Kapolres Harap Balai Jalan Segera Bangun Jembatan Darurat
MASOHI, Siwalimanews – Kapolres Maluku Tengah, AKBP Dax Immanuelle Manuputty mengharapkan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Maluku dapat menyelesaikan pembangunan jembatan darurat, sehingga arus lalulintas pasca ambruknya jembatan Waimala dapat kembali berjalan normal.
Harapan ini disampaikan Kapolres saat meninjau jembatan Waimala di Negeri Sahulauw, Kecamatan Teluk Elpaputih, yang ambruk akibat dihantam banjir, Sabtu, (16/7) lalu.
“Kita berharap pihak Balai Jalan secepatnya menyelesaikan pekerjaan jembatan darurat, sehingga arus lalulintas dapat berjalan normal, dan masyarakat pun dapat beraktivitas seperti biasanya,” kata Kapolres.
Didampingi Kasat Lantas Iptu Maulidi Prawira dan Kasat Intel Iptu Dahmawan, Kapolres ingin memastikan kondisi lapangan serta upaya perbaikan yang dilakukan pihak terkait, guna memastikan kelancaran transportasi dan akomodasi masyarakat.
Jembatan Waimala merupakan salah satu urat nadi kelancaran transportasi massal yang menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram yaitu, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Baca Juga: Pangdam Baru Tiba di AmbonTak hanya mengunjungi Jembatan Waimala kapolres bersama rombongan juga meninjau pekerjaan jembatan darurat di Negeri Rutah Kecamatan Amahai..
Kapolres juga minta masyarakat tidak melakukan praktek pungli, dalam memanfaatkan situasi pasca bencana yang terjadi di Malteng saat ini.
“Saya harapkan kepada masyarakat jangan lagi menggunakan praktek-praktek pungli untuk mencari keuntungan pribadi dengan adanya pembuatan jembatan swadaya ini,” himbau kapolres.
Dia minta Pemerintah Kecamatan Teluk Elpaputih agar dapat membangun koordinasi yang intens dengan pihak yang berkompeten, sehingga pembangunan jembatan darurat dapat segera dilakukan.
Mengingat ruas trans seram di lokasi itu sangat vital dan perlu secepatnya mendapatkan respons penanganan. Personel Polres Malteng dan jajarannya yang mengamankan situasi baik di Aira Negeri Rutah hingga Jembatan Waimala diminta untik menjaga situasi kamtibmas di dua wilayah tersebut dapat terpelihara dengan baik.
Sementara itu, anggota DPRD Maluku Anos Yermias mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPJN dan sementara berada dilapangan
“Jembatan Aira sementara dipasangan jembatan beli,” ujar Anos saat dihubungi Siwalima dan dikroscek ke pihak balai.
Sementara itu, PPK BPJN, Wan Talaohu yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya namun tidak direspon, begitu juga melalui pesan whatsappnya tetapi tidak aktif.
Belum Tertangani
Dari Kabupaten Maluku Tengah, dukabarkan jembatan Waimala yang putus belum juga tertangani.
Walau begitu, warga membangun jembatan darurat seadanya agar bisa dilewati kenderaan roda dua. Sehingga praktisi transportasi darat yang menghubungkan wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram bagian Barat dipastikan belum kembali normal alias masih setengah lumpuh.
Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima menyebutkan, saat ini warga Negeri Sahulauw telah berupaya membangun jembatan darurat dari samping badan jembatan. Ini dilakukan untuk melayani pejalan kaki dan kendaraan roda dua yang hendak melakukan perjalanan melewati ruas jalur itu.
Pejabat Kepala Pemerintahan Negeri Sahulauw, Glenn Masella yang dikonfirmasi Siwalima, Senin (18/7), membenarkan hal itu.
Menurutnya upaya yang dilakukan masyarakat Negeri Sahulauw hanya untuk pejalan kaki dan penumpang transit dari kendaraan.
Dia membenarkan hingga kini upaya perbaikan dilakukan. Meskipun memang telah ada alat berat berupa ekskavator serta sejumlah peralatan untuk membangun jembatan darurat namun sampai dengan sore ini belum ada perbaikan.
“Sejak kemarin sudah ada ekscavator dan beberapa peralatan setelah kami cek, katanya itu untuk membangun jembatan darurat, namun sampai sekarang belum juga dikerjakan” jelasnya.
“Kami mencoba untuk mengetahui alasannya. Beberapa orang yang berada dengan alat yang ada di situ,mengaku masih menunggu baut yang sementara dipesan dari Surabaya, soal yang lain kami tidak tahu. Baik itu ekscavator dari pihak mana, apakah dari PU Malteng atau dari Balai Wilayah sungai Maluku kami tidak tahu,” katanya.
Terpisah Mon, salah satu supir mobil pangkalan Masohi-Kairatu mengungkapkan, pihaknya hanya mengantar penumpang sampai di jembatan sungai Waimala. Hal karena baik motor maupun mobil belum bisa melaluinya jalur itu.
“Sampai sekarang belum bisa. Kita hanya mengantar penumpang sampai di Waimala. Itupun kalau ada penumpang. Jembatan masih putus belum ada perbaikan,” tandasnya kepada Siwalima di Masohi.
Dia mengaku motor pun belum ada yang bisa melewati jalur itu. Jika mau lewat bisa melalui jembatan darurat yang dibangun warga namun harus bayar.
“Motor bisa lewat tapi kalau tidak salah bayar untuk sekali penyeberangan kurang lebih Rp 25.000. jadi memang masih bisa dikatakan lumpuh,” tuturnya.
Dia berharap perbaikan jembatan secara darurat untuk dapat mengatasi kelancaran transportasi wilayah masohi dan kairatu dapat segera ditangani.
“Kalaulah lama baru ditangani kami bisa kehilangan pekerjaan dari mana Kami mendapatkan uang untuk setoran. Kami sopir mobil pangkalan, kesulitan dengan situasi ini. Sebagai orang kecil kami hanya bisa berharap pemerintah dapat segera menangani masalah ini dengan cepat, kasihan anak istri kami makan apa di rumah,” pintanya.
Akan Dipanggil
Komisi III DPRD Provinsi Maluku akan memanggil Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Maluku untuk memintakan penjelasan terkait dengan upaya tanggap darurat terhadap beberapa ruas jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan.
Demikian disampaikan langsung Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Francois Orno kepada Siwalima, Senin (18/7) merespon kejadian bencana alam akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan ini.
Dijelaskan, pasca hujan lebat yang disertai dengan tanah longsor pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BPJN Maluku terkait dengan penanganan jalan dan jembatan guna memperlancar akses perekonomian masyarakat.
Khusus bagi ruas jalan milik BPJN yang mengalami kerusakan parah seperti putusnya jembatan waimala, Orno pun meminta BPJN untuk segera melakukan penanganan darurat terhadap kondisi jembatan sebagai salah satunya akses transportasi.
“Yang pasti kalau itu dibawah Balai maka penanganan darurat harus segera dilakukan agar tranparansi dapat kembali lancar,” tegas Orno.
Apalagi, pada ruas-ruas jalan utama yang menghubungkan kabupaten dan menjadi tumpuan perputaran perekonomian masyarakat maka harus menjadi fokus penanganan oleh Balai sehingga perekonomian tidak terputus.
Orno mengakui saat ini beberapa wilayah di Maluku masih diguyur hujan lebat termasuk di Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur tetapi penanganan harus tetap dilakukan sesuai dengan standar yang dimiliki Balai.
“Penanganan darurat itu penting kalau bisa jalur alternatif itu harus dibangun dahulu agar aktifitas ini berjalan normal kembali,” ucap Orno.
Tak hanya itu, untuk memastikan penanganan infrastruktur di Maluku akan melakukan pertemuan bersama pemerintah kabupaten/kota dan BPJN untuk mencari langkah-langkah cepat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
“Hari Rabu kita panggil semua pihak untuk kita bicarakan Penanganan kerusakan infrastruktur,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi Maluku, Muhammad Ulwan Talaohu mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam melakukan perbaikan terhadap kondisi jembatan waimala yang rusak diterjang air sungai.
“Sementara pelaksanaan perbaikan, nanti kalau sudah bisa dilalui pengguna jalan kami kabari kembali,” jelas Talaohu melalui pesan WhatsApp kepada Siwalima, Senin (18/7).
Waimala Ambruk
Sebagaimana diberitakan, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Maluku Tengah sejak Sabtu (16/7) hingga Minggu (17/7) pagi, menyebabkan sejumlah ruas jalan dalam kota tersebut tergenang banjir.
Bahkan jembatan Waimala yang berada di Desa Sahulauw, Kecamatan Teluk Elpaputih, ambruk.
Alhasil jalur transportasi yang menghubungkan tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Seram Bagian Barat dan kabupaten Maluku Tengah dan Seran Bagian Timur, terputus.
Jembatan tersebut ambruk pada Sabtu (16/7) sekitar pukul 20.30 WIT malam akibat terjadi abrasi setelah curah hujan yang tinggi.
Jembatan sepanjang 70 meter ini berada di perbatasan Kabupaten Malteng dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
Akses transportasi darat terputus, akibat sungai Waimala meluap menghantam jembatan. Putusnnya jembatan ini mengakibatkan kenderaan dari Kabupaten Malteng maupun Kabupaten SBB tak bisa dilalui.
Informasi yang berhasil dihimpun Siwalima, Minggu pagi menyebutkan, curah hujan tinggi yang melanda seluruh wilayah Malteng dari Sabtu malam meningkatkan debit air sungai,alhasil oprit jembatan amblas dengan panjang lebih dari 10 meter.
Rikcho salah satu tokoh pemuda di wilayah itu mengungkapkan, debit air terlalu kuat, air mengikis tanah akibatnya oprid jembatan Waimala amblas.
“Derasnya air sungai sangat kuat oprid jebol. Jembatan kini terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor,” ujarnya kepada Siwalima, Sabtu (16/7) malam.
Kondisi ini sambung Rikho tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat termasuk pejalan kaki. “Intinya putus, jalan kaki saja tidak bisa” sebutnya.
Kepala BPBD Malteng, Latief Key yang dikonfirmasi Siwalima membenarkan hal itu.
Dikatakan, pihaknya telag telah berkoordinasi dengan pihak Dinas PU Kabupaten Malteng dan Balai Sungai Wilayah Maluku untuk segera ditangani. (S-17)
Tinggalkan Balasan