NAMLEA, Siwalimanews – DPRD Buru melalui panitia khusus LPJ menyentil proyek pembangunan fasilitas pendidikan di SMPN 48 Buru diduga bermasalah.

Pasalnya, ada fasilitas pembangunan Gedung Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (Lab-IPA) yang dibiayai DAK TA 2022 sebesar Rp309 juta, dananya telah dihabiskan tapi fisik proyeknya terbengkalai hingga kini.

Dikatakan terbengkalai, sebab pembangunannya tak kunjung selesai. Pihak kontraktor hanya mengerjakan pondasi bangunan, memasang dinding batako dan kabur dari lokasi proyek.

Anggota DPRD Buru dari PKS, Irfan Papalia

dalam rapat yang dihadiri beberapa kepala bidang Dinas Pendidikan dan kepala sekolah menerangkan, rapat pansus untuk membahas kinerja bupati atas laporan pertanggungjawaban tahun anggaran 2023 yang diamanatkan juga di pundak Kepala Dinas Pendidikan dan sampai di kepala sekolah terkait dengan penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU) yang dikelola untuk membangun lembaga pendidikan ini sangat penting.

Baca Juga: Tiga Ormas Katolik Maluku Dikukuhkan

Irfan kemudian mempertanyakan apakah kepala sekolah dalam menerima proyek pembangunan sekolah sudah melaksanakan sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Dan apakah sudah bisa dinikmati di sekolah.

Kata dia, DPRD ingin PPTK harus hadir dalam rapat pansus itu. Namun sampai rapat diskorsing, PPTK proyek DAK/DAU tidak nongol dihadapan para wakil rakyat.

Padahal kata Irfan, kalau keterangan dari PPTK sangat dibutuhkan , sebab ada banyak proyek yang tidak terlesaikan. Tapi PPTK tidak melaporkan ke atasan, sehingga terjadi pencairan anggaran 100 persen.

Irfan lalu menyebutkan proyek oembangun parasana pendidikan yang terbengkalai itu banyak terjadi di dataran pegunungan. Bahkan pelayanan pendidikan di sana banyak mengalami kekurangan, baik tenaga guru, maupun infrastruktur. Sehingga dalam kesempatan itu, ia meminta masukan dari para kepsek.

Saat menyentil soal proyek yang terbengkalai, Irfan lalu mencontohkan yang terjadi di Desa Waelapia, dan lebih tepat lagi SMPN 48 Buru Dusun Waetose.

“Batako baru naik enam sudah rubuh lagi. Lalu bagaimana kita punya pendidikan ini mau maju,” katanya dengan nada prihatin.

Kicauan Irfan itu akhirnya berbalas pantun dengan semakin terbongkarnya kebobrokan di sekolah tersebut. Bambang Langlang Buana dari Fraksi PPP, bahkan berani menyebutkan kalau ada banyak masalah yang terjadi di sekolah-sekolah. Tapi kepala sekolah tidak berani buka suara.

Bangun gedung sekolah ada yang tidak berplafon dan juga berlantai tanah. Konon katanya, ada oknum dinas pendidikan yang suka main gertak kepala sekolah, akan dimutasi bila berani memasalahkan proyek yang terbengkalai tadi.

Lantas benarkan yang terjadi di SMPN 48 Buru? DPRD menemukan fakta, dari empat jenis fisik pekerjaan di sana yang dibangun sejak tahun anggaran 2022 lalu, ada pembangunan gedung Laboratorium IPA beserta perabotnya senilai Rp309 juta yang ditelantarkan.

Selain pembangunan lab IPA, ada pembangunan rumah dinas guru beserta perabotnya senilai Rp430 juta, pembangunan gedung laboratorium komputer beserta perabotnya senilai Rp309 juta, serta pembangunan ruang Unik Kesehatan Sekolah (UKS) beserta perabotnya senilai Rp130 juta.

Dari empat fasilitas yang dibangun itu, tiga sudah dinikmati, yakni rumah dinas guru, gedung Lab Komputer dan Gedung UKS.

Hanya gedung Lab IPA yang tidak dapat dimanfaatkan sama sekali oleh pihak sekolah.

Kepala SMPN 48 Buru, La Ode Sabarudin Sira, kepada awak media menceritakan, baru tiga fasilitas yang telah dimanfaatkan. Sekalipun ada rasa tidak puas karena ada bangunan yang plasteran dindingnya keropos dan ada isi perabot gedung yang tidak diberikan.

“Angin tiup saja ada dinding yang roboh,”ungkap Kepala SMPN 48 Buru, La Ode Sabarudin Sira , Sabtu (18/5).

Bangunan terbengkalai itu memang rapuh. Tiang besi cor tidak menggunakan besi 12 inci, tapi diganti dengan besi 8 inci.

Tampak dari depan masih terlihat ada bangunan yang belum selesai dikerjakan. Tapi bila ditengok di bagian belakang, seluruh dinding bangunan sudah roboh.

Pondasi bangunannya juga tidak dirapihkan dan diratakan dengan tanah timbunan. Sabarudin tidak tahu mau mengadu ke mana karena saat fasilitas itu dibangun pihak sekolah sengaja tidak diberikan RAB.

Yang sangat memprihatinkan, lanjut Sabarudin, gedung lab IPA tidak dapat dimanfaatkan karena bangunannya terbengkalai dari awal pekerjaan pada tahun 2022 lalu.

Sabarudin pernah datang ke pihak dinas, dan ada pejabat yang hanya memberinya 15 buah komputer untuk lab komputer tanpa perabot. Peralatan Lab IPA juga turut diberikan tanpa perabotan.

Wakil Ketua Pansus LPJ, Naldi Wali yang dihubungi terpisah, sebutkan kalau DAK empat paket di SMPN 48 Buru telah cair 100 persen. Karena itu dia heran, masih ada yang belum terselesaikan sampai telah memasuki tahun 2024 ini.

Ketua pansus LPJ, Jaidun Saanun juga mengatakan hal yang sama, kalau ada fisik bangunan pada SMPN 48 Buru yang diterlantarkan.

Dana cair, ada proyek terbengkalai yang menyebabkan beberapa anggota dewan angkat suara saat sedang berlangsung rapat pansus beberapa hari lalu.

Mereka mencurigai ada kongkalikong antara Kadis dan PPTK yang saat itu bernama Madi, sehingga bisa dibuat berita acara pencairan sampai selesai.

Sampai berita ini dikirim, Kadis Dahlan Kabau yang hendak dikonfirmasi, soal dugaan praktek kongkalikong, belum berhasil ditemui.

Dihubungi lewat handphone, nomornya selalu mati. Lewat pesan WA pun tidak dijawabnya.(S-15)