AMBON, Siwalimanews – Politisi senior PDIP Maluku, Lucky Wattimury mengklaim dirinya tidak dicopot dari jabatan Ketua DPRD Maluku dan Bendahara DPD PDIP Maluku. Katanya dia dibebastugaskan dari partai dan bukan pencopotan.

Hal itu diakuinya dalam rilis kepada Siwalima Kamis (20/10) malam. Bagi Wattimury PDIP punya aturan dan mekanisme. Partai yang menugaskan dan partai juga yang berhak menarik kembali.

“Karena itu saya patuh dan siap laksanakan keputusan DPP partai. Ini supaya jangan ada lagi yang bertanya-tanya dan tidak memberi komentar yang aneh-aneh terutama dari internal partai,” ungkapnya.

Wattimury menjelaskan,  pembebastugasan dirinya dari Ketua DPRD Maluku dan Bendahara PDIP Maluku ditetapkan dalam Surat Keputusan DPP PDIP Nomor :271/KPTS/DPP/X2022 tertanggal 7 Oktober 2022.

“SK tersebut saya terima dari staf Sekretariat DPD Polly Watumlawar dengan pesan dari Sekretaris DPD PDIP Maluku, Benhur Watubun, SK itu harus dikasih langsung ke tangan Lucky Wattimury dan tidak boleh lewat orang lain,” beber Wattimury.

Baca Juga: Rahayaan Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Bentrok

Meskipun begitu, sebagai seorang senior di partai, Wattimury tidak berkecil hati. Ia dengan jiwa besarnya pada Senin, 17 Oktober, sekitar pukul 17.00 WIT,  bertempat di Sekretariat DPD PDIP, ia langsung menerima SK tersebut.

Menurutnya, SK itu tembusannya ditujukan kepada Gubernur Maluku, DPD PDIP Maluku, DPC PDIP se-Maluku, Fraksi PDIP DPRD Maluku, PAC PDIP se-Maluku dan dirinya sendiri.

“Sejak kasak kusuk berita sampai pada SK pembebastugasan saya pegang,  tidak sekatapun saya berbicara kepada public melalui media. Hanya sebagaian teman-teman PDC, PAC, pengurus ranting, pengurus anak ranting, beberapa pimpinan OKP, tokoh agama, kader dan warga partai datang serta bertanya tentang kebenaran berita itu. Saya jawab benar saya dibebastugaskan dari ketua DPRD dan bendahara partai,” ujar Wattimury,

Mirisnya, mantan Ketua DPRd Kota Ambon itu juga menambahkan, pada malm hari dimana dirinya menerima SK pebebastugasan itu namanya langsung dikeluarkan dari WA group partai.

“Malam harinya, dimana saya terima SK, pada WA group DPD PDIP sebelum saya dikeluarkan dari group oleh saudara OL, saya katakan SK sudah saya dapat. Silahkan koordinasi dengan ketua DPD buat rapat DPD, tetapkan siapa pengganti saya berikut usulkan ke DPP untuk mendapatkan penetapan atau rekomendasi dan sampaikan kepada DPRD akan saya proses secepatnya sesuai mekanisme atau aturan,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Wattimury mengaku dirinya tidak mengetahui siapa  penggantinya. Ia berpesan kepada warga PDIP Maluku untuk percaya, jika rekomendasi DPP tiba di DPRD maka secepatnya diproses.

“Jabatan itu dari Tuhan, segala sesuatu ada waktunya. Jadi kalau ini waktu Tuhan, kok harus menolak atau membangkang?. Dari awal saya tegaskan saya patuh dan siap laksanakan keputusan DPP. Jadi ibu Amelia Tahitu teman dekat saya ada pernyataannya di media dan menasehati saya untuk legowo, saya mau bilang ibu terlambat nasehati kok. Tapi tidak apa-apa sebab dari sini saya tahu siapa ada dibalik nasehat ibu,” tudingnya.

Catatan kritis juga disampaikan Wattimury kepada Nover Hukunala. Katanya kepada Nover, kalau tidak tahu apa-apa tentang masalah mengapa sampai diundang untuk klarifikasi di DPP pada 11 September 2020 dan 12 September 2022, jangan ngomong sembarangan, sebab nanti dibilang pesan sponsor.

“Tanggal 11 September 2020 saya diundng ke DPP klarifikasi bertemu dengan Ketua  DPP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun. Pada 12 September 2022 saya diundang untuk klarifikasi oleh komite etik dan disiplin partai. Semua berita media diklarifikasi termasuk bukti saya lapor polisi, hak jawab, somasi sampai pada laporan ke Dewan Pers saya tunjukan. Kesimpulan pertemuan itu adalah pemberitaan tidak berimbang dank arena itu saya harus buat konferensi pers untuk mengklarifikasi berita-berita tersebut. Waktu yang dikasih adalah satu minggu. Itu semua sudah saya lakukan baik media local maupun nasional. Sayangnya, semua belum dilaporkan ke DPP sesuai waktu yang ditetapkan, muncul gerapan 17 September,” jelas Wattimury.

Kendati merasa ditikung internal partai, Wattimury bersikukuh akan membuat laporan kepada DPP dengan tetap patuh dan siap menjalankan keputusan pembebastugasan itu.

“Termasuk saya akan tetap membuat laporan ke DPP dengan tetap patuh dan siap menjalankan keputusan pembebastugasan. Kepada pengurus atau kader partai saya berharap supaya jangan memancing emosi atau cari gara-gara dengan sebagian pengurus, kader atau simpatisan. Sayang dan jaga partai ini . Partai ini juga saudara-saudara akan ikut pemilu. Kita butuh dukungan masyarakat. Pemilu 2024 PDIP harus menang lagi. Itu amanat kongres. Apa untungnya berteriak di media sosial yang menyinggung. Baru sekecil ini sudah berlagak gede,”himbaunya.

Ia juga berpesan kepada pengurus, kader dan simpatisan jangan saling sikut, jangan memfitnah dengan menyebut orang yang dekat dengan dirinya itu sindikat.

“Kok ada yang bilang yang dekat-dekat dengan saya itu sindikat. Jangan-jangan dia sendiri sindikat. Termasuk pesan-pesan liar melalui WathsApp kalau Lucky Wattimury sudah buat banyak kesalahan. Padahal dia tidak tahu benar dan salahnya di mana. Hebatnya lagi, ada pengurus DPC Kota Ambon yang bilang kalau saya jangan buat alibi, bahkan ada yang kembangkan informasi saya sudah siapkan tiket untuk senior-senior berjuang ke DPP supaya Edwin Huwae jadi Ketua DPRD. Bahkan, ada yang kasak kusuk ajak pengurus dan kader partai untuk tidak dekat dengan saya. Sagangat disayangkan  perilaku sepertin ini, hanya merusak soliditas, memecah belah dan mencelakai partai,” imbuhnya.

Herannya masih kata wattimury, sebagian besar diantara oknum-oknum pengurus, kader dan simpatisan yang sirik dengannya itu adalah hasil didikannya.

“Meraka saya didik, saya besarkan, dan angkat mereka jadi pimpinan di partai ini.

Tapi perilaku politik berubah sekali. Saya juga minta kepada semua pengurus, kader, simpatisan yang merasa kecewa dengan pembebastugasan saya, dari jabatan ketua DPRD dan bendahara DPD, untuk berhenti berpolemik. Paling tidak, kalian sudah tahu siapa kawan, dan siapa lawan. Saatnya bangun kembali semangat, rawat dan besarkan PDIP. Belajar untuk menghargai perbedaan dalam bersikap serta kembangkan terus cinta dan optimisme memenangkan PDIP dalam pemilu dan pilkada 2024. Kalian harus tunjukan itu, karena saya didik orang untuk setia kepada perjuangan partai dan bukan kepada pribadi-pribadi. Hari ini saya diganti, itu cara Tuhan menguji ketabahan dan kepribadian saya, karena itu saya tidak pernah marah, mereka yang menghianati saya. Bahkan saya selalu dan terus berdoa supaya masing-masing mereka dan keluarganya diberkati Tuhan,” kata Wattimury. (S-07)