AMBON, Siwalimanews – Hampir sepekan berdiam diri, Lucky Watimury akhirnya angkat bicara menanggapi saling sikut di internal PDIP Maluku, hingga isu pencopotannya sebagai Ketua DPRD Maluku.

Lucky menilai, langkah politik yang tidak elok dan cederung melukai teman sendiri itu tidak baik dan merusak partai.

Insting politiknya akhirnya berhenti manakalah pada pekan kemarin, tepatnya di Kantor DPRD Maluku, politisi senior PDIP itu membaca gerak tubuh sejumlah aktivis muda dan pengakuan sejumlah oknum internal PDI-P Maluku.

Menurutnya, ada skeneraio merebut jabatan Ketua DPRD Maluku dari tangannya. Sebab, awalnya pinjaman uang menjadi isu utama. Tapi kemudian bergeser ke isu lain, yakni pergantian Ketua DPRD Maluku.

“Dua isu ini memang berbeda, tapi punya kaitan. Pergeseran isu ini dapat dimengerti, sebab masalah pinjam uang telah berhasil diselesaikan secara kekeluargaan dan damai, termasuk pencabutan laporan di kepolisian. Setelah saya bertemu langsung dengan saudara Ongen dan pengacaranya, kita berhasil memetakan masalah, bagaimana kronologisnya termasuk tahapan penyelesaian yang sudah dan akan dilakukan. Tapi yang pasti adalah, di dalam otak pembuat skenario isu pinjam uang, antara beta dan Abdul Wahan Latuamuri, harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan saya sebagai Ketua DPRD Maluku,” tandas Lucky dalam rilis yang diterima redaksi Siwalimanews, Kamis (6/10) malam.

Baca Juga: Pasca Bentrok, Watubun Minta Masyarakat Tahan Diri

Lucky akui, selama ini dirinya diam dan tidak pernah mengklarifikasi berita yang ada di media massa. Hal itu lantaran waktu yang tersedia dipergunakan untuk merenung dan mengamati siapa aktor intelektual yang bermain, termasuk memanfaatkan jaringan untuk bekerja guna mendapatkan data dan fakta.

“Faktanya adalah, pada hari Sabtu 17 September 2022, sekitar pukul 18.00 WIT atau pukul 6 sore, di tangga Kantor DPRD Maluku, ada tiga teman dekat saya dan yang lain bertemu. Kita lalu membahas salah satu masalah yang menjadi perhatian publik, adalah bagaimana menjadikan pinjaman uang sebagai berita utama dan viral di media. Katanya ini ada skenario, dimana nanti pada Senin ada berita tentang isu pinjaman uang itu. Dan ternyata benar, pada Senin ada pemberitaan tentang peminjaman uang. Tujuannya supaya ada opini publik dan internal PDIP, termasuk DPP menilai beta selaku Ketua DPRD Maluku berikut politisi PDIP, telah mencemarkan nama baik partai dan segera dicopot dari jabatannya,” beber Lucky.

Masih kata Lucky, tidak hanya dirinya sebagai Ketua DPRD Maluku yang jadi sasaran, melainkan informasi yang beredar, kalau ada oknum-oknum yang mengatur tahun 2004 mendatang dirinya tidak bisa maju dalam kontestasi calon Walikota Ambon.

Pasalnya, beredar kabar ada calon lain di luar PDIP yang akan diperjuangkan maju sebagai calon Walikota Ambon.

“Nah, fakta lainnya, sebagai gerakan untuk menjatuhkan beta dari Ketua DPRD Maluku, yakni mengajak sekelompok anak muda atau aktivis untuk menjalankan aksi demo. Jaringan saya di kalangan organisasi pemuda, mengingatkan saya bahwa ada aktor intelektual yang bergerilya mengajak sesama aktivis untuk melakukan demo. Isunya adalah Lucky Wattimury tidak layak pimpin DPRD Maluku, karena terlibat hutang piutang. Tujuan demo adalah membentuk opini publik secara terus-terusan, sehingga ada alasan melaporkan kepada DPD berikut tindakan DPP mengganti Ketua DPRD. Jujur, waktu dengar cerita tersebut dari teman-teman, beta diam seribu bahasa. Kok bisa begitu. Beta kemudian memberikan nasehat kepada adik-adik aktivis itu supaya ke depan belajar jadi pemimpin yang beretika dan bermartabat. Jangan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Tapi gunakan cara-cara yang etis,” ungkapnya.

Menyoal sikap Lucky terkait isu pergantian Ketua DPRD Maluku, mantan Ketua DPRD Kota Ambon itu menyerahkan sepenuhnya kepada DPP. Pernyataan Lucky mengingatkan kepada ungkapan filsuf asal Yunani Aristoteles yang mengemukakan pendapatnya tentang politik.

Aristoteles mengatakan dalam berpolitik, manusia pada dasarnya adalah binatang. Begitupun dengan Winston Churchil yang berpandangan politik hampir sama dengan perang dan sama berbahayanya. Dalam perang dibunuh sekali, tapi dalam politik, berkali-kali. Lucky sudah matang dalam politik praktis, olehnya dia tidak mau gegabah.

“Saya adalah petugas partai. Jadi kalau ada kebijakan DPP pasti saya patuh dan siap laksanakan keputusan DPP. Partai punya aturan dan mekanisme dan itu harus kita jalankan dengan baik,” ujarnya.

Lucky juga berpesan kepada rivalnya yang main sikut, bahwa belajar untuk tidak menggunakan cara-cara yang tak terhormat. Percaya diri dan lakukan perbuatan secara terhormat dan bermartabat untuk mendapatkan suatu jabatan.

“Jabatan itu pasti akan datang dengan sendirinya. Jabatan Ketua DPRD  adalah milik Tuhan bukan pribadi atau keluarga. Melalui keputusan DPP, Tuhan percayakan jabatan itu untuk beta. Karena itu selama menjalankan tugas sebagai Ketua DPRD, beta selalu jadikan jabatan ini sebagai alat untuk melayani dan tidak mau menciderai orang lain. Kalau ada kekuarangan dan keterbatasan dalam memimpin itu betul dan itu dialami setiap pemimpin. Namanya juga manusia termasuk beta bukan malaikat. Mari, jangan sekali-kali melukai orang lain, apalagi teman sendiri. Mari kita solid untuk sukses di 2024 mendatang,” pesan Lucky. (S-07)