AMBON, Siwalimanews – Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Listyo Sigit Prabowo hari ini, Jumat (14/1),  akan meninjau pelaksanaan vaksinasi khusus anak yang akan berlangsung di Lapangan Merdeka Ambon.

Peninjauan vaksinasi itu merupakan salah satu agenda kunjungan kerja mantan Kabareskrim Polri itu ke Kota Ambon. Listyo tiba di Kota Ambon melalui Bandara Internasional Pattimura Ambon, Kamis (13/1) sekitar pukul 18.40 WIT dengan mengunakan pesawat komersil Batik Air.

Tiba di bandara, orang nomor satu di Polri itu disambut Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif dan sejumlah Forkopimda lain. Tidak ada Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam rombongan penjem­putan Kapolri.

“Bapak Kapolri agendanya beliau meninjau langsung proses vaksi­nasi massal untuk kategori anak yang akan berlangsung di Lapa­ngan Merdeka Ambon,”ungkap Kabid Humas Polda Maluku, Kom­bes Roem Ohoirat yang dikonfir­masi Siwalima Kamis (13/1).

Ditanya soal agenda lain di Ambon, juru bicara Polda Maluku ini mengatakan kunjungan Kapolri hanya untuk peninjauan vaksinasi.

Baca Juga: Kunjungi Pasar,  Walikota Minta Pedagang Berkorban

“Agenda lain tidak ada, hanya tinjau vaksinasi saja,”pungkasnya.

Ambon Belum Booster

Sekalipun pemerintah sudah mulai melakukan vaksinasi boos­ter, namun Kota Ambon hingga saat ini belum bisa melakukan penyun­tikan dosis ketiga itu, lantaran penyuntikan vaksin dosis kedua masih belum mencapai target dan hanya berada di bawah angka 60 persen.

“Jadi kita sekarang sudah 58 per­sen, kalau sudah mencapai 60 per­sen baru kita melakukan boos­ter atau ketiga,” ungkap Walikota Ambon, Richard Louhenapessy ke­pada wartawan di Toisapu, Rabu (12/1).

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy yang dihubungi Siwa­lima mengungkapkan penyuntikan vaksi­nasi booster ketiga yang di anjurkan oleh Peresiden Joko Widodo belum dapat dilakukan di kota ini.

“Penyuntikan baru akan dila­kukan setelah 60 persen. Seka­rang kita sedang fokus untuk pe­nyuntikan vaksin untuk anak-anak usia 6-11 tahun dulu,” jelasnya.

Lanjut Wendy, penyuntikan ke­pada anak harus mencapai 100 persen pada bukan Maret mendatang untuk memenuhi target 60 persen.  “Saat ini total vaksinasi dosis kedua baru mencapai 58 persen, dan untuk total lansia yang telah melakukan vaksinasi baru mencapai 68 persen.

Vaksin Anak Lancar

Sementara itu, hari kedua memantau jalannya pelaksanaan vaksinasi di empat lokasi, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy optimis dapat mencapai target.

Pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah memasuki hari kedua. Dan hari ini, Kamis (13/1) merupakan hari terakhir pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun.

Walikota menjelaskan, dari hari per­tama pelaksanaan vaksinasi sudah mencapai 6.400-an. “Hari per­tama itu anak yang melakukan vak­sinasi, dapat 6.400 sekian,” katanya.

Ia berharap dihari kedua pelak­sanaan vaksinasi dapat mencapai 6.000 anak lagi sehingga paling tidak kota ini hampir mendekati targetan yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni 31.478 anak.

“Hari kedua ini taruhlah 6.000 anak itu artinya sudah 12.000 anak. Kalau misalnya tiga hari sudah mencapai 18.000-20.000 anak saja itu berarti paling tidak target kita sudah masuk,” bebernya.

Dikatakan, meski telah di­targetkan namun bukan berarti akan segera terpenuhi.  Karenanya, dia memak­lumi hal tersebut. Dirinya juga berte­rima­kasih kepada masyarakat yang su­dah berpartisipasi dalam meng­ikuti program vaksinasi massal.

Terimakasih kepada masyarakat yang sudah memberikan support yang luar biasa,” pungkas Louhe­napessy.

Kombinasi Awal

Kombinasi vaksinasi booster yang mulai diberikan tanggal 12 Januari 2022 sesuai dengan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI, antara lain, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin dosis pertama dan kedua Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer atau AstraZeneca.

Sedangkan untuk vaksin primer AstraZeneca atau vaksin dosis pertama dan kedua AstraZeneca akan diberikan vaksin booster setengah dosis Moderna.

“Ini adalah kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI. Nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada,” ucap Menkes Budi.

Seluruh kombinasi ini, lanjut Menkes, sudah mendapatkan per­se­tujuan dari BPOM dan juga rekomendasi dari ITAGI. Kombi­nasi vaksin booster juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.

Heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggu­nakan jenis vaksin berbeda de­ngan dosis pertama dan dosis kedua. Sementara Homolog me­rupakan vaksinasi booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi dosis pertama dan kedua.

“Hal ini kembali diberikan kele­luasaan kepada masing-masing negara untuk bisa menerapkan program vaksin booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan logistik sesuai dengan masing-masing negara pelaksana pem­berian vaksin booster,” ujarnya.

Lebih lanjut Menkes menjelas­kan beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa vaksin booster heterolog atau vaksin boos­ter dengan jenis kombinasi yang berbeda menunjukkan pe­ningkatan antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster homolog atau vaksin booster dengan jenis yang sama.

Tak hanya itu, hasil penelitian ter­sebut juga menunjukkan bahwa vaksin booster setengah dosis me­nunjukkan peningkatan level anti­bodi yang relatif sama dengan vak­sin booster dosis penuh, dan mem­be­rikan dampak KIPI yang lebih ringan.

Vaksinasi booster ini akan dila­kukan di fasilitas pelayanan kese­hatan milik pemerintah seperti Puskesmas, rumah sakit peme­rintah, maupun rumah sakit milik pemerintah daerah. “Dengan adanya vaksin booster gratis ini kami tetap memper­tahankan mekanisme vaksin Gotong Royong yang selama ini berjalan dengan kondisi bahwa vaksin ini tetap diterima gratis di masyarakat yang disuntik dan jenis vaksinnya tidak sama dengan vaksin program pemerintah,” ucap Menkes

Soal ketersediaan vaksin, peme­rintah sudah memiliki  vaksin yang cukup baik yang berasal dari kontrak pengadaan vaksin tahun lalu yang pengirimannya akan tiba di awal tahun ini. Ada pula ketersediaan vaksin yang merupakan tambahan yang cukup signifikan dari vaksin donasi dunia baik melalui program kerjasama COVAX maupun program kerjasama bilateral.

Sebagai informasi sebelumnya COVAX memberikan komitmen bantuan terhadap 20% dari populasi Indonesia. Namun sudah dikon­firmasi akan ditingkatkan menjadi 30% dari populasi Indonesia kira-kira setara vaksinasi untuk 27 juta orang atau kira-kira setara dengan 54 juta dosis vaksin gratis yang bisa diterima pemerintah total dari tahun lalu dan tahun ini.  (S-45)