AMBON, Siwalimanews – Polisi meringkus lima orang yang diduga sebagai provokator dan pembawa senjata tajam, serta penyebar berita bohong di Kota Tual.

Polisi meyakini kelimanya adalah aktor pemicu bentrok antara dua kelompok pemuda yang terjadi di Kota Tual.

Penangkapan itu dilakukan oleh tim gabungan Polres Kota Tual dan Dires­krimum Polda Maluku pada dua hari berbeda.

Awalnya tim Polres Tual menangkap dua tersangka yaitu J dan M, Kamis (2/2). J diamankan di depan Pendopo Wa­likota Tual, sementara M diamankan kawasan Tanah Putih.

Keduanya yang sudah dijadikan ter­sangka, dinilai sebagai provokator yang memprovokasi massa di dua tempat ter­sebut. Selain itu, keduanya juga di­amankan karena membawa senjata tajam.

Baca Juga: Pengusaha Keramba Dituding Miliki Surat Palsu

Sehari kemudian, tim Reskrimum Polda Maluku meringkus tiga pelaku yang kemudian dijadikan tersangka, masing-masing MTR, ABS dan ZBN.

Direktur Reskrimum Polda Maluku Kombes Andry Iskandar dalam ketera­ngan menyebutkan, ZBN adalah ter­sangka pertama yang diringkus. Ia diamankan selepas shalat Jumat (3/2).

“Dalam penangkapan pertama ini yang bersangkutan mengaku hanya meneruskan pesan hoax tersebut, se­hingga kembali kita kembangkan untuk pelaku yang lain,” jelas Iskandar yang didampingi Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoi­rat dan Kapolres Tual AKBP Pra­yudha Widiatmoko di Mapolres Tual, Sabtu (4/2).

Dari hasil pengembangan, lanjut dia, polisi kemudian mengamankan MTR dan ABS. Belakangan MTR diketahui bertindak sebagai orang yang merekam dan menyebar infor­masi bohong itu melalui grup whats­app. Selanjutnya pesan hoax itu juga ikut disebar oleh ABS.

“Kita juga sudah mengamankan 3 barang bukti handphone yang kita sita dari para tersangka dan sudah kita gelarkan. Selanjutnya kita laku­kan penyidikan,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolres Tual Pra­yudha Widiatmoko, juga menyam­paikan, telah melakukan berbagai upaya untuk menghalangi bentro­kan atau kontak fisik agar tidak terjadi.

Kaitannya dengan bentrok susu­lan Kapolres mengaku pihaknya telah mengamankan dua orang war­ga yang dianggap sebagai provo­kator dan kedapatan membawa sen­jata tajam.

“Dua tersangka ini dinilai sebagai provokator yang memprovokasi massa di dua tempat tersebut. Ke­duanya juga diamankan karena membawa senjata tajam. Karena jumlah masa yang terlalu banyak dan jumlah personil terbatas ditam­bah kita harus membubarkan massa sehingga, hanya beberapa yang ber­hasil kita amankan tersebut,” je­lasnya.

Untuk tiga tersangka ini. Tambah Kabid, Minggu (5/2) sore telah dibe­rangktkan ke Ambon dan menjadi tahanan Polda Maluku untuk proses hukum lebih lanjut.

Situasi Kondusif

Di tempat yang sama, Kabid Hu­mas Polda Maluku Kombes Roem Ohoirat, menyampaikan situasi di Kota Tual pasca konflik saat ini sudah kondusif.

“Perlu kami jelaskan sejak hari Kamis siang sampai dengan saat ini situasi sudah normal,” jelasnya.

Juru bicara Polda Maluku ini juga mengaku pada hari Kamis (2/2), warga sempat mengungsi di kawa­san Lanal Tual dan beberapa tempat yang dianggap aman di Kota Tual. Namun sampai dengan Sabtu (4/2) pagi, sebagian besar warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Sebagian besar dari pengungsi itu sudah kembali karena memang rumah-rumah mereka sebagian besar tidak mengalami kerusakan. Me­mang ada rumah yang mengalami kerusakan dan terbakar, dan mereka ini yang sampai saat ini masih me­ngungsi. Sementara sebagian besar­nya sudah kembali,” tambahnya.

Terkait dengan kerusakan rumah warga, Ohoirat mengaku, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif telah mendorong Pemerintah Daerah untuk menetapkan status Penanga­nan Konflik Sosial sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 7 Tahun 2012 tentang pena­nganan konflik sosial.

Kata dia, situasi di Kota Tual saat ini telah kondusif, dan masyarakat sudah melalui aktivitas seperti biasanya.

“Dan status penanganan konflik sosial sudah ditetapkan oleh Pemda kemarin. Sekali lagi saya ingin me­nyampaikan  bahwa situasi Kamtib­mas di Kota Tual sudah kondusif, sudah normal dan aktivitas mas­yarakat sudah berjalan seperti biasa,”tutupnya.

Ditinjau Kapolda 

Kepala Kepolisian Daerah Malu­ku, Irjen Lotharia Latif, meninjau langsung situasi kamtibmas di Kota Tual, Jumat (3/2).

Dalam kunjungan itu Kapolda didampingi Kabinda Maluku, Karo Ops Polda Maluku, Kabid Humas, Dansat Brimob, Direktur Intelkam Polda Maluku, As Intel Kodam XVI Pattimura dan As Intel Lantamal IX Ambon.

Hasil peninjauan, situasi kam­tibmas disana berangsur kondusif, aktivitas masyarakat saat ini juga sudah normal pasca bentrok antar pemuda yang terjadi terakhir pada Kamis (2/2) kemarin.

“Hari ini bapak Kapolda meninjau langsung situasi kamtibmas di Kota Tual. Dan terpantau saat ini aktivitas masyarakat di sini (Tual) sudah normal,” kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat da­lam rilisnya yang diterima Siwalima, Jumat (3/2).

Dikatakan, selain memantau situasi kamtibmas, Kapolda yang didampingi sejumlah pejabat utama Polda Maluku langsung menuju Markas Polres Tual.

“Saat tiba tadi bapak Kapolda dan rombongan langsung menuju Polres Tual untuk dilakukan rapat internal terkait perkembangan penanganan situasi kamtibmas pasca bentrok yang terjadi antara pemuda,” ung­kap Ohoirat.

Rapat internal yang dilaksanakan di Mapolres Tual terkait perkem­bangan penanganan bentrok antar pemuda, dihadiri Kapolres, dan juga Dandim Tual.

“Rapat tadi bapak Kapolda men­dengar paparan dari Kapolres terkait situasi kamtibmas. Dan memang dari kemarin (Kamis) siang situasi sudah kondusif, dan aktivitas masyarakat sampai hari ini sudah berjalan seperti biasa,” tambah Ohoirat.

Usai rapat, Kapolda dan rombo­ngan juga meninjau Rumah Sakit Maren Kota Tual. Ia melihat para korban yang sementara mendapat pe­nanganan medis.

“Jadi situasi kamtibmas di Tual sudah kondusif dan aktivitas mas­yarakat sudah berjalan seperti bia­sa,” tandasnya.

Isu Hoax

Banyak isu hoax dan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan beredar dan diduga melatarbe­laka­ngi bentrokan yang terjadi di Kota Tual selama beberapa hari bela­kangan.

Salah satu isu yang beredar yakni, soal adanya pembakaran salah satu tempat Ibadah yakni Mushola  dalam insiden yang terjadi.

Namun isu tersebut dibantah Pol­da Maluku. Melalui juru bicaranya, Kombes Roem Ohoirat, Polda me­mastikam isu tersebut adalah Hoax alias infomasi bohong.

“Ada isu Musolah yang dibakar, Saya pastikan itu tidak benar, sudah ada klarifikasi dari Kemenag dan Polres Tual bahwa Musolah yang diinformasikan terbakar masih utuh,” tegas Ohoirat.

Perwira Polisi berdarah Kei yang juga pernah menjabat Kapolres Tual ini, kembali menghimbau masyarakat untuk mengkonfirmasi dan menya­ring segala informasi yang beredar, agar tidak menjadi isu yang menye­satkan dan memacah belah persau­daraan di Kota Tual.yang kental dengan slogan persaudaraan ‘Ain ni Ain’.

“Kami himbau masyarakat agar tidak terprovokasi, apapun infor­masi yang diperoleh kita saring dan konfimasi kebenarannya,” pintanya.

Tangkap Pelaku

Pasca bentrok Tual antara pemuda kompleks Banda Eli dan Kompleks Yarter, kembali pecah, Kamis (2/2),

Kapolda Lotharia Latif meme­rintahkan jajarannya untuk menge­jar dan menangkap pemicu bentrok.

Menurut Kapolda, penegakan hukum untuk bentrokan yang terjadi di Kota Tual tak hanya berakhir di 7 pelaku yang awalnya didiamankan polisi, namun aparat kepolisian tengah mengejar pelaku lain yang menjadi pemicu bentrok susulan.

Bentrok yang kembali terjadi menyebabkan sejumlah korban luka berjatuhan.

Tercatat dalam insiden Kamis pagi, 20 orang harus dirawat intensif akibat terkena benda tajam berupa panah, senapan angin maupun ben­da tumpul berupa batu.

Dalam bentrokan susulan ini sejumlah ruas jalan di Kota Tual juga diblokade massa dengan batang pohon yang sengaja ditumbangkan.

“Sangat kami sayangkan sudah sempat reda kembali pecah pagi tadi yang mengakibatkan jatuhnya kor­ban luka,” jelas Roem Ohoirat kepada wartawan, Kamis (2/2).

Menurutnya, berdasarkan data dari RS Tual, hingga saat ini korban luka yang dirawat di RS Tual akibat bentrok berjumlah 33 orang.

“Total korban luka dari kemarin sampai hari ini berjumlah 33 orang, dimana 5 diantaranya adalah ang­gota Polri termasuk Kabag Ops Polres Tual, Kompol Arsad Rengur dan Danton Dalmas,”pungkasnya.

Untuk mencegah bentrok semakin meluas, penguatan personil dilaku­kan. Tercatat bantuan datang dari Sabraha dan Brimob Polda Maluku, satuan 733 TNI serta Brimob Aru.

“Terkait pengamanan kemarin Brimob dari Kei Besar sebanyak 30 orang sudah masuk Tual,  kemudian hari ini dari 733 sebanyak 70 personil, sementara dalam perjalanan 1 Platon Brimob dari Aru dan 2 platon yakni 1 platon Brimob dan Sabhara dari Polda Maluku,” ungkapnya.

Ajakan Damai

Terpisah, Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun meminta masyarakat Kota Tual untuk men­jaga perdamaian dan jangan ter­pancing isu-isu yang sengaja dise­barkan pihak yang tidak bertang­gungjawab.

“Kita minta warga Kota Tual untuk tidak mudah terprovokasi, karena situasi seperti ini dapat dimanfa­atkan oleh orang yang tidak berta­nggung jawab, untuk mulai melan­carkan aksi dengan membangkitkan emosi dengan isu-isu yang tidak bermartabat,” pinta Watubun saat diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (2/2) merespon bentrok di Tual yang kembali terjadi.

Dikatakan, sudah saatnya seluruh masyarakat kembali kepada pesan orang tua dan leluhur bahwa, per­saudaraan dan kerukunan yang sejati dalam falsafah orang Kei, Ain Ni Ain, yang harus dipegang teguh dan menjadi sandaran bagi masya­rakat Kei dimana saja berada dan khu­susnya yang berada di Kota Tual.

“Hira mehe, yanan ubun it besa. Itu yang menjadi pengikat kita, saya berharap bahwa kita menjaga harkat dan martabat kehidupan sosial dan saling mendukung di antara kita semua, untuk pembangunan di kota Tual yang jauh lebih baik,” kata mantan Ketua Fraksi PDIP di DPRD Maluku itu.

Watubun meminta, Kapolda Irjen Lotharia Latief bersama jajaran agar dapat menangkap dan memproses para provokator, juga para pelaku yang memicu sehingga terjadi konflik antar warga sebab hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.

Sebagai Ketua DPRD, tambahnya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan forkopimda, Kapolda dan jajarannya guna melakukan berbagai langkah antisipatif yang telah dida­hului dengan mengirimkan pasukan dan aparat ke daerah untuk men­cegah konflik ini agar tidak meluas.

Watubun juga meminta seluruh Stakeholder Pemerintahan, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda agar lebih proaktif menga­gungkan narasi damai guna mence­gah petensi terjadinya konflik yang berkepanjangan.

“Kami juga mengajak seluruh elemen pemuda masyarakat, pagu­yuban, para tokoh agama, tokoh adat, ratt, orang Kay, Soa, pemuka adat lainnya mari bahu membahu untuk mendukung apa yang dilaku­kan oleh Kapolda, Pangdam, Wali­kota beserta jajarannya,” pintanya.

Watubun menambahkan,  penga­laman telah membuktikan dalam konflik tidak ada yang diuntungkan, karena masyarakat yang menjadi korban sedangkan provokator yang diuntungkan.

Olehnya, semua masyarakat harus bersatu dan menghindari apa yang sudah terjadi, karena provokasi itu hanya sesaat dan merusak seluruh tatanan kehidupan masyarakat adat di tanah Kei.(S-10)