Liburan Literasi
BAGI sebagian orang yang bekerja dalam dunia pendidikan, selain liburan yang sudah ditentukan dalam kalender, ada momen spesial libur yang ditunggu, yaitu libur akhir semester saat kenaikan kelas. Biasanya libur dalam masa pendidikan dapat dilaksanakan saat akhir pembelajaran semester ganjil dan genap. Tenaga pendidik dan peserta didik biasanya antusias dalam menyambut libur semester. Apalagi ditambah libur yang bersamaan dengan momen hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Bekerja dan beraktivitas sepanjang hari serta menghabiskan waktu dalam kegiatan merupakan runitas wajib yang dilakukan banyak orang. Fakta yang terjadi ialah sebagian aktivitas yang dilakukan cenderung berjalan tanpa disadari bahwa hari dan waktu dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang monoton.
Sampai-sampai hal yang kecil dan menyenangkan terkadang terabaikan sehingga memberikan kesan suasana yang berbeda saat liburan. Liburan tidak harus dengan melakukan perjalanan jauh atau bepergian dengan menghabiskan biaya yang besar. Namun, libur juga bisa difokuskan pada serangkaian rutinitas yang berbeda dari biasanya. Psikolog Ester Lianawati menyebutkan liburan juga membawa fungsi penyegaran secara sosial dengan meninggalkan runitas sehari-hari. Liburan juga seharusnya membawa dampak positif bagi setiap orang. Berhenti sejenak dari aktivitas biasanya dapat memberikan efek kesegaran jiwa saat nantinya akan kembali beraktivitas. (Ester Lianawati, November 2013, majalah Intisari edisi ekstra) Kegiatan liburan literasi Libur sekolah sebenarnya merupakan kesempatan yang sangat tepat bagi orangtua untuk mengajak putra-putrinya berliterasi. Saat libur, anak berada di rumah selama 24 jam. Ini merupakan waktu yang tepat bagi orangtua untuk memantau, mengarahkan, hingga mengembangkan bakat dan minatnya dalam berliterasi. Berliterasi sebenarnya ialah olah rasa (dirasa), olah cipta (dilihat dan didengar), dan olahraga (dilakukan). Realitas yang ada, anak zaman now— yang disebut anak gen Z— terkenal memiliki kecepatan yang luar biasa dalam berselancar di dunia maya, tetapi tidak banyak dari mereka yang mampu membaca dan menulis secara cepat. Padahal, dengan menulis ada manfaat yang kita dapatkan, di antaranya melatih menyampaikan pesan, melatih konsentrasi, melatih kemampuan membaca, membuat anak kreatif, dan melatih kesabaran serta ketelatenan.
Banyak hal yang dapat dilakukan saat mengisi liburan khususnya dalam dunia pendidikan seperti kegiatan berikut ini. 1. Mengunjungi perpustakaan umum. Otonomi daerah tentunya berpengaruh positif bagi warga negara terutama keikutsertaannya dalam meningkatkan kecerdasan bangsa. Berbagai taman baca mulai bermunculan, demikian juga perpustakaan daerah (perpusda). Banyak buku yang dibeli untuk menambah koleksi perpusda mulai buku cerita, buku ilmiah, buku keagamaan, bahkan mobil pintar yang selalu keliling ke sekolah-sekolah. Sayang, fasilitas itu jarang sekali dimanfaatkan. Padahal, banyak manfaat yang didapat dari fasilitas tersebut. Orangtua bisa memanfaatkan fasilitas perpusda sebagai sarana penyegaran sekaligus berliterasi saat anak-anak libur sekolah. Nuansa liburan akan lebih bermanfaat jika melakukan kunjungan ke perpustakaan umum. Perpustakaan umum bisa menjadi salah satu daftar catatan kunjungan saat mengisi liburan, khususnya dalam dunia pendidikan.
Dengan mengunjungi perpustakaan kita dapat merasakan atmosfer baru dalam pengetahuan. Selain itu, membaca koleksi di perpustakaan juga memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi pemikiran. Bukan berarti libur sekolah atau libur aktivitas, berhenti pula proses isi otak.
Di sinilah kesempatan yang baik bagi siswa, guru, maupun sivitas akademik mengisi liburan dengan tetap pergi ke perpustakaan dengan waktu yang panjang. 2. Belanja buku. Saat ini toko-toko buku baik yang langsung atau secara daring bertaburan di mana-mana. Toko daring lebih banyak digunakan untuk melakukan transaksi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan tambahan. Saat liburan merupakan kesempatan bagi orangtua bisa secara mudah untuk mendapatkan buku bacaan sesuai minat anak. T
Baca Juga: Nasib Awak Kapal di PP Nomor 22 Tahun 2022anpa harus pergi ke toko apalagi ketersediaan toko buku di daerah belum memadai, tinggal order dan transfer biaya, buku yang kita inginkan akan datang tanpa harus bersusah payah mendapatkannya. Bagi orangtua yang mampu membelikan buku, tetapi tidak sempat mendampingi anaknya membaca atau membacakan isi buku tersebut, masa liburan ialah kesempatan untuk mengajak anaknya membaca buku. Dengan begitu, akan muncul rasa kebersamaan dalam berliterasi yang dapat mendukung hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak. 3. Mencatat kegiatan saat libur sekolah. Mencatat apa yang dirasa, dilihat, didengar, hingga yang dilakukan ialah hal positif untuk mencegah kelupaan. Bahkan, dengan tercatatnya sebuah kegiatan membuat seseorang akan memperoleh pengalaman baik apa yang harus dilakukan maupun apa yang harus ditinggalkan. Mencatat kegiatan ini tidak perlu panjang karena tujuan catatan ini ialah agar tumbuh senang di hati anak untuk berliterasi. Semuanya harus disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembang jiwa anak. Jangan bebani anak dengan mencatat kegiatan hariannya secara panjang karena hal ini dapat membuat anak semakin merasa tertekan yang pada akhirnya dia enggan untuk melaksanakannya. 4.
Silaturahim komunitas literasi. Kegiatan literasi itu dan dapat dilakukan di mana saja, termasuk tanpa harus keluar rumah. Pada saat liburan ialah saat yang tepat mengajak anak untuk bersilaturahim mengunjungi para pegiat literasi untuk memotivasi anak berliterasi. Dalam kegiatan ini, kita dapat mengajak anak-anak untuk berdialog ringan dengan pegiat literasi untuk menambah wawasan anak mengenai pentingnya membaca buku dan menulis. 5. Liburan virtual.
Salah satu hal terbaru dan menarik saat ini ialah mengisi liburan secara virtual, seperti mengikuti seminar daring atau wisata secara daring. Liburan virtual ini muncul saat pandemi covid-19 melanda dunia ketika segala aktivitas secara tatap muka ditiadakan. Meski liburan bukan berarti kita berhenti untuk belajar dan mengisi diri dengan pengetahuan, melakukan hal-hal di luar kebiasaan dan aktivitas saat liburan seperti piknik, naik guung, wisata air, dan lain sebagainya itu sudah dilakukan kebanyakan orang. Namun, mengisi liburan dengan hal-hal yang berhubungan dengan literasi dapat memberikan nuansa yang berbeda dan manfaat yang berbeda. Liburan tidak harus identik menghabiskan uang banyak, tetapi dengan uang yang kecil kita bisa menikmati liburan. Semoga bermanfaat.Oleh: Ernawati Pustakawan Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
Tinggalkan Balasan