JAKARTA, Siwalimanews – Direncanakan pada bulan Januari 2021, sebanyak 181,5 juta jiwa yang akan divaksin. Lima jenis vaksin yang disiapkan Kementerian Kesehatan masing-masing,  Sinovac, Novavax, Astra Zeneca, Pfizer dan Covax/Gavi.

Dari kelima jenis vaksin Covid-19 tersebut, Kementerian Kesehatan memprediksi jumlah dosis yang dibutuhkan yaitu 400 juta dosis. Jumlah tersebut tetap akan ditambah, mengingat untuk mencapai herd immunity dibutuhkan kurang lebih 68,8 juta dosis vaksin yang diperuntukkan bagi 181,5 juta jiwa.

“Kami pastikan bahwa jumlah tersebut bisa kami amankan,” ucap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan resminya di laman Sehat Negeriku, Rabu (30/12).

Menurut Menkes, dari kebutuhan 400 juta dosis vaksin Covid-19, 100 juta dosis dari Sinovac, 100 juta dosis dari Novavax, 100 juta dosis dari Astra Zeneca, dan 100 juta dosis dari Pfizer.

“Semoga vaksin ini bisa datang bertahap supaya bisa segera disuntikkan ke seluruh rakyat Indonesia,” ujar Menkes.

Baca Juga: Pemkot Belum Rampung Mendata Warga Penerima Vaksin

Dijelaskan, vaksinasi Covid-19 akan dibagi menjadi dua tahap, dimana tahap pertama akan dilakukan mulai Januari hingga April 2021 yang akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayanan publik serta 21,5 juta jiwa kelompok lansia yang telah masuk dalam tahap pertama.

Vaksin yang akan diberikan tersebut dipastikan sudah lolos uji klinis dan mendapat ‘Emergency Use Authorization‘ dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pelaksanaannya juga akan menerapkan prinsip kehati-hatian dan bertahap.

“Sama dengan negara lain, tenaga kesehatan adalah prioritas utama yang akan divaksin, karena mereka adalah garda terdepan penanganan pandemi Covid-19,” jelas Menkes.

Menkes meyakini, izin yang akan dikeluarkan BPOM adalah science based yang mana dapat dipertanggung jawabkan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

“BPOM sudah bekerja sama dengan Kemenkes dan telah berkoordinasi dengan otoritas Brazil, Turki, dan China. Saya percaya BPOM bisa ambil keputusan yang independen,” tandas Menkes.

Untuk tahap kedua kata Menkes, akan diperuntukkan bagi 63,9 juta masyarakat rentan dan 77,4 juta masyarakat lainnya yang diberikan sesuai dengan pendekatan klaster. Tahap kedua ini rencananya akan dimulai pada April 2021 hingga Maret 2022.

“Semoga rencana ini dapat berjalan lancar,” harap Menkes. (S-39)