Menanti Pemimpin yang Menginspirasi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku resmi menetapkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath sebagai pemenang Pilkada Maluku2024 senin 9/12/2024
Kemenangan Pasangan dengan akronim LAWAMENA ini ditetapkan dalam rapat Pleno rekapitulasi hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dari 9 Kabupaten dan 2 Kota di Maluku.
Pleno digelar di kantor KPU Maluku dipimpin Ketua KPU Shadhek Fuad dihadiri semua anggota KPU Maluku. Hasil rekapitulasi KPU menetapkan pasangan nomor urut 3 meraih suara terbanyak dengan perolehan 437.379 suara atau 47,40% dari total suara sah, diurutan kedua Pasangan Jeffry Rahawarin-Mukti Keliobas 249.013 suara atau 26,99 % dan urutan ketiga pasangan nomor urut 2 yang juga petahana Murad Ismail-Michael Wattimena dengan suara 236.377 atau 25,62 persen.
Dengan demikian secara resmi Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Nomor 3 Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath ditetapkan sebagai Pemenang Pilkada Maluku 2024-2029.
Daerah Seribu Pulau, Maluku memiliki kedudukan dan peran penting sejak diterapkannya otonomi daerah di Indonesia pada era reformasi. Praktek Sentralisasi dan dominasi oleh pemerintah pusat kini telah berganti menjadi desentralisasi dan dekonsentralisasi, seiring dengan perkembangan pembangunan nasional di Indonesia saat ini telah membawa masyarakat Maluku kearah, sikap, perilaku dan pola pikir yang lebih kritis, sehingga berdampak terhadap berbagai tuntutan pelayanan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Refleksi Akhir Tahun dan Tantangan Kepemimpinan PGRI ke DepanKonsekuensi dari kemajuan pola pikir masyarakat Maluku tersebut hendaknya menjadi motivasi bagi aparat pemerintah untuk mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal terhadap berbagai tuntutan kebutuhan masyarakat Maluku, baik pelayanan civil maupun pelayanan publik, berbagai upaya dalam rangka mewujudkan aparatur pemerintah yang berkualitas, bersih dan berwibawa (clean and good government).
Suatu organisasi baik itu formal maupun nonformal dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya, karena keberadaannya sangat penting untuk jadi panutan bagi para bawahannya. Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, tempat kerja, pertemanan, keluarga atau untuk dirinya sendiri.
Momen tersebut akan membantu memunculkan kualitas dan gaya kepemimpinan dalam diri seseorang. Pemimpin bukan sekedar memerintah orang dibawahnya. Sosok pemimpin membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang benar. Mereka menetapkan arah, membangun visi yang inspirasi dan menciptakan sesuatu yang baru.
Kepemimpinan adalah tentang memetakan ke mana harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau organisasi. Ketika seorang pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga harus menggunakan keterampilan manajemen mereka untuk membimbing orang-orang mereka ke tujuan yang tepat, dengan cara yang efektif dan efisien.
Secara umum, kepemimpinan menggambarkan hubungan yang erat antara seorang pemimpin dengan sekelompok manusia yang dipimpin dengan sekelompok manusia yang dipimpin karena adana kepentingan bersama. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi, kepemimpinan mutlak diperlukan bila terjadi interaksi kerjasama antar dua orang atau lebih dalam mendapai tujuan organisasi.
Baik buruknya suatu kepemimpinan akan membawa pengaruh dalam segala segi kehidupan organisasi yang dipimpinnya, setidaknya terdapat 3 esensi kepemimpinan yang ditumbuhkan agar dapat menjadi sosok pemimpin yang ideal dan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat ketiga esensi penting dari kepemimpinan tersebut adalah:
1.Pengaruh seorang pemimpin dapat membawa pengaruh yang positif bagi mereka yang dipimpinny, sebab suatu organisasi akan berjalan dengan maksimal dan baik dalam mewujudkan visi misi jika mendapat pengaruh positif yang kuat dari seorang pemimpin.
Pengaruh positif yang kuat ini akan menciptakan atmosfir yang kondusif bagi pertumbuhan dan kemajuan organisasi karena pengaruh pemimpin yang positif ibarat air kehidupan bagi mereka yang dipimpinnya.
Pengaruh positif yang kuat ini lahir dari Integritas dan dari Integritas lahir keteladanan dan wibawa sebagaimana Sun Tzu nyatakan, “Pemimpin memimpin dengan teladan bukan dengan kekerasan”.
Pemerintahan yang bersih dan berwibawa lahir dari pemimpin yang berintegritas serta memancarkan keteladanan sehingga pengaruh Positifnya sangat kuat melingkupi seluruh organisasi yang dipimpinnya.
2.Pemberdayaan, esensi kedua ini adalah Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menggali seluruh potensi yang ada dalam organisasi yang dipimpinnya, Pemimpin akan memberdayakan segala potensi yang ada terutama pemberdayaan SDM memiliki peranan yang strategis dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi.
Dalam arti luas, pemberdayaan SDM secara substansi dipahami sebagai proses peningkatan potensi, kompetensi dan karir dari pegawai. Sebagai sumber daya tak jarang para pegawai menghadapi kendala ataupun hambatan dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tidak dapat memenuhi ekspetasi dan tututan organisasi.
Dalam situasi seperti ini diperlukan intervensi yan dimaksudkan untuk memampukan dan memberdayakan para pegawai agar dapat memunculkan potensi yang mereka miliki dalam wilayah kepemimpinannya. Maxwell mengungkapkan bahwa “The best leaders are humble enough to realize their victories depend upon their people” Para pemimpin yang baik memiliki sifat rendah hati untuk bahwa kemenangan-kemenangan mereka bergantung pada pencapaian orang-orang yang dipimpinnya.
Organisasi yang dipimpinnya dapat maju dikarenakan memberdayakan semua sumber-sumber daya yang ada terutama sumber daya manusia, bukan justru memanfaatkan mereka yang dipimpinnya demi keutungan pribadinya. Dalam hal ini coaching, mentoring dan counseling mestinya menjadi perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan sehari-hari di dunia kerja.
3. Pelayanan dan pengabdian esensi ketiga ini adalah pengabdian dan pelayanan, pemimpin yang baik adalah mereka yang justru melayani, bukan dilayani. Pelayanan dan kepemimpinan sepertinya dua hal yang sangat bertolak belakang, bagaimana mungkin melayani tapi juga memimpin? Bukan pemimpin itu yang harus dihormati, dilayani, disanjung?
Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia pimpin dengan penuh pengabdian.
Fokusnya hanyalah bagaimana mensejahterakan , mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang dipimpinnya. Jiwa pelayanan atau pengabdian ini akan mengibarkan seorang pemimpin menjadi pemimpin yang besar dan bermartabat. Pemimpin yang baik adalah selalu membuat sesuatu terjadi, mereka memberikan hasil kerja, sebaliknya pemimpin yang tidak kompeten hanya peduli pada posisi jabatan sehingga cenderung memainkan politik daripada menghargai bawahan/pengikutnya dan menjalankan peran kepemimpinannya.
Pada hal bawahan yang baik sekalipun tidak dapat mentolerir pemimpin yang buruk, seringkali hal ini akan berujung pada ketidakpuasan di tempat kerja. Sebagai pemimpin harus memandang setiap orang sebagai pribadi yang utuh, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Jadilah pendengar yang baik pertahankanlah suasana hati yang konsisten dan tetap optimis.
Pemimpin yang baik bahwa konflik atau dinamika hubungan akan naik dan turun ketika memimpin mereka namun tugas pemimpin adalah tetap mempertahankan sikap positif kala berhubungan dengan anggotanya.
Hingga pada akhirnya bawahan akan memberikan upaya terbaik ketika mereka menyadari bahwa pemimpin mereka selalu hadir untuk mendorong dan mendukung mereka. Seorang pemimpin harus memiliki gambaran yang jelas kekuatan dan kelemahan setiap orang yang dipimpinnya dan memahami bagaimana mereka sesuai dengan kebutuhan tim work.
Pemimpin harusnya menjadi sumber energi untuk orang lain, karena setiap orang yang berjumpa dengan pemimpin pasti mereka merasa senang karena selalu mendapat sesuatu bahkan bukan hanya senang mereka menjadi lebih semangat untuk berkarya dan bertumbuh dimana kehadiran pemimpin menjadi sumber inspirasi bagi mereka.
Ada istilah pemimpin harus melahirkan pemimpin justru harus belajar mengurangi instruksi dan pemimpin harus banyak memberikan tantangan kepada orang-orang yang dipimpinnya, karena dengan demikian anggota tim akan diberikan kesempatan untuk berkreasi mencari solusi sehingga mereka merasa keberadaannya sangatlah berarti.
Sang pemimpin akan lebih sabar mendengarkan dan menyiapkan pertanyaan yang cerdas. Hal ini berarti pemimpin harus lah memberikan kesempatan kepada yang dipimpinnya untuk memberikan masukan untuk selanjutnya mencari solusi, karena jam terbang seorang pemimpin biasanya sudah tahu banyak jawaban atas berbagai hal. Namun pemimpin yang ingin melahirkan pemimpin perlu menahan diri untuk memberikan jawaban atau solusi.
Pemimpin harus mengali berbagai solusi atas berbagai persoalan yang terjadi, memang perlu waktu dan kesabaran tetapi begitulah bila kita ingin orang-orang yang kita pimpin lebih berdaya dan kelak siap menjadi pemimpin yang lebih hebat dari kita, karena salah satu ciri keberhasilan kita seorang pemimpin adalah manakalah kita berhasil melahirkan atau menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang bahkan lebih hebat dari kita, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku 2024-2029 dalam memimpin Maluku dengan Visi : Maluku Maju, Mandiri, Religius, dan Berbudaya Berdasarkan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat,dan Misi : 1. Terwujudnya Maluku Yang Maju Dalam Berbagai Bidang Baik Secara Fisik Maupun non Fisik, Melalui Pembinaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul Sebagai Basis Pembangunan Berkelanjutan, 2. Terwujudnya Maluku Yang Mandiri Melalui Sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam Demi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, 3. Terwujudnya Maluku Yang Relegius, Saling Menghormati Dan Menghargai Kepelbagian Dalam Suasana Aman Dan Damai, 4. Terwujudnya Maluku Yang Berbudaya, Memiliki Ethos Kerja Yang Tinggi, Dalam Nuansa Semangat Orang Basudara Berdasarkan Prinsip Kebersamaan Untuk Menjawab Tantangan Lokal, Nasional Dan Global, 5. Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan Prinsip Berkelanjutan Yang Didorong oleh Semangat Gotong Royong dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Produktif, Kreatif, Inovatif, Kolaboratif, Partisipatif, Berbudaya dan Berdaya Saing Tinggi, Untuk Menopang Pembangunan Daerah Secara Terpadu, 6. Pembinaan Dan Pengembangan Sumberdaya Birokrasi Berkualitas Yang Mampu Melayani Masyarakat Berdasakan Nilai-Nilai Etika dan Moral, 7. Pembinaan Dan Pengembangan Masyarakat Adat Dalam Rangka Melestarikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Menjadi Instrumen Penopang Pembangunan Berkelanjutan.
Semuanya ini demi Par Maluku Pung Bae, karena Indonesia tanpa Maluku bukanlah Indonesia. (Wellem Ririhatuela,SE, MM (Pengawas Pemerintahan Ahli Madya Inspektorat Daerah Provinsi Maluku)
Tinggalkan Balasan