Sebelum bertarung melawan Penny­wise dalam It Chapter Two, James McAvoy terlebih dahulu bertarung melawan mutan bahkan dirinya sendiri dalam sejumlah film yang telah ia bintangi selama ini.

James McAvoy lahir pada 21 April 1979 di Glasglow, Skotlandia, Inggris dari seorang ibu yang berprofesi sebagai suster dan ayah yang seorang penge­mudi bus.

Sejak kecil McAvoy tumbuh dalam keluarga yang religius. Ditambah dengan semangat muda, McAvoy sempat ingin menjadi seorang misionaris supaya bisa keliling dunia.

Namun keinginan itu berubah ketika dirinya berusia 16 tahun. Saat itu, ia langsung tertarik dengan dunia akting setelah sekolahnya kehadiran aktor David Hayman.

Kunjungan itu berujung pada tawaran peran perdana bagi McAvoy dalam film ‘The Near Room’ pada 1995.

Baca Juga: ‘It Chapter Two’ Tanggung Beban Dulang Penonton di Amerika

Setelah masuk ke industri film, McAvoy sempat merasa tak menikmati walau tetap menjadi anggota PACE Youth Theatre. Ia juga hampir masuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris sebelum akhirnya memutuskan masuk Royal Scottish Academy of Music dan Drama (RSMAD).

Selama menjadi murid RSMAD, McAvoy beberapa kali tampil dalam acara televisi dan berhasil menarik per­hatian warga Inggris melalui karakter Steve McBride, seorang pencuri mobil dalam serial televisi Inggris ‘Shameless’ 2004.

Sejak saat itu, karier McAvoy dalam dunia akting mulai terlihat cerah.

Ia mulai memainkan sejumlah peran unik seperti Mr. Tum­nus dalam film Disney yang diadaptasi dari novel karya C.S Lewis, ‘The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch and The Wardrobe’ pada 2005. Dalam film itu, McAvoy menjadi makhluk setengah manusia dan setengah kambing mitologi Roma kuno.

Ia juga pernah berperan sebagai dokter sekaligus terapis pribadi seorang diktator dalam ‘The Last King of Scotland’.

McAvoy juga pernah bermain dalam film romansa komedi ‘Pe­nelope’ ber­sama Christina Ricci, juga be­radu akting de­ngan Anne Hat­haway dalam roman­tis klasik ‘Becoming Jane’ pada 2006.

Karier akting­nya pun semakin bersinar setelah mendapat peran sebagai anak asisten rumah tangga dalam film ‘Atonement’ bersama Keira Knightley.

Bagi McAvoy, naskah ‘Atonement’ meru­pakan naskah terbaik yang pernah ia baca saat itu. Berkat film tersebut, ia mendapat penghargaan Best Seduction dalam Alliance of Women Film Journalist 2007.

James McAvoy juga berkesempatan beradu akting dengan nama-nama besar seperti Morgan Freeman dan Angelina Jolie dalam film ‘Wanted’. Ia saat itu berperan sebagai seorang anak muda yang merupakan keturunan pembunuh.

Tak hanya mencoba berbagai macam peran, James McAvoy juga pernah menjadi aktor suara dalam film animasi ‘Gnomeo and Juliet’ dan lanjutannya dalam ‘Sherlock Gnomes’.

Langkah James McAvoy dalam per­filman Hollywood semakin mantap ketika ia dipercaya produser Bryan Singer dan Matthew Vaughn untuk memerankan Profesor Charles Xavier atau yang dikenal sebagai Profesor X dalam film X-Men.

Saat ditawari peran tersebut, ia menilai Profesor X sebagai seorang biksu karena tak mengenal pam­rih, tidak egois demi keseimbangan an­tara manusia dan mutan.

Setelah berpe­ran sebagai se­orang mutan, Mc­Avoy juga men­coba menjadi Frankenstein dalam film ‘Victor Frankenstein’ bersa­ma Da­niel Radcliffe.

Akting James McAvoy kembali menarik perhatian publik ketika berperan sebagai seseorang yang memiliki 23 kepribadian dalam ‘Split’ yang kemudian berlanjut dalam ‘Glass’.

Berkat peran tersebut McAvoy mendapatkan penghargaan seba­gai Best Actor dalam Fright Meter Awards 2017, Best Male Actor dalam San Diego Film Critics Society 2017 serta Best Villain dalam Seattle Film Critics Society 2017.

Pada 2019, James McAvoy berkesempatan bekerja sama dengan Bill Skarsgard dan Jessica Chastain dalam ‘It Chapter Two’. Dalam film itu, ia memerankan Bill yang telah dewasa dan menjadi seorang penulis. James McAvoy yang mengaku tak takut membaca It karya Stephen King saat masih anak-anak itu justru ketakutan saat membaca ulang buku tersebut usai ditawari peran dalam It Chapter 2. (*)