AMBON, Siwalimanews – Setelah 26 tahun, Pemerintah Kota Ambon dan PT Pelindo kembali melakukan kerja sama di bidang air bersih.

Penandatanganan kerja sama itu berlangsung di lapa­ngan apel Pemkot Senin (14/10) dihadiri Pj Walikota Ambon, Boy Kaya, General Ma­nager PT Pelindo Regional 4 Ambon, Mo­hamad Akira Fauzi di­dampingi Direktur Uta­ma Perumda Tirta Yapono, Piet Saimima.

Menurut Walikota, penandata­nganan MoU tersebut sebagai bentuk ke­se­pakatan kedua belah pihak lan­taran selama 26 tahun baik Pelindo maupun PDAM yang kini berubah nama menjadi Perumda Tirta Yapono memutuskan hubungan kerja sama di bidang air bersih.

“Itu hanya bentuk kesepakatan, karena Pelindo selama 26 tahun me­mutuskan hubungan kerja sama. Dulu tahun 1998 putus hu­bungan pelanggan dengan PDAM, jadi tau sendirilah, itu tiap hari kapal begitu yang masuk di pelabuhan menggunakan air dan mereka membutuhkan suplay air bersih. Nah, PDAM masuk ke situ dan mereka ternyata menerima kita sebagai suplay tunggal. Sebab mereka punya kebutuhan banyak sementara stok mereka juga terbatas. Itu yang mereka teken MoU sebagai tanda pulih kembali hubungan pelanggan antara PDAM (Tirta Yapono Red) dan Pelindo, sementara Pemkot hanya menge­tahui,” jelas Walikota.

Hal yang sama juga diungkap­kan General Manager PT Pelindo Regional 4 Ambon, Mohamad Akira Fauzi, dimana ia mengaku kerja sama antara pihaknya dengan PDAM kembali pulih setelah 26 tahun yang lalu sempat terputus.

Baca Juga: Pasar Murah akan Digelar di Gong Perdamaian Dunia

“Jadi PDAM dengan Pelindo selama ini bekerja sama untuk menyediakan air bersih di kapal. Tapi sudah dua puluha tahun lebih kerja sama ini berhenti. Nah hari ini kita mulai lagi untuk kerja sama karena memang selama ini pe­nyediaan air oleh Pelindo itu masih belum mencukupi. Sehingga kami berterima kasih kepada PDAM dan Pemkot karena sudah kembali bekerja sama lagi. Harapan kami dengan adanya PDAM kembali masuk ke Pelabuhan, pelayanan air bersih bisa tercover,” ujar Akira.

Terus Berbenah

Setelah berubah nama dari PDAM Kota Ambon menjadi Perumda Tirta Yapono, perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Ambon itu terus berbenah. Jika selama ini jumlah air yang hilang atau tidak dihasilkan pendapatan dalam proses distribusi air dari tahun ke tahun terus meningkat, maka hal itu mulai ditekan pasca manajemen perusahaan dibenahi.

Data yang diterima Siwalima menyebutkan Non Revenue Water (NRW) atau Air Tak Berekening (ATR) mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 57,97 persen, tahun 2023 turun sebesar 48,27 persen dan 2024 semester Januari sampai dengan Juni turun sebesar Rp 27,80 persen.

Terkait hal itu Direktur Utama Perumda Tirta Yapono, Piet Saimima yang dikonfirmasi di sela-sela penandatanganan MoU antara Pelindo dengan Pemkot menjelaskan pihaknya terus melakukan perbaikan dan pembenahan di perusahaan milik Pemkot Ambon tersebut.

“Jadi air yang diproduksi dari sumber memang tidak 100 persen didapatkan oleh pelanggan atau pengguna air bersih. Hal ini karena akibat kebocoran pipa dan tidak disiplin dari pengguna air Perumda PDAM itu sendiri,” kata Saimima.

Untuk diketahui, NRW merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kinerja dan layanan PDAM. Untuk mengurangi NRW, perusahaan air minum dapat melakukan audit mengenai kehilangan air melalui neraca air.

NRW dapat terjadi juga karena beberapa hal seperti kebocoran pipa, luapan air di reservoir, kesalahan pengukuran meter air, kesalahan pengolahan data konsumsi air dan pencurian. (S-25)