AMBON, Siwalimanews – Anggota DPR RI dapil Ma­luku, Hendrik Lewerissa serap aspirasi masyarakat dalam program Asmas MPR RI, dengan melakukan tatap muka dengan mas­yarakat Negeri Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Te­ngah (Malteng), Sabtu (22/8).

Dalam kesempatan tatap muka tersebut, HL sapaan akrab Hendrik Lewerissa itu mendengarkan masu­kan dari masyarakat terkait masalah yang dihadapi.

HL menyampaikan, bencana pan­demi Covid-19 ini menimbulkan dam­pak yang sangat besar bagi kehidu­pan ekonomi, sosial dan politik bagi kehidupan masyarakat.

“Dampak ini dirasakan oleh selu­ruh masyarakat di seluruh dunia. Ini bencana global bukan hanya masa­lah nasional atau lokal saja tapi ini masalah dunia. Sebelum terjadinya bencana Covid-19, kondisi Maluku me­mang masih tertinggal diban­ding­kan dengan daerah lain yang lebih maju dan sejahtera. Maluku masih menjadi provinsi termiskin ke-4 di Indonesia. Apalagi dengan ada­nya bencana Covid-19 ini, situasi dan kondisi masyarakat terasa sema­kin sulit,” ujar HL yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Maluku ini.

Menyoroti kebijakan belajar dari rumah, kata HL, menjadi beban yang sangat berat bagi sebagian besar orang tua murid di Maluku. Kenda­lanya banyak, terutama masalah ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti adanya jaringan internet yang terjangkau oleh selu­ruh keluarga di Maluku, adanya laptop atau minimal harus punya HP Android dan harus ada pulsa data.

Baca Juga: 900 Orang Tinggalkan Ambon dengan KM Ngapulu

“Banyak orang tua yang merasa sangat berat untuk memenuhi kebu­tuhan itu. Dan untuk daerah yang masuk kategori zona hijau, semesti­nya proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui pertemuan fisik seperti biasa asalkan setiap orang  diharuskan menggunakan masker dan mengatur jarak aman dalam kelas serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum masuk ke ruang kelas. Apa bedanya dengan aktifitas Rapat Rapat di DPR dan MPR ? Bertemu secara fisik juga kan? Saya hadir rapat dj Komisi, Badan Legislasi DPR RI dan Badan Pengkajian MPR RI, saya hadir secara fisik. Namun, kami disiplin me­nerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19,” tandasnya.

Terkait bantuan Pemerintah kepa­da masyarakat yang terdampak Covid-19 termasuk kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UM­KM), HL mengatakan, bantuan pemerintah tersedia melalui program bantuan yang ditangani oleh Ke­men­terian Sosial serta Kementrian Koperasi dan UMKM serta Ke­menterian lainnya tinggal warga berkoordinasi dengan pihak peme­rintah negeri setempat.

“Ada itu, masalah yang sering ter­jadi adalah soal validitas data. Ada yang layak dan pantas mene­rima ban­tuan namun namanya tidak tercantum dan sebaliknya ada yang tidak pantas menerima bantuan tapi namanya ada dalam Daftar Penerima Bantuan Pe­merintah. Tapi hal ini sifatnya kasuis­tis saja dan jangan disama ratakan di seluruh desa atau negeri,” ujarnya.

Dikesempatan itu, warga Suli juga mengeluhkan soal urusan admini­strasi kependudukan terkait pengu­rusan KTP dan KK yang harus dila­kukan di Masohi, mengapa tidak bisa dilakukan di Kantor Camat saja ?

HL yang pada saat itu didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Ma­luku, Wakil Ketua DPRD Maluku Te­ngah dan Wakil Ketua DPRD SBT ber­sama beberapa Anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra menga­takan, itu ide yang bagus dan akan disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui Anggota dan Pimpinan DPRD dari  Partai Gerindra.

Dalam kesempatan tatap muka tersebut HL juga berjanji untuk membantu pengadaan air bersih melalui pembangunan sumur bor untuk beberapa lokasi di Suli.

“Beta seng mau berikan banyak janji untuk rakyat, lebih baik sedikit janji tapi dilaksanakan daripada banyak janji tapi tidak pernah direalisasi,” terangnya.

HL menghimbau warga masyara­kat untuk tetap semangat dan opti­mis ja­lani hidup ini meskipun masih dihantui oleh bahaya pandemi Covid-19.

“Sudah ada vaksin yang dipro­duksi di Rusia dan beberapa negara lain termasuk juga oleh  Perusahan Far­masi Nasional di Indonesia namun masih harus melalui tahapan uji klinis jadi bersabar saja. Yang penting, dalam lorong yang gelap ini, ada cahaya peng­harapan yang nampak diujung sana,” katanya. (S-16)