AMBON, Siwalimanews – PT PLN terus meningkatkan keandalan listrik di Papua dan Maluku dengan merampungkan 11 pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan selama pandemi Covid-19.

Meski beberapa kali sempat terhalang penyekatan akses keluar masuk di banyak kabupaten/kota semenjak pandemi tahun 2020, hal tersebut tidak menyurutkan giat pembangunan listrik di wilayah Indonesia timur yang terus meningkat di atas rata-rata nasional.

Bahkan, secara nasional sejak 2017 pertumbuhan kapasitas terpasang pembangkit meningkat 15 persen menjadi 64,2 giga watt (GW). Rata-rata pertumbuhan nasional tersebut masih lebih rendah, daripada pertumbuhan kapasitas terpasang pembangkit di wilayah Indonesia timur, yakni Maluku dan Papua yang tumbuh 36 persen dan Nusa Tenggara yang tumbuh 48 persen.

“Untuk wilayah Maluku dan Papua saja hingga akhir tahun ini telah mencapai 1,3 GW,” ungkap Direktur Mega Project dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Selasa (28/12).

Menurutnya, peningkatan keandalan listrik Indonesia timur dibarengi dengan tujuan untuk menumbuhkan tingkat perekonomian daerah. PLN juga memprioritaskan listrik di Indonesia timur, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: BMKG Himbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrim

“Beroperasinya sistem kelistrikan tegangan tinggi sejak 2015 di Jayapura dan Ambon menandai kebangkitan semangat energi berkeadilan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal,” ujar Wiluyo

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku dan Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan menambahkan, selama pandemi Covid-19 sebagian besar proyek yang diselesaikan adalah pembangunan jaringan.

“Proyek-proyek skala besar yang kami selesaikan dikala pandemi tersebar di Provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku. Beberapa diantaranya digunakan untuk menunjang penyelenggaraan PON XX beberapa waktu lalu,” ucap Reisal.

Proyek yang dituntaskan kata Reisal yakni, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilo volt (kV) sepanjang 60,7 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk dengan kapasitas 420 mega volt ampere (MVA), termasuk di dalamnya yakni pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG), dengan total kapasitas 28,9 mega watt, dimana 20 MW diantaranya berlokasi di Merauke yang menjadi klaster penyelenggaraan PON XX.

“Dengan meningkatnya keandalan listrik di Papua dan Maluku, tentu kami harapkan ini dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di wilayah timur Indonesia,” ujar Reisal.

Reisal juga mengutarakan, menjelang pergantian tahun atau di tahun 2022, pihaknya menargetkan penyelesaian tiga pembangkit, empat SUTT dan lima gardu induk.

“Tahun depan, kami tetap targetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 26 MW, SUTT sepanjang 520 kms, dan gardu induk 140 MVA di Provinsi Papua, Maluku, dan Maluku Utara, sehingga kami dapat terus mempertahankan tren positif peningkatan keandalan infrastruktur kelistrikan di Indonesia timur,” janji Reisal. (S-51)