JAR VS MI di Pilkada Maluku
Suhu politik pemilihan kepala.daerah Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2024 mulai memanas. Diprediksi persaingan bakal ketat antara Petahana Murad Ismail dengan Jeffry Apoly Rahawarin (JAR)
Head to head JAR dan MI menarik perhatian publik Maluku dalam pesta demokrasi bulan Februari 2024 mendatang. Posisi kedua mantan Petinggi Polri dan TNI ini bakal mewarnai pesta demokrasi lima tahunan itu.
Untuk mengetahui bakal calon Gubernur Maluku yang menjadi dambaan masyarakat saat ini, Lingkaran Survei Indonesia Denny JA melalui survey. Dari hasil survey yang dilakukan dari 13 Juni sampai 1 Juli 2023 dengan metode wawancara tatap muka melalui 800 responden di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku dan margin error sebesar 3,5%.
Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, elektabilitas Jeffry Apoly Rahawarin (JAR) melambung tinggi dan mengungguli Murad Ismail dalam proses pemilihan Gubernur Maluku tahun 2024 mendatang.
Elektabilitas Jeffry mencapai 18,7% disusul Murad sebesar 18,4% dan Barnabas Orno 8,9%.
Baca Juga: Kumpulkan Bukti Dugaan Korupsi Dana KwardaJAR dan MI elektabilitasnya di atas 15% dan jarak elektabilitasnya jauh dibandingkan dengan nama-nama cagub lainnya.
Angka elektabilitas kedua tokoh ini hanya berbeda dengan margin dalam margin of error survey. Dimana secara teori dan pengalaman, tentunya Jeffry lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai Challenger atau penantang, sebaliknya sebagai petahana Murad dalam posisi yang lebih sulit.
Murad seharusnya memiliki elektabilitas yang tinggi namun 15 bulan jelang Pilkada elektabilitas Murad kalah dari Jeffry sebagai penantang, mengindikasikan bahwa publik Maluku tidak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan.
Dari 18 nama yang diuji dalam survei, ada 16 nama yang bisa dikategorikan sebagai penantang. Dua nama lainnya adalah petahana Murad dan Barnabas Orno. Namun dari 16 nama tersebut selain Jeffry dan cagub yang signifikan secara elektabilitas. Elektabilitas tokoh-tokoh tersebut rata-rata hanya di bawah 10% meskipun sejumlah nama-nama tersebut adalah kepala daerah dan mantan kepala daerah di Maluku, namun elektabilitasnya tak signifikan.
Sudah tiga kali LSI Denny JA melakukan survei pemetaan pemilih di Maluku pada November 2001 dan Agustus 2022, survei menemukan bahwa Murad masih menempati peringkat pertama elektabilitas dari semua tokoh yang diuji, namun dari 2 tahun lalu Murad bukanlah petahana yang kokoh dukungannya, karena sejak 2021 elektabilitas Murad sudah dibawah 25% pada November 2021, elektabilitas Murad hanya sebesar 21,4% dan pada Agustus 2022 elektabilitas Murad sebesar 22,5%. Kini pada Juli 2023 elektabilitas Murad hanya sebesar 18,4%.
Elektabilitas Murad terlihat stagnan dan cenderung turun. harusnya sebagai petahana idealnya elektabilitas Murad di atas 50%, sementara Jeffry sebagai penantang kuat Murad saat ini menunjukkan tren elektabilitas yang positif pada November 2021 dan elektabilitas Jeffry hanya sebesar 5,2%, kemudian naik menjadi 10,2% pada Agustus 2022 dan naik signifikan menjadi 18,7% pada Juli 2023.
Harus diakui Murad versus JAR merupakan dua bakal calon yang kuat memiliki kemampuan dan kualitas untuk layak dipilih menjadi kepala daerah di Provinsi Maluku ini, tetapi semua tergantung masyarakat, masyarakatlah yang akan menilai siapakah pemimpin yang layak memimpin Maluku lima tahun mendatang, apakah Murad Ismail ataukah JAR?. Yang pasti kita tunggu saja proses tahun 2024 mendatang.(*)
Tinggalkan Balasan