AMBON, Siwalimanews – Kesal lantaran hak-hak tenaga kesehatan tak kunjung dibayarkan, maka borok Direktur RSUD dr M Haulussy, Nasaruddin dibongkar.

Borok Nasaruddin selama memimpin rumah sakit milik pemerintah provinsi itu dibongkar mantan Wakil Direktur Bidang  Pelayanan RSUD Haulussy dr Elna Anakotta saat aksi demontrasi para dokter dan tenaga kesehatan di RSUD, Senin (18/12).

Anakotta mengaku, kesal lantaran diturunkan dari jabatannya sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan lantaran dianggap tidak sejalan dengan kepentingan Nasaruddin. Sejak dilantik sebagaimana direktur pada April 2022 oleh Gubernur Maluku, Nasaruddin selalu menuntut banyak, mulai dari mobil dinas yang mewah sampai dengan perjalanan dinas setiap minggu.

“Dia meminta segala macam, dia berangkat itu setiap saat dan setiap minggu pakai uang rumah sakit, bahkan sering meminta cek kosong,” ungkap Anakotta.

Tak hanya itu kata Anakotta, saat melakukan kunjungan ke RSUP Leimena dan melihat fasilitas disana yang lengkap, Nasaruddin pun meminta agar dirinya diberikan fasilitas seperti komputer dan ipad.

Baca Juga: Dana Transfer ke Maluku di Tahun 2024 Capai 21,62 T

Namun setelah dibeli dan diserah terimakan, faktanya barang-barang yang dibeli dengan uang RSUD Haulussy itu tidak ada di ruangnya dan infomasinya seluruh barang tersebut diberikan kepada anaknya di Jakarta.

“Saat itu saya adalah PPTK yang menjaga keuangan, karena saya ingin uang itu digunakan untuk pelayanan, tapi dia minta supaya dibeli satu perangkat lengkap, sebab dia bilang harus punya ipad karena setiap ketemu dengan gubernur saya harus memberikan laporan tentang RSUD. Saya tidak setuju, maka datanglah Wadir Keuangan ke saya dan menyampaikan permintaan dia. Setelah dibeli dan diserahkan kemana alat itu semua Rp32 juta dia bawa ke Jakarta dia kasih ke anak-anaknya tidak ada yang di Ambon,” beber Anakotta.

Menurut Anakotta, selama ini operasional di RSUD Haulussy berjalan dengan baik, tetapi setelah dipegang oleh Nasaruddin, justru muncul persolan dan dimasa kepemimpinannya tenaga kesehatan tidak mendapatkan kesejahteraan.

Selain itu, Nasaruddin juga sering bertemu dengan pihak ketiga dan memintanya persenan dari setiap kerja sama.

“Dia itu selalu ketemu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga juga sampai mengeluh banyak. Kami juga mendengar informasi dari orang dalam kalau dia selalu minta persenan dari pihak ketiga itu,” ucap dokter spesialis mata tersebut.

Anakotta juga mempertanyakan dimana uang covid-19 sekian miliar yang masuk ke rekening rumah sakit, sedangkan jasa-jasa tenaga kesehatan tidak dibayarkan sampai dengan saat ini. Untuk itu, gubernur dan sekda dminta agar dapat membantu menyelesaikan hak-hak tenaga kesehatan di RSUD, sebab sudah tidak diperhatikan.

“Kemana uang itu, dia pakai untuk perjalanan dinas yang hanya akal-akalan dari dia. Ketika kami sudah menjalankan kewajiban tolong hak diperhatikan, sudah empat tahun,” ucap Anakotta.(S-20)