AMBON, Siwalimanews – Konsul-Jenderal Australia Brownwyn Robbins mengharapkan, program kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas, dimana tidak ada satupun yang tertinggal dalam pembangunan, dan lebih banyak kelompok marjinal berpartisipasi dalam pembangunan, serta mendapat manfaat dari pembangunan di bidang sosial budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Harapan ini disampaikannya dalam acara peluncuran Program INKLUSI-Yayasan BaKTI di Hotel Melia Makassar, Jumat (10/6).

Program INKLUSI adalah satu dari upaya penghapusan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok rentan dan minoritas demi pembangunan yang inklusif.

Program INKLUSI akan diimplementasi di Indonesia oleh delapan mitra nasional hingga tahun 2028. Yayasan BaKTI  sebagai salah satu mitra nasional Program INKLUSI, akan berfokus pada penghapusan kekerasan yang didasarkan pada kondisi kekerasan terhadap perempuan, pemenuhan hak disabilitas, dan kelompok rentan dan marjinal.

Direktur Yayasan BaKTI Muhammad Yusran Laitupa menyebutkan, Kabupaten Maros, Kota Parepare, Kabupaten Tana Toraja, Kota Kendari, Kabupaten Lombok Timur, Kota Ambon, dan Kabupaten Kupang adalah lokasi dimana Program INKLUSI akan dikerjakan oleh Yayasan BaKTI bersama enam mitranya.

Baca Juga: Pemda Tambah 4 Kampung KB di MBD

“Kolaborasi merupakan pendorong utama dari tercapainya berbagai tujuan pembangunan. Oleh karena itu dalam melaksanakan Program INKLUSI ini, Yayasan BaKTI berkolaborasi bersama mitra-mitra LSM di wilayah kerja program”, ujarnya.

Diungkapkan, diskriminasi dan kekerasan berlapis sering dialami oleh perempuan, anak, dan disabilitas. Jika seorang perempuan dewasa mengalami kekerasan dan diskriminasi, maka dia hanya mengalaminya sebagai perempuan. Demikian juga jika seorang anak laki-laki yang mengalami kekerasan dan diskriminasi, maka dia mengalaminya sebagai anak. Namun berbeda jika seorang perempuan penyandang disabilitas atau seorang anak perempuan penyandang disabilitas yang mengalami kekerasan dan diskriminasi.

Diperlukan upaya  bersama dalam pembangunan untuk menghapuskan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok rentan dan minoritas, menghubungkan dan membuka akses layanan pemerintah, mendorong dan memperkuat keberdayaan masyarakat untuk mengadvokasi hak-haknya sebagai warga negara.

Ditambahkan, program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) adalah satu dari upaya penghapusan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok rentan dan minoritas demi pembangunan yang inklusif.

“Dalam pelaksanaan program, Yayasan BaKTI dan mitra lokal di masing-masing wilayah, akan membangun kemitraan dan kerjasama empat stakeholder kunci, yaitu DPRD, OPD terkait, media massa melalui forum media, dan kelompok masyarakat marginal dan rentan dan disabilitas melalui kelompok konstituen pada tingkat desa/kelurahan,” ujarnya.

Peluncuran Program INKLUSI Yayasan BaKTI dihadiri dan dibuka oleh Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang. Acara ini juga dihadiri oleh Team Leader INKLUSI-Cowater Erin Anderson dan perwakilan dari enam mitra Yayasan BaKTI. (S-05)