Musda Deadlock Akibat Kepentingan Petinggi tak Terakomodir
AMBON, Siwalimanews – Akademisi Fisip Unpatti, Paulus Koritellu menilai, deadlocknya Musda IX DPD Golkar Kota Ambon sebagai akibat dari belum terpenuhinya kepentingan dari petinggi partai berlambang beringin itu.
Golkar sebagai partai politik memang sarat pengalaman serta dipenuhi oleh para politisi kawakan yang piawai bermain politik, karenannya terkadang sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan dalam internal partai bisa saja mengalami deadlock seperti di Musda Golkar Ambon.
“Akibat dari kepiawaian memainkan politik menyebabkan suatu cela yang kecil saja ketika kepentingan mereka tidak terakomodir, maka persoalan yang ada dapat dibesar-besarkan dan itu yang sementara dimainkan,” ujar Koritellu kepada Siwalimanews di Ambon, Rabu (30/9).
Sebenarnya, jika menurut Juklak 02 hasil steering commite hanya ditetapkan dalam suatu forum musda, maka seharusnya peserta musda taat asas. Namun faktanya, dengan kepentingan person maupun kelompok dalam Golkar yang mengakibatkan terjadinya dinamika tersebut.
Kepentingan itu terkait dengan kandidat yang dijagokan tidak terakomodir dalam hasil keputusuan steering comite sesuai dengan Juknis 02, sehingga akan berlanjut panjang.
Baca Juga: Lima Kali Diskors, Pimpinan Musda Langgar Konstitusi PartaiJika kepentingan petinggi Golkar di Maluku terkait dengan siapa yang menjadi Ketua DPD II telah terakomodasi, maka sesungguhnya tidak ada permasalahan, namun hal ini karena sebaliknya kepentingan belum terpenuhi.
“Saya pertanyakan apakah benar petinggi Golkar Ramli Umasugi, Hamza Sangadji atau pak Ris memiliki kepentingan yang sama terhadap orang yang berdasarkan hasil kerja steering ditetapkan? belum tentu, justru belum tentu itu, maka penggodokan dan dinamika itu terjadi dalam internal Golkar, jadi hanya satu titik kepentingan mereka tidak bisa merepresentasikan kepentingan mereka,” cetusnya.
Selain itu, pada momentum ini petinggi Golkar maupun kelompok tertentu dirasakan belum dipersatukan oleh person yang diputuskan oleh steering commite padahal Juklak jelas, apapun dinamika didalam musda hasil kerja stering commite harus ditetapkan.
Ia menilai dinamika yang ada akan selesai jika petinggi Golkar Maluku seperti Ketua DPD Ramli Umasugi, Hamza Sangadji dan Richard Louhenapessy duduk bersama dan menyatukan kepentingan.
Terkait dengan dampak bagi partai, mungkin bagi internal menggap dinamika yang ada sebagai dampak positif karena perhatian masyarakat akan tertuju pada Golkar tetapi sebaliknya hal ini harus dapat diantisipasi, sebab masyarakat bisa saja mempertanyakan dari segi kedewasan partai sendiri.
“Bisa saja masyarakat menilai kok partai sebesar ini tidak dapat selesaikan masalah musda atau masyarakat bertanya sebenarnya golkar mau apa. Inilah yang harus diantisipasi,” ucapnya. (Cr-2)
Tinggalkan Balasan