INFLASI  adalah istilah dalam dunia ekonomi yang merujuk pada kondisi kenaikan harga barang dan jasa di pasar pada periode tertentu.

Fenomena ini dapat berdampak besar pada roda perekonomian negara, baik itu bagi konsumen maupun produsen, serta kestabilan harga di pasar.

Tingkat keparahan inflasi bisa dilihat dari laju inflasi yang merupakan presentase kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.

Salah satu hal yang menandakan terjadinya inflasi adalah meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan nilai mata uang sehingga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa.

Naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan ini membuat biaya hidup semakin meningkat.

Baca Juga: Naiknya Angka Stunting di Maluku

Umumnya, inflasi adalah kondisi kenaikan barang dan jasa yang diukur selama satu tahun oleh lembaga statistik negara. Di Indonesia, peran ini dipegang oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS bertugas untuk melakukan survei guna mengumpulkan data dari harga berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili kebutuhan konsumsi masyarakat.

Data yang didapatkan tersebut nantinya dibandingkan dengan harga-harga sekarang dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.

Salah satu penyebab inflasi adalah peredaran uang yang meningkat di masyarakat akibat merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut membuat harga barang ikut naik.

Semakin banyak uang yang beredar, maka nilai unit mata uang pun akan semakin berkurang. Akibatnya, harga barang dan jasa naik sementara daya beli masyarakat menurun.

Umumnya, fenomena peredaran uang yang tak terkendali tersebut disebabkan oleh kebijakan moneter yang longgar.

Inflasi juga dapat disebabkan ketika permintaan barang atau jasa meningkat namun tidak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi.

Adapun inflasi bisa disebabkan oleh penawaran yang menurun akibat adanya kenaikan biaya produksi.

Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Provinsi Maluku bersama Pemerintah Kota Ambon, melakukan kolaborasi dalam menggelar Pasar Pengendalian Inflasi yang dilaunching Kamis, (18/7).

Pasar Pengendalian Inflasi digelar di dua titik yakni pasar Batu Merah dan pasar Mardika.

Pasar pengendalian Inflasi dibuka oleh Penjabat Gubernur Maluku dan didampingi Penjabat Walikota Ambon, Dominggus Kaya, pimpinan OJK, pimpinan Bulog.

Penjabat Gubernur Maluku, Sadle mengatakan, Launching Pasar Pengendalian Inflasi merupakan kerjasama antara tim pengendalian Inflasi Daerah Pemprov Maluku dengan Tim Pengendalain Inflasi Daerah Pemkot Ambon. Tidak hanya itu, tim pengendalian inflasi dua daerah juga menggandeng beberapa distributor untuk menyediakan bahan-bahan pokok untuk dipasarkan.

Launching Pasar Pengendalian Inflasi ini merupakan kerjasama tim pengendalian inflasi provinsi Maluku dan tim pengendalain inflasi kota Ambon dengan menggandeng para distributor untuk menyediakan bahan-bahan pokok.

Adapun bahan pokok yang dijual di pasar Pengendalian Inflasi diantaranya, Beras, Bawang Putih, Bawang Merah, Telur, Gula Pasir, Minyak Gireng, sayur-mayur. Bahan pokok yang dijual dibawah harga pasar.

Harga bahan yang dijual dibawah harga pasar. Rencananya akan berlangsung hingga tanggal 1 Agustus mendatang.

Diharapkan, kehadiran Pasar Pengendalian inflasi di Kota Ambon ini kiranya dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga dengan begitu maka perputaran ekonomi dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menekan angka inflasi pada target yang ditentukan.

Tiga bulan ini, inflasi ada di angka 3,6. Kita berharap dengan adanya pasar pengendalian inflasi di Kota Ambon ini dapat memicu daya beli masyarakat yang kemudian berdampak pada inflasi kita sesuai target yakni 2,5.

Dengan digelarnya pasar Pengendalain Inflasi yang digelar oleh Pemprov dan Pemkot ini, dapat ditiru oleh Kabupaten dan Kota Lainnya di Provinsi Maluku.

Harapannya kehadiran pasar Pengendalian inflasi ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu kiranya pasar pengendalian inflasi juga bisa digelar di Kabupaten dan kota lain.(*)