AMBON, Siwalimanews – Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon mengakui, hu­jan lebat yang meng­guyur Kota Sa­um­laki sejak Ju­mat (26/2) pagi hingga Sab­tu (27/2) malam berasal dari ge­nangan air di dataran rendah.

“Sebenarnya bukan banjir tetapi genangan air di tempat dataran yang rendah, bukan karena meluap dari drainase su­ngai tapi itu murni gena­ngan air,” jelas Fatlolon kepada Siwalima melalui telepon selu­lernya, Kamis (4/3).

Kata Fatlolon, genangan air ini juga disebabkan pengambilan material yang dilakukan salah satu pengusaha untuk menimbun ba­ngunannya di lokasi belakang Pengadilan Negeri.

“Waktu pengusaha tersebut mengambil galian tanah pada lokasi belakang Pengadilan Negeri sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, tanahnya luas kurang lebih 2- 3 hektar, di belakangnya itu ada pemukiman penduduk,”cetusnya.

Pengusaha tersebut, lanjutnya, melakukan penggalian terhadap material yang berada lokasi bela­kang pengadilan negeri kurang lebih 2-3 hektar lahan itu, untuk materialnya ditimbun di tempat lain. Akibatnya terjadi genangan air.

Baca Juga: Tepa dan Tiakur Diguncang Gempa 4,4 SR

Terjadi genangan  air, dise­bab­kan oleh galian tidak sebanding lagi antara pemukiman ketinggian tanah dengan pemukiman pendu­duk sehingga lahan tersebut sudah cukup rendah.

“Dua  tahun yang lalu terjadi ge­nangan yang sama. Saya pun datang ke sana bersama Dinas Pekerjaan Umum untuk berupaya membangun drainase, di atas lahan tersebut namun yang ber­sangkutan  keberatan,” katanya.

Diakuinya, dengan berbagai alasan termasuk pengusaha itu menawarkan harga pembebasan lahan jauh di atas NJOP .

“Kita melakukan pembebasan lahan maka bisa saja tindakan melanggar aturan,bahkan bisa dinilai mark up. Harganya terlam­pau tinggi,” katanya.

Saat ini kendalanya hanya soal lahan. saat terjadi kejadian tersebut Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU datang untuk melihat kondisi yang terjadi dan melakukan pertemuan dengan warga.

Pemilik lahannya juga dipanggil untuk  datang setelah melihat kondisi itu , pemilik lahan bersedia untuk nantinya ditinggikan lokasi jalan setapak.

Namun sesuai hasil rapat de­ngan Dinas PU dengan pemilik la­han dan masyarakat, pengusaha­nya ingin memberikan lahannya secara gratis untuk di tangani dengan begitu masalah soal lahan sudah bisa diselesaikan.

Hujan Guyur Saumlaki

Diberitakan sebelumnya, hujan yang mengguyur Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, sejak Jumat (26/2) hingga Sabtu (27/2) dini hari menyababkan puluhan rumah di Kota Saumlaki tergenang air.

Kepala Pelaksana BPBD Kabu­paten Kepulauan Tanimbar Bony B Layan ketika dikonfirmasi Siwa­lima, Sabtu (27/2) membenarkan puluhan rumah tergenang banjir, dikarenakan hujan yang melanda Kota Saumlaki cukup lebat.

“Jadi hampir siang tadi pun­caknya. curah hujan paling tinggi. Sedikitnya ada tujuh lokasi yang terendam banjir,” jelas Layan.

Lokasi yang terendam banjir di dalam Kota Saumlaki masing-masing, kawasan Binasa Nega, Toko Buku Rumpien, jalan Lukas Fase, Mess PN Saumlaki, kawa­san Kantor Pos, Pasar Baru Ome­ne dan kawasan Lauran.

“Yang terparah itu di Mess PN sampai sekarang air belum surut, sedangkan di kawasan lain air telah surut,” ucap Layan.

Ia mengaku, kawasan mess PN merupakan daerah cekungan dan tidak miliki saluran drainase yang menyebabkan air tak kunjung surut. Pihaknya juga sempat me­lakukan evakuasi warga menggu­nakan perahu karet.

Sementara itu, Kepala Basarnas Ambon Mustari dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews juga mengaku, telah mengerahkan tim melakukan penyelamatan kepada warga yang terjebak banjir.

“Sekitar pukul 12.35 WIT Tim Rescue Pos SAR Saumlaki kita ke­rahkan untuk bantu warga dengan menggunakan satu unit rabber boat di kawasan perumahan PN Saumlaki,” ucap Mustari.

Tim juga kata dia, dibantu oleh aparat TNI dan Polri serta personel BPBD Kota Saumlaki “Saat terjadi bencana hujan lebat dengan kecepatan angin 10-25 knot, menyebabkan genangan air setinggi dada orang dewasa,” ujarnya.(S-51)