BULA, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur berharap kepada Kementerian Pendidikan Kebuda­yaan Riset dan Teknologi (Ke­mendikbud-Ristek) agar guru penggerak juga mendapatkan prioritas diangkat.

Guru Penggerak itu mandiri dan mampu memunculkan motivasi untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri.

“Lewat rakor pembentukan konsorsium pendidikan daerah, kami merekomendasikan rekrutmen pendidikan profesi guru penggerak harus menjadi prioritas,” kata Pelaksana Tugas Kadis pendidikan SBT Sidik Rumalowak.

Ia menyebut guru penggerak telah mampu untuk menjelajahi satu pulau kepulau yang lain tanpa anggaran.

Olehnya itu guru penggerak juga harus diberikan nomenklatur khusus baik itu ada di dari balai guru penggerak atau dari di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Penghuni Lapas Geser Mendadak ikut Tes Urine

Di setiap rakor atau pertemuan ia berharap ada tim dari kementerian pendidikan bisa hadir agar usulanya bisa ditindaklanjuti

“Kita ketemu direktur saja paling susah pada forum-forum semacam ini. kita butuh kehadiran mereka bisa dengar langsung apa yang kita sampaikan,” ujarnya kepada Siwalima di Bula, Rabu (25/9).

Menurutnya guru penggerak dapat membantu dinas pendidikan di kabupaten kota mencerdaskan anak bangsa.

“Tugas mereka adalah datang kampung ke kampung untuk mem­bangun yang masih tidur ayo bangun dan guru yang belum bergerak ayo bergerak, guru yang belum tau baca ayo baca, guru yang malas tulis ayo tulis ada pada guru penggerak,” ujarnya.

Untuk itu menciptakan dan memenuhi kebutuhan guru, Kementerian Pendidikan harus melihat dan memprioritaskan juga guru penggerak tersebut.

Rapat koordinasi pembentukan Konsorsium Pendidikan Daerah (KPD) keberhasilan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) memainkan peran krusial dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan guru profesional.

“Harus ada langkah dan kontri­busi untuk kemanusiaan berkaitan dengan rekrutmen pendidikan profesi guru perlu diperhatikan,” harapnya.

Para guru juga lanjutnya diajak untuk mengaktifkan Simpkbnya di Dinas Pendidikan setiap hari untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan.

“Bagi yang belum kami ajak untuk segera buka dan aktif, setelah dibuka aplikasi Simpkbnya,” ingatnya.

Rumalowak menjelaskan dalam proses rekrutmen pendidikan profesi guru, guru penggerak juga harus mengikutinya.

“Jadi bukan mereka tidak mau tetapi sesungguhnya mereka mau,” tandasnya. (S-27)