Pasar Rakyat Wonreli Yotowawa Daisuli Mulai Beraktivitas
SEJAK diresmikan pada 14 Desember 2021 maka Selasa (23/8), Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Th. Noach, membuka aktivitas Pasar Rakyat Wonreli Yotowawa Daisuli yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Forkopimcam, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat serta pengusaha, penjual dan pembeli.
Bupati menjelaskan, pembangunan infrastruktur terus dilakukan pemerintah hingga saat ini. “Hari ini kita sama-sama ada di pasar rakyat ini menyaksikan serta membuka aktivitas Pasar Rakyat Wonreli Yotowawa Daisuli,” jelasnya.
Dikatakan, pasar merupakan sarana pendukung aktifitas perekonomian masyarakat sehingga kehadiran pasar ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, tanggungjawab menjaga dan merawat pasar ini menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah, masyarakat dan pedagang dan pembeli harus bersama menjaga pasar ini.
“Pasar ini merupakan tempat masyarakat yang ada di Pulau Kisar melaksanakan aktivitas ekonomi, sehingga harus kita jaga dan rawat agar tetap dapat dipergunakan dengan baik di masa yang akan datang. Harapan saya, pasar ini menjadi sumber peningkatan ekonomi bagi sebagian masyarakat di Pulau Kisar, yang secara langsung akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi di kabupaten ini,” ungkap Bupati.
Lebih lanjut Bupati menambahkan, pembangunan daerah ini akan terus dilakukan, bukan hanya di Pulau Kisar namun pulau dan kecamatan lainnya.
Baca Juga: KPK Apresiasi Pemkot dalam Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan“Kita terus melakukan pembangunan infrastruktur, ada pembangunan infrastruktur di Pulau Wetar, Pulau Damer, Pulau Romang, Pulau Sermatang dan pulau serta kecamatan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM, Melwaar J. Untajana mengatakan, aktivitas jual beli di pasar ini dimulai hari ini dan terdapat 245 penjual.
“Sesuai dengan hasil pendataan maka ada 245 orang yang mendaftarkan diri sebagai penjual barang jenis sayur mayur dan buah serta kebutuhan bahan makanan pokok. Sementara itu, terdapat 35 penjual yang menjual kebutuhan sekunder lainnya seperti pakaian, sepatu, sendal, handphone serta penjahit,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk kondisi daya tampung yang terbatas sehingga belum dapat mengakomodir semua penjual yang ingin berusaha di pasar tersebut. Oleh karena itu, akan dilakukan penataan ulang sehingga penjual lainnya dapat diakomodir kembali. Untajana berharap, roda perekonomian masyarakat di Pulau Kisar dapat berkembang dengan kehadiran pasar rakyat tersebut. (S-08)
Tinggalkan Balasan