AMBON, Siwalimanews – Bendahara Gedung Keuangan Negara (GKN) Ambon Izack Matulessy diduga membuat kebijakan sendiri dengan memotong sejumlah uang dari tenaga honorer.

Tenaga honorer selama ini tidak diberikan uang makan, namun anehnya, ketika terlambat absen makan, gaji dipotong sebesar Rp20 ribu oleh sang bendahara.

Tidak sampai disitu saja penderitaan tenaga honorer, yang lebih menyakitkan lagi, sawi di dalam komplesk GKN mati, bendahara lagi-lagi berbuat seolah-olah dirinya adalah kepala GKN, 18 orang tenaga honorer diskor selama 1 hari.

Bayangkan kalau sekali skor itu bendahara GKN memotong gaji sebesar Rp153 ribu, berapa gaji yang diterima tenaga honorer, kalau dalam sebulan diskor lebih dari sekali.

“Yang menjadi pertanyaan benar ada aturan kalau sawi di kantor GKN itu mati tenaga honorer harus diskor dan terlambat absen makan, gaji di potong padahal tidak ada uang makan,” tanya salah satu tenaga honorer kepada Siwalima yang namanya enggan di korankan kemarin.

Baca Juga: Setyawibawa Silaturahmi Bersama Unsur Pimpinan TNI-Polri

Menurutnya banyak kejanggalan kebijakan yang terjadi didalam GKN yang dibuat sang bendahara.

“Katong kalau terlambat absen makan satu detik saja, 20 ribu anggos, dan anehnya masa sawi yang ditanam di pipa paralon mati katong dapa skor satu hari,” kesalnya.

Dirinya mengaku kalau di tahun 2019 itu mendapatkan gaji honor sebesar Rp2,6 juta, di tahun 2020, tidak ada perubahan gaji. Di tahun 2022 mendadak gaji naik menjadi Rp3,1 juta.

“Kita kaget, gaji sebelumnya tidak naik, tiba-tiba naik 500 ribu. Tapi itu bukan persoalan, bersyukur saja, namun yang kami pertanyakan kenapa tidak ada uang makan namun terlambat absen makan gaji di potong, apalagi ketika di skor? Katong pung gaji habis,” jelasnya.

Selain itu dirinya juga mengaku kesal kalau ada perekrutan tenaga security tanpa adanya pelatihan.

Biasanya seorang security yang diterima kerja di lingkup BUNM maupun kantor-kantor pemerintah telebih dahulu sudah mengantongi sertifikat pelatihan.

Ini tidak seperti itu, ada tenaga security yang di masukan oleh bendahara, katanya itu keluar­ganya. Setelah diangkat baru dikasih pelatihan. “Masuk tidak ada pelatihan, nanti sudah diterima baru di kasih pelatihan, padahal penerimaan sebelum-sebelumnya sudah ada sertifikat pendidikan satpam,” urainya.

Biasanya usulan untuk pelatihan tenaga securuty datang dari para pelatih dan setiap tahun hanya 2 orang saja yang dikirim mengikuti pelatihan karena terbatas angga­ran. “Ada empat orang, anggaran dicairkan untuk pelatihan padahal sebelum-sebelumnya itu bendahara selalu beralasan tidak memiliki anggaran sehingga hanya 2 orang saja yang diikutikan dalam pelatihan, namun ketika ada keluarganya, langsung 10 orang di kasih pelatihan, ini aneh,” ujarnya.

Untuk itu dirinya berharap pimpinan GKN segera menyelesaikan masalah ini karena kalau dibiarkan maka, pemotongan gaji bisa berjalan terus, padahal kesalahan yang dilakukan relatif kecil dan harusnya didahului dengan surat peringatan atau teguran lisan maupun tertulis.

Sementara itu Bendahara GKN Izack Matulessy yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya beberapa kali namun tidak aktif. (S-09)