PIRU, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang dipimpin Penjabat Bupati Andi Candra As’aduddin, dinilai lamban dalam menangani persoalan bencana banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Huamual Belakang.

Pasalnya, banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Huamual, sejak Rabu (8/2) malam hingga hari ini Kamis (9/2), dimana ratusan kepala keluarga di dusun Laala dan Alang Asaude serta Masika Jaya mengungsi, namun pihak pemkab belum juga turun ke lokasi kejadian.

“Kurangnya perhatian serius ini akibat dinas terkait dalam hal ini BPBD dan Dinas PUPR  lamban untuk turun ke lokasi bencana banjir di Dusun Laala dan Desa Alang Saude serta Dusun Masika Jaya, dikarenakan tak ada anggaran tanggap darurat,” duga Anwar Setiawan kepada Siwalimanews, di lokasi banjir, Kamis (09/02).

Ia mengungkapkan, bencana banjir yang terjadi sejak Rabu (8/2) pukul 21.35 WIT hingga Kamis (9/2) pukul 08.20 WIT yang melanda 3 wilayah ini dan yang terparah yakni di Dusun Laala, namun Pemkab SBB seperti tak menghiraukannya, sebab terkesan lamban turun ke lokasi, untuk memberikan penanganan.

“Ini juga diduga mungkin karena kondisi anggaran tanggap darurat tak kunjung dicairkan atau mungkin tak ada juga, sehingga terkesan penanganannya lamban,” tandasnya.

Baca Juga: Kapal Pengawas Perikanan tak Berfungsi

Menurutnya, bencana ini, seharusnya bupati harus tanggap dalam penanganan dengan memerintahkan bagian keuangan untuk mencairkan anggaran pada instansi terkait untuk melakukan penanganan tanggap darurat.

“Herannya lagi saat bencana banjir melanda 3 wilayah ini, terlihat dinas terkait saling lempar tanggungjawab untuk turun kelokasi karena persoalan tidak ada anggaran, bahkan masyarakat mendatangi dinas terkait untuk memohon agar banjir di wilayahnya secepatnya di atasi,” tuturnya.

Hingga saat ini kata dia, warga yang terdampak banjir belum dilakukan penanganan secara baik, karena persoalan anggaran. Bahkan saat BPBD tiba ke lokasi kejadian, mereka hanya membangun 1 buah tenda, serta menyediakan makanan untuk balita, dan selimut untuk para pengungsi, sementara bantuan mie instan dari masyarakat Dusun Tanah Goyang.

Dengan tak dicairkan anggaran tanggap darurat untuk penanganan bencana banjir, sehingga penanganan bencana banjir dilakukan kedua instansi ini dengan apa adanya. Untuk itu dirinya dan masyarakat berharap, kepada bupati untuk turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi banjir saat ini.

“Pak Penjabat jangan hanya duduk manis saja dan tunggu laporan dari bawahan, jangan banyak keluar daerah, lihat masyarkatmu yang saat ini butuh bantuan,” ucapnya.

Ditempat yang sama tokoh pemuda Dusun Laala Muliyadi menambahkan, Pemkab SBB jangan membodohi masyarakat dengan bantuan selimut dan tenda, sebab setelah berikan bantuan ini mereka  langsung kembali, namun bila terjadi banjir lagi, baru terlihat batang hidung mereka.

“Penjabat bupati seharusnya melihat persoalan banjir ini dengan serius, jangan hanya pangku tangan saja. Selaku anak daerah saya sangat prihatin atas terjadi bencana banjir, untuk itu saya minta pak bupati harus turun ke lokasi untuk melihat masyarakat yang terdampak banjir, karena mereka sangat butuh bantuan. Apalagi masyarakat Desa Alang Saude dan Masika Jaya sampai saat ini juga belum tersentuh bantuan,” tegasnya. (S-18)