AMBON, Siwalimanews – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025, realisasi gabungan kabupaten/kota di Provinsi Maluku mengalami inflasi. Angka realisasi inflasi di Maluku pada November 2024 sebesar 0,25 persen (mtm).

“Posisi itu tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi nasional  0,30 persen (mtm),” tulis Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Kamis (5/12).

Penyumbang inflasi bersumber dari Kota Ambon 0,71 persen (mtm) dan inflasi yang lebih tinggi disumbang oleh Kota Tual -2,04 persen serta Kabupaten Maluku Tengah alami deflasi -0,11 persen (mtm).

Inflasi yang terjadi di Maluku ini, utamanya didorong oleh realisasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat mengalami inflasi 0,43 persen (mtm). Kelompok tersebut, utamanya bersumber dari komoditas perikanan, ikan cakalang dan ikan tongkol yang masing-masing mengalami inflasi 0,24 persen dan 0,07 persen (andil, mtm).

“Peningkatan harga ikan tangkap terjadi seiring melandainya produksi ikan dibandingkan historis periode yang sama di tahun 2023 ditengah berlangsungnya periode La Nina yang mengakibatkan volatilitas tinggi gelombang laut, terutama di perairan wilayah Maluku sehingga nelayan terkendala untuk melaut,” ungkap Ardiansah.

Baca Juga: Diduga Sarat Kecurangan, Warga Desak PPK Wailata Buka Kotak Suara

Selain itu, komoditas bawang merah dan tomat turut mengalami inflasi dengan realisasi masing-masing sebesar 0,14 persen (andil, mtm) dan 0,13 persen (andil, mtm). Periode tanam yang sedang berlangsung pada daerah sentra, serta terbatasnya pasokan dari luar daerah, memicu terjadinya peningkatan harga komoditas bawang merah dan tomat.

Kelompok transportasi juga turut mengalami inflasi menjelang hari besar keagamaan nasional Nataru tahun ini. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi 0,24 persen (mtm) yang didorong oleh inflasi pada komoditas angkutan udara dengan andil 0,03 (andil, mtm). Kecenderungan peningkatan harga komoditas angkutan udara dinilai mempengaruhi permintaan yang meningkat menjelang HBKN Nataru 2024.

“Secara tahunan, pada November 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku tetap terjaga. Inflasi tahunan November 2024 tercatat 2,23% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,13% (yoy),” sebut Ardiansah.

Tingkat inflasi tersebut, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 1,55 persen (yoy), meski demikian, tingkat inflasi di Maluku masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy).

Terkendalinya inflasi pada November 2024, seiring keberlangsungan sinergi tim pengendalian inflasi daerah untuk terus melaksanakan berbagai program pengendalian, guna memitigasi terjadinya inflasi, khususnya komoditas pangan strategis.

“Adapun, beragam upaya pengendalian inflasi yang dilakukan, pasar murah/gerakan pangan murah/operasi pasar dan subsidi langsung ke pedagang yang terus didorong untuk memastikan keterjangkauan harga terutama komoditas perikanan dan hortikultura,” cetus Ardiansah.

Selain itu lanjut Ardiansah, dilakukan juga dukungan peningkatan produktivitas klaster pertanian dan klaster perikanan, serta upaya pemenuhan pasokan dalam provinsi, terus diupayakan dengan dilakukannya kerja sama antar daerah.(S-25)