta kata gubernur, Mes Maluku bukannya tambah baik, tapi tambah rusak.
“Mereka mengelola mes bukanya dikelola tambah hari tambah bagus, Mes Maluku paling rusak. Saya datang lihat sendiri dan saya bilang berhenti. Tikus semua sudah masuk, ancor semua itu di bar tender,” tegasnya.
Karena itu, pintu tertutup bagi PT Reshijaya Mulia Cipta. Pemprov akan mencari pengelola yang baru. “Kita tidak mau jatuh ke lobang yang sama,” tegas gubernur lagi.
Sebelumnya kalangan DPRD Maluku juga menolak jika PT. Reshijaya Mulia Cipta mengelola kembali Mes Maluku. Mereka menilai, perusahaan ini tidak unya itikad baik untuk membayar hutang pengelolaan Mes Maluku sebesar Rp 1,2 miliar.
PT Reshijaya Mulia Cipta sudah gagal mengelola Mes Maluku, sehingga berdampak pada hutang yang begitu banyak. Karena itu, tidak layak perusahaan ini diberikan kesempatan lagi. (S-39)
Tinggalkan Balasan