AMBON, Siwalimanews – Ketua Majelis Pekerja Harian Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella, menyambut baik perhelatan pilkada yang berjalan damai dan sukses.

Suksesnya pilkada yang damai, merupakan wujud dari kedewasaan umat GPM sebagai bagian dari warga negara Indonesia. Pilkada tahun ini merupakan pilkada yang berat, karena dilaksanakan serentak secara nasional yang memang membutuhkan kematangan dan kecerdasan masyarakat.

“Saya menilai bahwa ada buah dari pendidikan politik yang diselenggarakan semua lembaga, termasuk gereja, terutama menjadikan perdamaian sebagai perilaku atau habits dari masyarakat secara keseluruhan,” ungkap Maspaitella kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (28/11).

Ia mengaku, proses-proses politik sejak awal sampai di masa kampanye dan pemilihan di provinsi dan kabupaten/kota, juga mampu meningkatkan kesadaran dan kecerdasan masyarakat.

Meski masih ada kampanye hitam dan serang menyerang personal, menjadi nuansa dalam masa kampanye yang masih harus dihindari ke depannya.

Baca Juga: Puskesmas Karpan Wakili Maluku di Lomba JKN

“Hal yang paling menggembirakan ialah, seluruh Maluku dan Maluku Utara sangat kondusif dan ini harus memperkuat kohesi sosial, sebab itu adalah syarat paling pokok dari kemajuan daerah,” ujar Maspaitella.

Menurutnya, siapa pun yang terpilih menjadi kepala daerah, harus menjadikan kohesi sosial ini sebagai batu loncatan untuk membawa Maluku dan Maluku Utara berlari dan melompat lebih tinggi, serta kembalikan kejayaan masyarakat dan negeri cengkeh pala, negeri raja-raja.

Dari sisi penyelenggaraan, MPH Sinode memberi apresiasi kepada semua penyelenggara, baik KPU, Bawaslu sampai KPPS serta dukungan TNI/Polri. Saya kira penyelenggaraan pilkada ini sudah sangat baik dan para penyelenggara telah sangat profesional dalam tugas mereka.

“Apapun yang terjadi masyarakat Maluku dan Maluku Utara adalah pemenang sejati. Kita telah membuktikan, bahwa demokrasi yang hakikilah yang berlangsung, demokrasi Pancasila, sebab kita menjadikan nilai-nilai nasionalisme Indonesia sebagai nilai dasar dalam memilih. Kita tidak terpolarisasi oleh kepentingan agama atau hanyut dalam riak isu agama, dan itu berarti kedewasaan dan kesadaran beragama kita sudah sangat baik. Artinya kita menghasilkan pemimpin yang betul-betul amanah, dan akan menjadi simbol penyatuan seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemimpin yang inklusi,” tandas Maspaitella.

Pada kesempatan itu, Maspaitella mengajak semua pihak untuk mengawal hasil dan menunggu penetapan oleh KPU provinsi maupun kabupaten/kota.

“Saya berharap, euforia quick qount, harus dibawa saja ke dalam doa supaya kita semua tenang, sebab suara rakyat adalah suara Tuhan. Siapapun yang akan ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota di seluruh Maluku dan Maluku Utara, genapilah semua janji anda di mimbar kampanye,” pesan Maspaitella.(S-20)