Korupsi Dana MTQ Bursel Belum Tuntas, Covid Jadi Alasan
AMBON, Siwalimanews – Kejari Buru belum juga menuntaskan kasus dugaan korupsi dana MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2017 di Kabupaten Buru Selatan.
Korps Adhyaksa beralasan, dampak pendemi Covid-19 menjadi penghambat untuk memeriksa saksi-saksi yang berada di luar Provinsi Maluku.
“Kita terkendalanya saksi di luar. Dengan kondisi seperti ini tidak memungkinkan untuk berangkat ke sana. Berkas pemeriksaan terhambat juga karena pemeriksaan saksi,” kata Kasi Pidsus Kejari Buru, Achmad Bagir, kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Senin (9/11).
Sejumlah saksi yang akan diperiksa berada di Jakarta, Surabaya, dan Malang. Bagir mengaku, sudah melakukan pemanggilan. Namun mereka tidak bisa datang untuk menjalani pemeriksaan.
“Kita sudah panggil mereka ke Buru tapi mereka tidak bisa datang. Ada balasannya melalui email tidak bisa datang,” katanya.
Baca Juga: Jaksa Masih Tunggu Audit Korupsi Hibah Negeri LahaDikatakan, pihaknya juga berencana mendatangi para saksi untuk melakukan pemeriksaan. Namun terkendala pandemi Covid-19.
“Kita rencana ke sana, tapi kendala corona. Belum sempat saja ke sana karena kita juga harus pastikan saksi,” ujarnya.
Bagir menambahkan, audit kerugian negara akan dilakukan, setelah pemeriksaan saksi-saksi rampung. “Audit tetap dilakukan oleh auditor setelah pemeriksaan saksi-saksi selesai,” jelasnya.
Sebelumnya, Achmad Bagir memastikan kasus dugaan korupsi dana MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2017 di Kabupaten Buru Selatan dituntaskan.
Sejumlah saksi akan diperiksa lagi untuk memperkuat bukti-bukti yang sudah dikantongi.
“Perkembangan kasusnya sementara masih pemeriksaan saksi-saksi,” jelas Bagir kepada Siwalima melalui WhatsApp, Selasa (22/9).
Namun proses penyidikan dipastikan akan terhambat. Sejumlah saksi yang berada di Jakarta, Surabaya, dan Malang belum bisa diperiksa dalam waktu dekat, lantaran kondisi pandemi Covid-19.
“Daerah di sana masih rawan Covid-19, sehingga penyidik masih belum bisa mendatangkan atau mendatangi saksi,” kata Bagir.
Penanganan lanjut kasus ini, termasuk pemeriksaan para saksi akan dilakukan jika pandemi Virus Corona sudah mereda.
Dalam kasus ini Kejari Buru sudah menetapkan tiga orang menjadi tersangka. Mereka adalah Kadis Perhubungan Bursel, Sukri Muhammad. Dalam panitia MTQ, ia menjabat ketua bidang sarana dan prasarana.
Kemudian Bendahara Dinas Perhubungan Bursel, Rusli Nurpata. Dalam panitia ia menjabat bendahara bidang sarana dan prasarana. Satu tersangka lagi adalah Jibrael Matatula, Event Organizer.
Mereka ditetapkan sebagai tersangka pada Selasa (15/10) tahun lalu, setelah tim penyidik melakukan serangkaian penyidikan dan menemukan dua alat bukti yang cukup.
Berdasarkan penghitungan penyidik kasus dugaan korupsi dana MTQ XXVII merugikan keuangan negara sebesar Rp 9 miliar.
Sesuai laporan hasil pemeriksaan atas BPK Perwakilan Provinsi Maluku Nomor: 8.A/HP/XIX.AMB/06/2018 tanggal 25 Juni 2018 yang ditandatangani oleh Muhammad Abidin selaku penanggung jawab pemeriksaan, dijelaskan pada tahun 2017, terdapat pemberian hibah uang kepada LPTQ Kabupaten Bursel senilai Rp 26.270.000. 000,00 untuk pelaksanaan kegiatan MTQ Tingkat Provinsi Maluku XXVII.
Pemberian hibah ini berdasarkan permohonan proposal dari LPTQ kepada bagian keuangan BPKAD pada tanggal 3 Februari 2017. Namun, proposal tersebut tidak disertai dengan rencana penggunaan dana.
Penyaluran dilakukan dalam dua tahap, masing-masing senilai Rp13. 135.000.000,00, dari bendahara pengeluaran BPKAD ke rekening LPTQ Kabupaten Bursel. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK Perwakilan Maluku, ada dana sekitar Rp 10.684.681.624,00 yang tak bisa dipertanggungjawabkan. (S-49)
Tinggalkan Balasan