AMBON, Siwalimanews – Setelah meraih penghargaan dari BPJS Kesehatan pada kategori pratama dalam pencapaian universal health coverage atau UHC. Hanya berselang sehari, Pemerintah Kota Ambon kembali menerima penghargaan pembina program kampung iklim atau proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penghargaan tersebut diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Penjabat Walikota Ambon Dominggus Kaya dalam acara Festival  Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan yang digelar di Jakarta Convention Center, Jumat (9/8).

Ata pencapaian itu, Pj Walikota Ambon Dominggus Kaya mengaku, capaian tersebut merupakan bukti kerja nyata seluruh pihak terkait dalam mencapai keberhasilan tersebut, ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam mewujudkan keberhasilan ini.

“Kita bersyukur dan berharap program ini terus berkelanjutan untuk mewariskan lingkungan hidup yang baik kepada generasi mendatang,’ tulis walikota dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Sabtu (10/8).

Pemkot Ambon menurut walikota, patut berbangga, karena penghargaan tersebut karena Kota Ambon, merupakan satu-satunya wilayah di regional Maluku dan Papua yang berhasil memperoleh penghargaan ini.

Baca Juga: Pemkot Ambon Raih Penghargaan UHC

Tak hanya itu, adapun Dusun Kusu-Kusu Sereh, Negeri Urimessing dan Negeri Nusaniwe, juga menerima penghargaan trophy proklim kategori utama.

“Penghargaan ini diberikan, karena kampung tersebut memang sudah  tertata secara struktur dalam melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim,” tandas walikota.

Walikota berharap, kedepan makin banyak desa/negeri/kelurahan, maupun dusun/kampung dan komunitas yang dibina, dapat penghargaan yang sama, bahkan kategori yang tinggi yakni proklim lestari.

Untuk diketahui pada tahun 2020-2023 total ada 46 lokasi di Kota Ambon yang menerima penghargaan ini, diantaranya enam trophy proklim utama, 31 sertifikat proklim utama, dan sembilan sertifikat proklim madya.

Sementara untuk tahun 2024, satu trophy proklim utama, 10 sertifikat proklim utama dan tiga sertifikat proklim madya.

Sebelumnya Menteri LHK Siti Nurbaya dalam pidatonya menyebutkan, proklim telah dimulai sejak 2011 lalu, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca.

Bahkan hingga saat ini, telah tercapai 10.113 lokasi proklim dari target 20.000 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan semakin banyaknya komunitas yang bergabung dalam proklim, baik dari unsur masyarakat maupun swasta, maka pihaknya optimis target tersebut dapat tercapai di tahun ini.(S-29)