Penelitian Membuktikan, Konsumsi Kelor Bisa Bantu Turunkan Gula Darah
AMBON, Siwalimanews – Tanaman kelor (Moringa oleifera), adalah tanaman yang biasanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai sayuran, terutama daun dan buahnya.
Kelor disebut memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena kaya akan antioksidan sehat dan mengandung senyawa tanaman bioaktif.
Salah satu manfaat kelor yang diketahui adalah dapat membantu menurunkan gula darah. Di India, kelor bahkan digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati diabetes. Sejumlah penelitian juga membuktikan bahwa daun kelor memiliki potensi manfaat untuk menurunkan gula darah.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Ethnopharmacology, dalam sistem pengobatan tradisional India, kelor digunakan sebagai ramuan untuk mengobati diabetes.
Penelitian kemudian dilakukan untuk menilai efek terapi ekstrak air daun kelor terhadap kontrol glikemik, hemoglobin, protein total, gula urin, protein urin dan berat badan.
Hasilnya, dosis 200 mg kg(-1) menurunkan kadar glukosa darah hewan normal sebesar 26,7 dan 29,9 persen selama studi gula darah puasa dan tes toleransi glukosa oral.
Pada hewan dengan diabetes ringan dan sedang, dosis yang sama menghasilkan penurunan maksimum masing-masing sebesar 31,1 dan 32,8 persen selama tes toleransi glukosa oral.
Pada hewan dengan diabetes berat, kadar gula darah puasa dan glukosa pasca makan berkurang sebesar 69,2 dan 51,2 persen.
Sedangkan, protein total, berat badan, dan hemoglobin meningkat masing-masing sebesar 11,3, 10,5, dan 10,9 persen setelah 21 hari pengobatan.
Penelitian tersebut memvalidasi secara ilmiah klaim penggunaan daun kelor sebagai obat tradisional untuk mengobati diabetes melitus.
Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Healthline, penelitian pada 30 wanita menunjukkan bahwa mengonsumsi 7 gram bubuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan mengurangi kadar gula darah puasa rata-rata sebesar 13,5 persen.
Penelitian kecil lainnya pada enam penderita diabetes menemukan bahwa menambahkan 50 gram daun kelor ke dalam makanan mengurangi kenaikan gula darah sebesar 21 persen.
Penelitian pada 2012 mengulas data ilmiah terkini tentang potensi korektif daun kelor dalam hiperglikemia kronis dan dislipidemia, sebagai gejala diabetes dan risiko penyakit kardiovaskular.
Studi yang dilaporkan pada hewan percobaan dan manusia, meskipun jumlahnya terbatas dan desainnya bervariasi, tampaknya sesuai dalam mendukung potensi ini.
Penelitian lain pada 2007 yang menguji toleransi glukosa pada model penelitian hewan, menunjukkan bahwa kelor secara signifikan menurunkan glukosa darah.
Lebih jauh lagi, kelor secara signifikan menurunkan pengosongan lambung dan memiliki efek perbaikan untuk intoleransi glukosa.
Efek tersebut diduga dimediasi oleh kandungan quercetin-3-glukosa dan serat dalam bubuk daun kelor.
Kandungan Gizi
Kelor dikenal sebagai “superfood” karena manfaatnya yang melimpah bagi masyarakat Indonesia.
Daun kelor kaya akan vitamin A, zat besi, vitamin C, B kompleks, kalsium, protein, seng, kalium, magnesium, selenium, dan asam amino yang seimbang.
Kandungan seratnya juga membantu memperbaiki kesehatan pencernaan, sementara antioksidan di dalamnya meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Dengan manfaat gizi yang melimpah, daun kelor bisa menjadi bagian penting dari pola makan sehat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Dilansir dari buku Pemenuhan Gizi Bagi Anak Balita (2022) oleh Hapzah, Kementerian Kesehatan pada 2018, daftar informasi kandungan gizi daun kelor per 100 gram.
Berikut rinciannya: Air = 75,5 g Energi = 92 kal Protein = 5,1 g Lemak = 1,6 g Karbohidrat = 14,3 g Serat = 8,2 g Kalsium = 1077 mg Fosfor = 76 mg Besi = 6 mg Zinc = 0,6 mg Tiamin (vitamin B1) = 0,3 mg Riboflavin (vitamin B2) = 0,1 mg Niacin (vitamin B3) = 4,2 mg Vitamin C = 22 mg. (S-10)
Tinggalkan Balasan