AMBON, Siwalimanews – Untuk memperkuat kolaborasi pemangku kepentingan dalam pendidikan vokasi di Maluku melalui program fasilitasi kemitraan, maka Politeknik Negeri Ambon menggelar Bootcamp Media tentang Optimasi Pemberitaan untuk Peningkatan Citra Pendidikan Vokasi.

Kegiatan yang dipusatkan di salah satu restoran di Kota Ambon, Sabtu (16/11) itu dibuka oleh  Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual Yusron Ali Rahayaan.

Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Politeknik Negeri Ambon Lenora Leuhery dalam kegiatan itu menjelaskan, kegiatan  ini merupakan bagian dari program fasilitasi kemitraan untuk memperkuat kolaborasi pemangku kepentingan dalam pendidikan vokasi di Maluku.

Sementara peran media menjadi penting dalam meningkatkan pemberitaan positif mengenai pendidikan vokasi ini.

“Kemitraan ini sendiri adalah suatu program untuk memfasilitasi beberapa kegiatan dalam rangka penguatan kolaborasi pembinaan tentang keberlanjutan kemitraan antara pemangku kepentingan di daerah, sehingga terus terlibat dalam ekosistem kemitraan yang sudah inisiasi oleh tim yang didalamnya termasuk Pemda Maluku,”ujar Leonora.

Baca Juga: Atasi Masalah Blank Spot, KPU Bakal Sewa Starlink

Ia berharap, peran media massa dalam menentukan agenda individu atau suatu kelompok, asumsinya jika media memberikan tekanan pada sebuah peristiwa, media tersebut akan mempengaruhi khalayak agar menganggap peristiwa itu sebagai hal yang penting dan apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting juga.

Oleh sebab itu, dengan pertemuan ini yang mempertemukan pihak media massa dan penyelenggara pendidikan vokasi, mengingat media massa memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap masyarakat untuk menyampaikan ini.

“Kami berharap hasil akhir dari kegiatan ini minimal ada 15 tema pemberitaan media massa terkait dengan kemitraan pendidikan. Dan harapan lain, kegiatan ini akan berlangsung dengan baik sampai dengan menghasilkan output yang dapat digunakan,”harapnya.

Ditempat yang sama Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual, Yusron Ali Rahayaan mengapresiasi kegiatan ini. Pasalnya, pendidikan vokasi dalam memenuhi kebutuhan kompetensi dunia kerja ini penting. Ini adalah kunci untuk menghadapi tuntutan keterampilan di dunia kerja.

Kolaborasi ekosistem kemitraan politeknik, pemda dan mitra dunia industri dunia usaha, swasta termasuk dengan media, selanjutnya adalah bootcamp media massa. Untuk itu diharapkan, kegiatan seperti ini dapat menjadi pemicu atau jalur, bagaimana masyarakat bisa jauh lebih mengenal tentang pendidikan vokasi.

“Pendidikan vokasi ini memang sudah lama, sudah lebih dari 40 tahun ada di Indonesia, tapi progres perkembangan dan pengenalannya di masyarakat itu masih sangat terbatas, itu yang mengakibatkan sedikit peminat. Untuk itu kegiatan ini harapannya bisa menjadi pintu bagi masyarakat melalui media,” tutur Rahayaan.

Di Indonesia sendiri menurut Rahayaan, dibeberapa negara maju, ini dikembangkan secara strategis mengacu pada kebutuhan lokal daerah masing-masing maupun kebutuhan nasional.

Untuk diketahui, pembangunan pendidikan vokasi tidak pernah lepas dari tiga nilai utama, yaitu nilai pendidikan, nilai ekonomi, dan nilai Sosial. Artinya, pendidikan vokasi perlu menekankan pada keahlian, baik hard skills maupun soft skills. Namun disisi lain, tidak boleh lepas untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi serta memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.

Kekhasan pendidikan vokasi sendiri adalah terletak pada keterkaitan dengan dunia usaha dan dunia industri  yang dibungkus dalam ikatan kemitraan. Hal ini yang menjadikan pendidikan vokasi dituntut untuk relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri dan selaras dengan perkembangan zaman.

Orientasi pelaksanaan pendidikan vokasi sendiri adalah, untuk menjawab kebutuhan sosial dan masyarakat, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (inovasi), serta mendongkrak daya saing ekonomi, utamanya ditingkat lokal dan pendidikan vokasi dimasa depan, perlu bertransformasi menjadi sebuah institusi pendidikan strategis yang merupakan bagian dari rantai pasok dan daya saing ekonomi industri.

Diketahui, kegiatan ini juga dihadiri para pimpinan perguruan tinggi vokasi anggota konsorsium, narasumber dari berbagai lembaga, awak media massa, perwakilan SMK dan LKP, serta perwakilan dunia usaha dan dunia industry.(S-25)