Lagi, Penambahan Dua Titik Bencana
AMBON, Siwalimanews – Akibat hujan yang mengguyur Kota Ambon yang tak henti-hentinya, mengakibatkan terjadinya penambahan dua titik ancaman bencana longsor, yang telah ditangani langsung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon.
Sekretaris BPBD Kota Ambon, Eva Tuhumurry mengatakan, berbeda dengan bencana yang terjadi sebelumnya, dititik ini hanya bersifat ancaman tanah longsor saja. Titik yang pertama berada di Goga, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
“Di Kawasan Goga, Kelurahan Kudamati itu sebenarnya sudah dari malam, ancaman saja sebenarnya, tapi tadi sudah ditindaklanjuti oleh staf,” ungkap Tuhumury, kepada wartawan, di Halaman Parkiran Balai Kota Ambon, Selasa (18/5).
Kemudian untuk hari ini (red kemarin), lanjutnya penambahan ada di Desa Batu Merah, daerah Galunggung, lebih tepatnya Tanah Rata. Salah satu rumah warga di daerah tersebut terancam longsor besar.
“Di Tanah Rata itu juga ancaman saja, memang ada longsor tapi tidak parah namun itu ancaman untuk rumah salah satu keluarga itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Wadjo: Proyek SMI tak Selesai, PUPR Tanggung JawabDiakuinya, langkah antisipasi guna meminimlisir kerugian pada masyarakat, akibat ancaman tersebut, langkah tanggap darurat telah diberikan kepada dua titik tersebut.
“Kami sudah berikan terpal, kemudian gerobak, karung sama skop yang kita sudah berikan,” tandas Tuhumury.
Dirinya berharap kepada seluruh masyarakat, yang bermukim di lereng bukit, juga bantaran sungai agar tetap waspada. Hal tersebut menurutnya, bertujuan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya diberitakan, hujan yang terus mengguyur Kota Ambon sejak Sabtu (15/1) hingga Senin (17/5), mengakibatkan longsor terjadi di empat titik. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Berdasarkan data BPBD Kota Ambon, empat titik terjadinya longsor yakni di Negeri Hukurila, Batu Gajah, kawasan Gadihu dan Kampung Rinjani.
“Jadi pada Minggu (16/5), itu ada longsor di Hukurila, dimana badan jalan longsor. Kemudian di Batu Gajah tepatnya keluarga S. Pattikawa. Selanjutnya di kawasan Gadihu Indah RT 002/ RW 13, itu talut roboh menimpa rumah kelurga Ari Said, dan di Kampung Rinjani (Batu Merah) RT 006/ RW 16,” jelas Kepala BPBD Kota Ambon, Demmy Paays, kepada Siwalima, Senin (17/5).
Pasca terjadi longsor, BPBD Kota Ambon langsung melakukan tanggap darurat di lokasi atau titik terjadinya longsor. Tanggap darurat berupa pembeian terpal dan perlengkapan lainnya, serta pembersihan lokasi dari material longsor.
“Untuk lokasi longsor tanggap darurat sudah diberikan, tadi juga petugas sudah menuju ke Hukurila untuk membersihkan lokasi. Karena itu fasilitas umum, segera ditindak lanjuti jangan sampai dia rusak lebih besar, lebih parah lalu mengganggu aktivitas masyarakat,” ujar Paays.
Ia mengungkapkan, sebelum terjadi bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku sudah memprediksi akan terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi.
Sehingga pihaknya, telah menghimbau kepada masyarakat yang berdomisili di lereng-lereng, bukit, bantaran sungai untuk waspada dan berhati-hati. “Sebelumnya kita sudah informasikan kepada masyarakat analisa BMKG itu melalui camat, lurah dan kepala desa hingga RT untuk diteruskan ke masyarakat. Jadi warga Kota Ambon dimana saja berada saat musim penghujan ini mari kita waspada,” pungkas Paays.
Jalan di Eri Ambles
Jalan di Dusun Eri, Desa Nusaniwe Kota Ambon juga ambles akibat hujan yang mengguyur. Amblesnya jalan di kawasan itu, mengakibatkan talud penahan ombak yang sekaligus juga menjadi pembatas antara jalan dan pantai menjadi longsor. Hingga saat ini kondisi ruas jalan tersebut masih belum diperbaiki oleh dinas terkait.
Namun untuk menghindari terjadinya kecelakaan, Polsek Nusaniwe sudah memasang police line. Eti Lopulalan, warga Dusun Eri kepada Siwalima mengaku, amblesnya jalan ini terjadi sejak Minggu, (16/’5). Alhasil, warga yang melintas dengan kendaraan harus berhati-hati. “Hujan sejak Minggu sekitar pukul 12.00 WIT mengakibatkan longsor pada ruas jalan ini. Kita juga baru tahu, karena kita semua tidak kemana-mana, hanya di rumah saja,” ungkap Lopulalan di tempat kejadian, Senin(17/5).
Josep warga Eri lainnya meminta kepada pemerintah untuk secepatnya memperbaiki kerusakan akibat longsoran tersebut. “Secepatnya harus diperbaiki, jangan sampai hujannya semakin deras dan kerusakannya tambah parah, sehingga akses jalan bagi masyarkat akan semamkin sulit,” pintanya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat yang akan melewati jalur tersebut, agar tidak berhati-hati, mengingat separuh badan jalan telah ambles. (S-52)
Tinggalkan Balasan