Polisi: Miras & Balap Liar Jadi Penyebab Nyaris Bentrok di Trikora
AMBON, Siwalimanews – Bentrokan nyaris pecah antara dua kelompok pemuda yang berkerumun di sekitar Tugu Trikora, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Kejadian tersebut terjadi Minggu (12/1) dini hari, sekitar pukul 01.30 WIT.
Menurut polisi, kejadian bermula dari kerumunan pemuda yang diduga mengkonsumsi miras dan terlibat balap liar, sehingga terjadi saling singgung, hingga adu mulut, sebelum akhirnya saling lempar menggunakan batu.
Aparat gabungan TNI-Polri yang diturunkan untuk meredam bentrok, nyaris tak bisa mengendalikan situasi.
Kedua kelompok bersikeras sehingga membuat aparat harus mengeluarkan tembakan peringatan hingga gas air mata untuk membubarkan konsentrasi massa.
Baca Juga: Rabu, Wapres Kunjungi AmbonSekitar pukul 06.00 WIT, akhirnya kedua kelompok massa berhasil dipukul mundur dan membubarkan diri.
Kepada wartawan, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, Kombes Driyano Andri Ibrahim usai melakukan pertemuan dengan tokoh agama di Mapolresta Ambon, Minggu (12/1) siang menjelaskan, penyebab bentrokan pemuda diduga dipicu miras dan balap liar.
“Bermula dari kerumunan pemuda yang diduga mengkonsumsi miras dan terlibat balap liar, sehingga terjadi saling singgung hingga adu mulut sebelum akhirnya saling lempar menggunakan batu,” ujar Kapolresta.
Menurut dia, pasca kejadian personel gabungan dikerahkan untuk membubarkan massa.
“Sampai saat ini situasi terpantau kondusif namun aparat keamanan masih terlihat berjaga di sekitar TKP untuk mengantisipasi adanya bentrok susulan. Saat ini situasi sudah kondusif, aktivitas sudah normal, anggota juga masih berjaga,” tandasnya.
Kapolresta mengatakan sementara melakukan investigasi termasuk mengambil keterangan sejumlah saksi, terkait data korban luka, termasuk bangunan dan kendaraan.
“Sementara kita datakan untuk korban luka termasuk bangunan dan kendaraan, kita juga sudah mengambil keterangan dari sejumlah saksi,” ujarnya.
Dikatakan, untuk mencegah hal tersebut kembali terjadi, pihaknya akan mengintensifkan patroli malam termasuk mendirikan pos pengamanan.
Ungkap Pelaku
Kapolresta juga mengatakan, aparat kepolisian sedang berupaya mengusut tuntas penyebab awal sehingga terjadi bentrok di Tugu Trikora, termasuk para pelaku penganiayaan dan pengrusakan sejumlah bangunan dan kendaraan dalam insiden tersebut.
Hal ini diungkapkan Kapolresta usai melakukan pertemuan dengan tokoh agama di Mapolresta Ambon, Minggu (12/1) siang.
Menurutnya pihaknya sementara melakukan pendalaman dan pengumpulan bukti bukti yang memperkuat tindakan tersebut. “Kita sementara melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku yang terlibat dalam penganiayaan maupun pengrusakan dalam kejadian semalam. Dalam hal ini kita di Back up Ditkrimum Polda Maluku,” ujar Kapolresta.
Selain mencari para pelaku yang menjadi pemicu awal bentrok, Kapolresta mengatakan dari hasil pertemuan dengan para tokoh agama, pihaknya akan kembali mendirikan pos terpadu di sejumlah titik titik yang di anggap rawan di wilayah Kota Ambon.
“Kita akan dirikan kembali pos terpadu disejumlah titik rawan di Kota Ambon, yang ditempati personel Polresta Ambon, Polda Maluku serta rekan-rekan dari TNI. Kita juga akan intensifkan patroli gabungan besar-besaran dengan sasaran orang mabuk mabukan, balap liar dan lain sebagainya yang berpotensi memicu ganguan kamtibmas,” tegasnya.
Kapolresta menghimbau masyarakat Kota Ambon agar tidak terprovokasi akan isu-isu yang merugikan, yang dapat memperkeruh keadaan serta menyerahkan pengamanan ke pihak keamanan.
“Saya minta masyarakat tidak terprovokasi, Ini murni tindak pidana yang saat ini sementara diselidiki, stop hoax dan ujaran kebencian yang memecah belah persatuan dan kesatuan, mari wujudkan Ambon damai par katong samua,” imbaunya.
Usut Tuntas
Ketua DPRD DPRD Maluku Benhur George Watubun menyayangkan kejadian bentrok antar dua kelompok pemuda yang terjadi di seputaran tugu Trikora.
Dikatakan bentrok antara dua kelompok pemuda tersebut mestinya tidak boleh terjadi ditengah upaya merawat kedamaian di Maluku. ”Insiden seperti ini tidak mesti harus terjadi,” ungkap Benhur kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (12/1).
Menurutnya, upaya merawat perdamaian, mestinya didukung oleh semua elemen masyarakat termasuk kelompok-kelompok pemuda di Maluku. ”Namun jika insiden ini telah terjadi maka aparat kepolisian sudah harus bergerak cepat untuk menyelesaikan persoalan ini termasuk mengusut dalam dari bentrok antar kelompok pemuda tersebut.
“Siapapun yang diduga menjadi dalam dengan sengaja melakukan provokasi harus diusut tuntas dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
“Saya berharap Kapolda bersikap tegas menindak orang-orang tidak bertanggung jawab yang sengaja merusak dan memanfatkan situasi ini,” tegasnya.
Benhur menegaskan perdamaian di bumi Maluku mahal harganya maka siapapun yang dengan tujuan terselubung sengaja memainkan isu untuk merusak perdamaian harus mendapatkan tindakan tegas.
Politisi PDIP Maluku ini pun menghimbau seluruh elemen masyarakat di Maluku termasuk kota Ambon agar mengedepankan semangat hidup orang basudara dan tidak terprovokasi dengan isu murahan yang sengaja dimainkan.
“Saya menghimbau masyarakat agar jangan terprovokasi dengan hasutan-hasutan yang tidak bertanggung jawab,” harap Benhur.
Kecaman GAMKI
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Maluku mengecam dengan keras bentrok dua kelompok pemuda yang terjadi Tugu Trikora. Kecaman ini disampaikan Ketua GAMKI Maluku, Semuel P Ritiauw kepada Siwalima, Minggu (12/1), menyikapi konflik antar dua kelompok pemuda yang cukup meresahkan masyarakat Kota Ambon itu.
Dia mengatakan, seharusnya bentrok tidak terjadi hingga nyaris mengganggu waktu ibadah umat Kristen di Kota Ambon.
Menurutnya, akar konflik antar dua kelompok pemuda itu persoalannya mulai dari balap liar dan miras, hal ini bukan sesuatu yang baru di Kota Ambon.
”Balap liar ini kan bukan masalah yang baru. Seharusnya aparat kepolisian jeli dan siap bukan menunggu peristiwa baru penanganan. Ini kan rancu,” ungkapnya.
Ia menyesalkan peristiwa tersebut lantaran nyaris berimbas kepada ketentraman masyarakat di Kota Ambon.
“GAMKI Maluku sangat sesali peristiwa itu. Kami bersyukur meskipun ada provokator yang mencoba mengganggu dan bermain, tapi puji Tuhan masyarakat Kota Ambon tidak terpancing dan terprovokasi. Berkonflik tapi jangan sampai mengganggu rumah ibadah itu salah,” kata Ritiauw.
Kecam Polisi
GAMKI juga mengecam tindakan aparat kepolisian yang terkesan lamban menangani bentrok antar dua kelompok pemuda Minggu (12/1) dini hari.
Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan diminta lebih tegas menangani konflik-konflik antar pemuda baik di Kota Ambon maupun di Maluku secara umum.
Pasalnya, sebagai daerah eks konflik seharusnya Polda Maluku dan Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease tanggap dengan cepat.
“Persoalan ini juga kami pressure ke pihak kepolsian baik Polda Maluku maupun Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease. Penanganan harus cepat sehingga tidak berimbas,” himbau Ritiauw.
Di sisi lain, Ritiauw meminta pihak kepolisian serius menangani balap liar. Sebab katanya, balap liar dilakoni oleh anak-anak sekolah yang notabane belum mengantongi SIM.
“Kalaupun ada yang sudah mengantongi SIM, tapi setidaknya polisi harus patroli rutin. Kasus Tugu Trikora tidak bisa dianggap sepele. Dan kedepan diharapkan polisi tanggap dan cepat. Ini menjadi warning bagi aparat kepolsian,” tandas Ritiauw.
Bertanggung Jawab
Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan harus bertanggung jawab atas kekisruhan antara dua kelompok pemuda di Tugu Trikora. Pasalnya, Kapolda Maluku sebagai pimpinan kepolisian di daerah ini dinilai lamban melaksanakan tugasnya dengan baik. Padahal sebagai lembaga pengayom mestinya pihak kepolisian gerak cepat untuk menghentikan kekisruhan yang terjadi.
“Kapolda Maluku yang harus bertanggung jawab. Sebagai pimpinan tertinggi kepolisian di daerah ini dirinya lambat mengatasi persoalan tersebut. Yang terjadi bahkan di depan matanya. Untung hal ini tak berimbas ke kelompok yang lebih besar,” ungkap Praktisi Hukum Anthony Hatane kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (12/1).
Mengapa demikian, tambah Hatane, pihak kepolisian lambat dalam mengantisipasi kisruh yang terjadi. “Untung saja cuma dua kelompok kecil. Kalau kelompok besar maka kepolisian tiba mungkin segala sesuatu yang tak diinginkan sudah terjadi. Ini juga menjadi catatan penting untuk Kapolda dan anak buahnya yakni Polresta hingga Polsek selalu siap siaga, jika perlu setiap saat patroli malam untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi,” tandas Hatane
Siap Siaga
Terpisah, praktisi hukum, Henry Lusikooy mengatakan pihak kepolisian harus selalu siap siaga. Kota Ambon sekarang telah kembali pulih dari gejolak dulu yang menyayat hati, sehingga penanganan perkara seperti kisruh ini jangan lagi dibiarkan. Hukum dan tindak tegas siapapun yang coba coba untuk membuat kekisruhan.
“Polda Maluku sejujurnya sangat lambat untuk tangani persoalan di Trikora semalam. Padahal dari berbagai informasi itu setiap malam minggu di lokasi tersebut itu ada kelompok-kelompok yang selalu miras dan balap liar. Mestinya dari awal diantisipasi. Sejatinya karena lambat sehingga terjadi bentrok tersebut,” ujarnya.
Dia meminta, semua warga Maluku untuk tidak terprovokasi biarkan penanganan kasus bentrok pemuda ini ditangani pihak kepolisian.
Dia juga meminta agar pihak kepolisian lebih tingkatkan patroli, sehingga tidak lagi terjadi kasus-kasus seperti ini yang merembek lebih jauh.
Tindak Tegas
Akademisi Hukum Unidar, Rauf Pellu juga menyayangkan bentrok antar pemuda terjadi. Karena itu dia meminta agar aparat kepolisian lebih meningkatkan partoli dan pengawalan pada wilayah-wilayah yang dianggap rawan.
Wilayah ini kan rawan, mestinya ada pos pengamanan tetap disitu, apalagi setiap malam minggu ada balap liar, ada miras, makanya sudah harus tepatkan pos pengamanan di wilayah itu,” pintanya saat diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Minggu (11/1).
Pellu mendukung aparat kepolisian baik Polda Maluku maupun jajarannya untuk mengusut pelaku pemicu bentrok hingga tuntas supaya ada efek jera, selain itu tetap meningkatkan pengamanan. ”Pelaku harus diusut sampai tuntas, supaya ada efek jera dan jangan lagi ada kejadian-kejadian seperti ini, polisi harus bergerak cepat pos pengamanan harus ada di wilayah Trikora,” pintanya.
Jaga Kamtibmas
Sementara itu, Ketua DPD GMNI Maluku, Alberthus YR Pormes dalam rilisnya kepada Siwalima, Minggu (12/1), menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Sejarah kelam masa lalu harus kita tinggalkan. Mari kita songsong masa depan Maluku yang lebih baik dengan menciptakan suasana damai, tentram, dan kondusif. Hubungan pela gandong antar sesama anak muda di Maluku, khususnya di Kota Ambon, harus terus dirajut agar ikatan historis orang Basudara tetap terjaga,” ujarnya.
Alberthus mengingatkan semua pihak untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan. Ia juga menekankan peran penting tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga kebersamaan dalam bingkai orang basudara.
“Kami berharap masyarakat mempercayakan sepenuhnya penanganan keamanan kepada jajaran Polri, khususnya Polda Maluku, yang terus berupaya menjaga Kamtibmas secara bersama-sama. Konflik hanya akan merugikan kita semua, dan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga kedamaian,” tambahnya.
GMNI Maluku mengajak masyarakat Maluku untuk tetap menjaga solidaritas dan memperkuat ikatan persaudaraan demi terciptanya kenyamanan dan kesejahteraan bersama. “Maluku damai adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Alberthus. (S-10/S-20/S-26/S-25)
Tinggalkan Balasan