AMBON, Siwalimanews – Polisi kini sudah mengan­tongi identitas pelaku pe­-nem­bakan Jacub Tutuha­tunewa, warga Siri Sori Amalatu, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Malteng.

Setelah melalui proses penyeli­dikan, polisi menemukan titik te­rang pelaku berinisial “DS” yang diduga berasal dari negeri tetangga.

Meskipun begitu, polisi tidak mau buru-buru menangkap yang bersangkutan. Bukti-bukti  masih terus dikumpulkan untuk menjerat pelaku. Salah satunya dengan meminta keterangan dari istri DS.

Informasi yang dihimpun di Pol­sek Saparua menyebutkan, istri DS sempat menghilang pasca peristiwa naas yang menimpa korban Jacub Tutuhatunewa. Namun hati nurani sang istri tidak bisa menyem­bu­nyikan aktivitas ilegal suaminya, sehingga yang bersangkutan mem­be­ranikan diri memberikan kete­rangan kepada polisi.

Keterangan istri terduga pelaku ini juga diperkuat dengan keterangan saksi lain terkait kepemilikan senpi oleh DS.

Baca Juga: Pekan Ini Polisi Rampungkan Berkas Odie Cs 

Kapolsek Saparua, Rony Mana­wan yang dikonfirmasi perihal iden­titas pelaku membenarkannya. Rony mengatakan, istri DS sudah mem­berikan keterangan kepada penyidik kepolisian di Polsek Saparua.

“Istri terduga pelaku DS ini sem­pat melarikan diri dari rumah, namun saat ini sudah ditemukan dan yang bersangkutan kooperatif memberi­kan keterangan bahwa DS suami­nya, memiliki dan menyimpan senjata api,” jelas Kapolsek kepada Siwa­lima, melalui telepon selulernya Selasa (20/4).

Kapolsek menyebutkan, berda­sar­kan hasil penyelidikan berikut keterangan saksi saksi, tim kemu­dian bergerak melakukan pencarian dengan menyusuri hutan di sekitar Negeri Siri Sori termasuk negeri tetangga yang diduga sebagai tem­pat persembunyian pelaku.

“Dalam pencarian dalam hutan, tim menemukan jejak yang diduga jejak terduga pelaku. Setiap walang (rumah hutan) tim susuri namun pelaku sampai saat ini belum berhasil ditemukan,”pungkasnya.

Kapolsek meminta kesabaran masyarakat dan menyerahkan kasus ini kepada tim kepolisian yang sampai saat ini masih melakukan pencarian.

“Sampai saat ini kita masih laku­kan pencarian secara intens. Untuk masyarakat juga awak media diminta bersabar dan percayakan pihak kepolisian. Prinsipnya jika pelaku­nya ditemukan pasti akan kita ekspose secara terbuka,”tandasnya.

Desak Tangkap Pelaku

Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Melkias Sairdekut mendesak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, untuk segera menang­kap pelaku penembakan Jacub Tutuhatunewa.

Ia meminta pihak kepolisian serius mengusut kasus ini hingga pelaku diseret ke pengadilan untuk memper­tanggungjawabkan perbuatannya.

“Saya atas nama pimpinan DPRD Provinsi Maluku meminta kepolisian untuk tangkap pelaku dan usut sampai tuntas kasus ini. Tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, sebab pe­nem­bakan di Siri Sori Amalatu sudah berulang kali dilakukan,” tandas Sairdekut kepada Siwalima di ruang kerjanya Selasa (20/4).

Politisi Gerindra ini mengaku pri­hatin atas penembakan yang mema­kan korban jiwa dan menyampaikan turut  belasungkawa untuk pihak keluarga korban.

Sairdekut berharap masyarakat tetap tenang dan jangan terprovo­kasi dengan isu-isu yang tidak bertanggungjawab.

Sama halnya dengan pimpinan DPRD Kabupaten Maluku Tengah, yang mendesak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease segera mengungkap dan  menangkap pelaku.

“Kami perlu mendesak Kapolresta Ambon untuk segera mengungkap dan menangkap pelaku penembakan warga Siri Sori Amalatu Kecamatan Saparua Timur. Sikap tegas ini perlu kami sampaikan mengingat rentetan kasus yang sama terus berulang dan tidak pernah terungkap,” tegas Wa­kil Ketua DPRD Malteng, Karlmen Haurissa kepada Siwalima di Masohi, Selasa (21/4).

Haurissa meminta polisi serius serta tidak membiarkan kasus ini terus berlanjut, apalagi sampai kem­bali tidak berhasil diungkap. Sebab jika hal ini terjadi, kemungkinan kasus lebih besar akan terjadi.

“Polisi harus serius dan profe­sional. Jangan membiarkan kasus seperti ini terjadi berulang kali. Ini fatal, sebab pengalaman konflik komunal itu terjadi karena masalah person tidak dituntaskan, kemudian berlanjut menjadi konflik kelompok menjadi bentrok dengan skala besar. Jika sampai begitu, otomatis akan sangat sulit diselesaikan,” jelasnya.

Dikatakan, pengungkapan kasus ini sangat penting guna memastikan situasi ketertiban dan keamanan dapat dipastikan tetap  kondusif. Tentu, sambung Haurissa, jika Polisi serius dan mengunakan semua potensi yang ada, maka sudah pasti pelaku dapat diketahui dan kemu­dian ditangkap.

“Kami tidak ingin masyarakat hidup dalam rasa kecurigaan, akibat tidak terungkapnya pelaku penem­bakan itu. Alhasil masyarakat dapat mengunakan pola penyelesaian dengan cara mereka yang melanggar hukum. Bahkan dapat memicu ja­tuhnya korban yang tidak berdosa,” ujarnya.

Ketua DPD Gerindra Malteng itu menambahkan insiden penembakan itu,secara tidak langsung memberi­kan hipotesis adanya kepemilikan senpi yang dimiliki masyarakat.

“Soal kemudian akan ada pem­buktian dari hasil penyelidikan poli­si, bagi kami itu soal nanti. Akan tetapi kejadian ini, telah secara gamblang memberikan gambaran bahwa kepemilikan senjata api di tangan masyarakat itu bisa saja ada. Jadi, selain bertugas mencari dan menemukan penembak misterius warga Sori Sori Amalatu itu, polisi dan aparat berwenang pun harus melakukan penyisiran bila perlu dilakukan swiping senjata api di wilayah Saparua,” harap Haurissa.

Jacub Tutuhatunewa, tewas se­ketika usai ditembak orang tak dikenal.

Pria 65 tahun itu mengalami nasib naas sekitar pukul 12.00 WIT di Dusun Asino, masih di petuanan Siri Sori Amalatu.

Informasi yang dihimpun Siwa­lima dari Siri Sori menyebutkan, usai ibadah minggu, korban Jacub ber­gegas ke Dusun Asino untuk meng­ambil hasil kebun. Korban sendirian ke hutan.

Tak berselang lama, tiba-tiba ter­dengar rentetan tembakan senjata api yang diduga berasal dari hutan Asino.

Menurut salah satu warga yang eng­gan namanya dikorankan, Du­sun Asino kerap terjadi penemba­kan  misterius oleh orang tak dikenal.

Penasaran, warga yang terdiri dari kaum lelaki kemudian berinisiatif menuju tempat kejadin perkara, karena mengetahui sedang ke Dusun Asino untuk mengambil hasil kebun.

Dugaan warga ternyata benar, setibanya di tempat kejadian perkara, korban ditemukan tergeletak bersimbah darah. Leher korban menjadi sasaran penembakan. Proyektil yang masuk ke bagian leher korban sudah membentuk lubang yang menganga. (S-45/S-36/S-51)