Polisi Bidik Tersangka lain di Kasus Alkes
AMBON, Siwalimanews – Tim penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku menemukan adanya bukti-bukti baru untuk membidik tersangka lain, selain dua tersangka yang sudah ditetapkan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Mini Central Oxygen System pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Tahun Anggaran 2021.
Penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku sebelumnya telah menetapkan dua tersangka yaitu, Djumadi Sukadi alias Madi selaku mantan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, dan mantan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-OPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Buru dan tersangka Atok Suwarto alias Atok selaku Direktur CV. Sani Medika Jaya.
Soal siapa tersangka baru ini belum dibeberkan identitasnya, namun diketahui yang bersangkutan merupakan salah satu penyedia jasa dalam tender tersebut.
“Setelah melakukan pengembangan ada salah satu calon tersangka yang merupakan penyedia jasa yang proses tendernya ada di Dinas Pendidikan, “ jelas Dirkrimsus Polda Maluku, Kombes Hujrah Soumena kepada wartawan di Ambon, Senin (14/10).
Kendati proses tender ada di dinas lain, menurut Soumena, aliran uang masuk ke yang bersangkutan yang bersumber dari anggaran Alkes Buru sebesar Rp1.6 milliar.
Baca Juga: Polda Bongkar Penimbunan BBM, 3,1 Ton Pertalite Disita“Dia itu sebagai penyedia jasa yang proses tender di Dinas Pendidikan tapi aliran uang masuk ke dia yang sumber dari anggaran Alkes Kesehatan,” ujarnya.
Dua Tersangka
Seperti diberitakan sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Maluku akhirnya menetapkan dua tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan kesehatan Mini Central Oxygen System pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buru.
Kedua tersangka yaitu, mantan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Buru dan juga mantan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-OPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, Djumadi Sukadi alias Madi dan Direktur CV. Sani Medika Jaya Atok Suwarto alias Atok.
Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku menggelar perkara dan ditemukan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka.
“Setelah gelar perkara kasus ini Kita tetapkan dua tersangka, yakni PPK dan Kontraktor,”jelas Dirkrimsus Polda Maluku Kombes Hujra Soumena dalam keterangan persnya kepada wartawan di Mako Ditreskrimsus Polda Maluku, Rabu (9/10).
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigatif dalam rangka penghitungan kerugian negara BPK RI nomor 36/LHP/XXI/2024 tanggal 15 Agustus 2024, terjadi kerugian negara sebesar Rp2.869.690.889.
Soumena menyebutkan, modus operandi yang dilakukan tersangka Djumadi Sukadi alias Madi selaku PPK SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Buru yaikni, melakukan proses pencairan anggaran pengadaan alat kesehatan kesehatan Mini Central Oxygen System pada Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Tahun Anggaran 2021 tidak sesuai ketentuan.
“Tersangka Madi ini dibantu oleh tersangka Atok Suwarto alias Atok mendistribusikan anggaran tersebut, untuk kepentingan pribadinya, untuk memuluskan kejahatan mereka Tersangka membuat dan menandatangani surat permintaan pembayaran, berita acara pembayaran, berita acara pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara serah terima pekerjaan atas nama Setiyono selaku Direktur PT Sani Tiara Prima, serta menandatangani kwitansi atas Direktur CV Sani Medika Jaya tanpa sepengetahuan yang bersangkutan,” tutur Soumena.
Lanjut Soumena, tersangka Madi memasukkan rekening lain yaitu CV Sani Medika Jaya milik Atok Suwarto dan bukan PT.Sani Tiara Perima selaku Perusahaan yang berkontrak.
Tersangka Djumadi juga meme-rintahkan tersangka Atok selaku pemilik CV Sani Medika Jaya mendistribusikan uang kepada pihak-pihak yang tidak terkait dengan pengadaan Mini Central Oxygen System yang diterima dalam rekening CV. Sani Medika Jaya senilai Rp 2.869.690.889.
“Parahnya, uang pembayaran pengadaan Mini Central Oxygen System senilai Rp 2.869.690.889 itu bukan digunakan sesuai peruntukan namun untuk kepentingan pribadi,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk tersangka Atok selaku Pemilik CV Sani Medika Jaya diperintahkan tersangka Madi untuk membantu secara aktif mendistribusikan uang kepada pihak-pihak yang tidak terkait dengan Pengadaan Mini Central Oxygen System yang diterima dalam rekening CV Sani Medika Jaya senilai Rp 2.869.690.889.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal 2 ayat (1) atau pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor jo pasal 55 KUHPidana. (S-10)
Tinggalkan Balasan