AMBON, Siwalimanews – PT Pertamina mengurangi kuota minyak tanah bagi masyarakat di kabupaten SBB yang sebelumnya  455 kilo liter menjadi  365 kilo liter per bulan.

Hal ini berdampak pada kelang­kaan mitan di hampir semua wilayah di bumi Saka Mese Nusa sejak sebulan terakhir yang membuat mas­yarakat kesulitan mendapat­kannya.

Guna mengatasi kelangkaan, komisi III DPRD SBB telah mema­nggil tiga Agen Pengecer Minyak dan Solar (APMS) baik itu PT Irene, PT Karya Abadi, dan PT Gobel maupun Dinas Perindag, untuk dimintai keterangan perihal kelang­kaan yang terjadi

Ketua Komisi III Josan Kaisupy usai rapat menjelaskan pemanggilan ketiga agen guna mengatahui kepas­tian apa yang menyebabkan BBM jenis mita langkah termasuk paso­kannya.

“BBM untuk wilayah SBB, saat ini sangat langkah untuk didapatkan oleh masyarakat, sehingga membuat masyarakat resah, bahkan kebingu­ngan untuk mendapatkan,”  terang Kaisupy.

Baca Juga: Jaga Kestabilan Harga, Walikota Operasi Pasar

Menurutnya dalam rapat dinas perindah membenarkan kalau PT pertamina telah mengurangi jatah bagi kabupaten SBB khusus mitan

“Kadis Perindag menjelaskan, stok atau jatah yang dimiliki SBB untuk mitan sebanyak 365 kilo liter, padahal sebelumnya 455 kilo liter dan ini mengalami penurunan,” ungkapnya.

Dengan pengurangan itu agen hanya peroleh 15 kilo liter dalam sebulan, Bahkan beberapa agen pengecer juga mengakui, bahwa jatah minyak tanah untuk mereka juga tidak masuk.

“Kami berkesimpulan bahwa, kelangkaan mitan SBB ini dise­babkan pendistribusian tidak sesuai jatah yang diterima di SBB. Apabila disupalai sesuai jatah, maka tidak ada kelangkaan,” jelasnya.

Selain mitan yang langka, DPRD juga mempertanyakan kelangkaan Pertalite dimana disperindag pun tidak mengetahui berapa jatab yang dipasok pertamina. “Inikan aneh kalau dinas terkait tidak tahu stok pertalie untuk SBB berapa kilo liter. Kami akan minta Disperindag tanyakan langsung ke Pertamina atau BPH Migas,” tandasnya. (S-18)