Kerusakan Rumah di Leihitu & Haruku Dilaporkan ke Pempus
AMBON, Siwalimanews – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Henri Far-Far telah melaporkan, air pasang naik yang mengakibatkan puluhan rumah warga rusak di Leihitu dan Haruku ke Pemerintah Pusat.
“Kejadian kemarin sudah kita laporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sekarang kita masih tunggu data jumlah kerusakan dari teman-teman di Kabupaten Maluku Tengah,” jelas far-far kepada Siwalima, Kamis (4/3).
Menurut Far-Far, semenjak bencana air pasang naik terjadi pihaknya langsung melakukan koodinasi mulai dari tingkat kabupaten sampai ke pusat.
“Kita tidak bisa prediksi kejadian tersebut, namun penanganan segera harus diambil, olehnya kita juga sedang melakukan lapangan untuk memastikan berapa kerusakan yang timbul dan bagaimana menanganinya sesegera mungkin,” kata Far-Far.
Sejauh ini proses pendataan lapangan masih berlangsung sehingga belum bisa dijelaskan berapa kerusakan yang terjadi.
Baca Juga: Kayeli Kota Tua Yang Ditinggalkan“Yang bisa kita tangani segera langsung kita tangani, namun jumlah kerugian dan sebagainya belum bisa kita sampaikan akibat badai tersebut,” terang Far-Far.
BPBD Maluku di setiap kesempatan selalu memberikan peringatan atau early warning system atau peringatan dini kepada masyarakat akan adanya badai tersebut.
Maluku merupakan salah satu wilayah yang terdampak akibat badai La Nina. Dan setiap BPBD di 11 kabupaten/kota telah menyiagakan personil untuk mengantisipasinya.
“Jadi kita kembali menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada karena kita tidak tahu kapan badai ini datang,” tandasnya
Himpun Data
BPBD Kabupaten Malteng mulai mendata kerusakan rumah warga di Kecamatan Pulau Haruku dan Leihitu, akibat gelombang pasang yang disebabkan fenomena La Nina, Selasa (4/3) kemarin.
“Hari ini tim mulai melakukan pendataan dilapangan untuk mendata jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana gelombang pasang Selasa kemarin,” tandas Kepala BPBD Malteng Latief Key kepada Siwalima di Masohi, Kamis (5/3).
Latief menjelaskan, data yang diperoleh nantinya akan ditindaklanjuti dengan jumblah bantuan yang akan disalurkan.
“Jadi paling lambat besok datanya sudah dapat dihimpun secara pasti. Intinya data sangat diperlukan agar bantuan yang diberikan nanti tepat sasaran di masyarakat yang terdampak bencana kemarin itu,” katanya.
Dikatakan, pihaknya belum menyalurkan bantuan kepada masyarakat dikarenakan data belum terhimpun serta kondisi laangan belum dapat dipastikan mengalami kondisi darurat seperti warga mengungsi dan lain sebagainya.
“Belum ada bantuan yang kita salurkan. Sebab kondisi darurat belum dilaporkan. Kondisi itu bisa berupa adanya pengungsian warga atau akibat dampak itu warga kekurangan bahan makanan dan lain sebagainya. Olehnya batuan yang disalurkan nanti akan disalurkan setelah data dan situasi lapangan benar-benar terhimpun, dimana hal itu kita pastikan akan disalurkan setelah data kita peroleh,” katanya.
Terpisah Kepala Kecamatan Pulau Haruku M Davifd Latuconsina mengakui, gelombang pasang yang terjadi Selasa kemarin sekitar pukul 14.25 WIT menggenangi sejumlah rumah di Negeri Kabau serta sempat menyenangi Tempat Pemakaman Umum di Negeri Haruku. Namun jumlah rumah yang rusak belum dihimpun secara pasti.
“Kemarin memang ada kejadian gelombang pasang yang kemudian melewati talud dan akhirnya menggenangi pemukiman warga di negeri Kabauw serta menggenangi tempat pemakaman umum di Negeri Haruku Sameth,” katanya.
Dia mengakui sedang mengikuti pendidikan dan latihan di Ambon. Sehingga tidak dapat meninjau data pasti di lapangan. Akan tetapi pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten untuk menghimpun data.
Air Pasang
Sebelumnya diberitakan gelombang air laut dilaporkan menghantam dan merendam puluhan rumah warga di pesisir Negeri Haruku, Kecamatan Pulau Haruku serta sejumlah negeri di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (3/3).
Gelombang pasang air laut yang terjadi sekitar pukul 13.25 WIT, selasa siang itu, dilaporkan mengakibatkan puluhan rumah warga yang bermukim di pesisir pantai mengalami kerusakan.
Bencana alam yang terjadi akibat cuaca buruk disertai angin kencang itu dibenarkan BPBD Kabupaten Malteng.
Kepada Siwalima, Kepala BPBD Malteng Latief Key melalui sambungan telponnya menjelaskan pihaknya telah mendapat laporan dari dua kecamatan tersebut melalui Kepala Pemerintah Negerinya masing masing.
“Iya benar,kami telah mendapat laporan kejadian gelombang pasang dan angin kencang yang kini telah menimpah puluhan rumah di Leihitu dan Pulau Haruku,” Tandasnya.
Dikatakan, gelombang pasang yang menerjang pesisir pantai sejumlah wilayah di Maluku Tengah sekitar pukul 13.25 waktu setempat itu diperkirakan mencapai 2 meter lebih.Cuaca Ekstrim itu sambung Key dipicu Fenomena La Lina yang diperkirakan masih terus berlangsung selama tahun 2021 ini.
Dia menjelaskan, saat ini BPBD Malteng sedang menyiapkan personil dan peralatan untuk disiapkan ke lokasi di Negeri Haruku dan serta negeri Wakal, Negeri Hitulama,dan Negeri Hitumesing untuk melakukan pendataan kerusakan akibat bencana gelombang air laut pasang itu.
“Kita belum mendapat data otentik soal bencana yang terjadi hari ini. Saat ini kita sedang menyiapkan peralatan serta personil untuk menuju lokasi kejadian bencana. Langkah ini untuk melakukan pendataan kerusakan serta bantuan darurat sementara bagi masyarakat,” ujarnya.
Key menambahkan secepatnya BPBD akan merilis data kerusakan yang terjadi akibat bencana gelombang air laut pasang itu.
Dia mengharapkan masyarakat dapat berhati hati dan untuk sementara dapat menjauhi pesisir pantai. Sebab kejadian seperti itu dapat saja terjadi dengan tiba tiba.
“Situasi di Leihitu dilaporkan sudah aman.sementara pulau haruku dilaporkan belum sepenuhnya aman. Ada beberapa rumah yang masih terendam. Jadi kami menghimbau warga untuk sedapat mungkin menjauhi pesisir pantai. Sebab kondisi alam seperti ini bisa saja berulang tanpa kita ketahui. Apalagi peringatan angin kencang dan gelombang tinggi masih terus berjalan sampai dengan sekarang,” tukasnya. (S-39/S-36)
Tinggalkan Balasan