Istirahat Makan, Massa HML Janji Lanjut Demo
AMBON, Siwalimanews – Himpunan Mahasiswa Lakor (HML) yang berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Senin (21/9) pukul 11.30 WIT, hingga kini belum juga diijinkan masuk ke dalam halaman Kantor Gubernur Maluku.
Lantaran tak diijinkan masuk dan belum mendapatkan kejelasan tuntutan mereka yang meminta perbaikan terhadap analisis dampak lingkungan pengelolaan blok Masela, maka massa HML tetap bertahan.
Hingga pukul 13.30, Gubernur belum juga menemui para demosntran. Alhasil, massa HML ini menggelar makan siang di depan gerbang Kantor Gubernur.
“Habis makan siang kita kembali gelar aksi lagi, mudah-mudahan kita punya bapak-bapak Satpol PP dengan para pejabat yang ada di dalam kantor sana ijinkan kita masuk untuk bertemu dengan Gubernur Maluku Murad Ismail,” ucap mereka.
Pantauan Siwalimanews, di Kantor Gubernur, dimana demosntran menikmati makan siang mereka berupa nasi bungkus sambil duduk di depan pagar kantor.
Baca Juga: Gustu Umumkan Tambahan Positif Corona tanpa DataMereka berjanji usai makan siang akan kembali melanjutkan aksi mereka, sampai dengan Gubernur mau menemui dan mendengar tuntutan mereka.
HML berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Senin (21/9). Dalam aksi yang nyaris ricuh itu, mereka menuntut pemprov melakukan perbaikan terhadap analisis dampak lingkungan dalam pengelolaan blok Masela.
Mahasiswa menolak untuk bertemu siapapun selain Gubernur Maluku Murad Ismail itu, mereka membawakan pamflet bertuliskan Inpex posisi? lupa janji atau pura pura lupa, MBD korban perselingkuhan pemprov dan Inpex, Kajian Amdal Inpex Blok Masela, sebagai akta perceraian MBD dan KKT, serta Pemprof Cari Untung di Blok Masela.
Aksi para demonstran mulai memanas, sebab negoisasi antara para demonstran dan aparat kepolisian dan Satpol PP yang menjaga gerbang utama di Jalan Raya Pattimura tak mengjinkan para demonstran ini masuk.
Karena tak dijinkan masuk, para demonstran mulai geram. Mereka kemudian menaiki pintu gerbang Kantor Gubenrur sambil megoyangkannya sebagai aksi protes. Bahkan aksi goyang pagar ini, sempat membuat beberapa jeruji besi pagar tersebut patah.
Alhasil anggota Satpolpun naik pitam sehingga terlibat adu mulut dengan para demonstran, bahkan aksi saling tunjuk menunjukpun tak terhindarkan. Namun aparat kepeolisian dari Poslek Sirimau dan personel PRC Polresta Ambon dapat melerainya.
Karena tak dijinkan masuk para demonstran kemudian melakukan orasi di luar pagar, mereka menuntut pemprov untuk melakukan perbaikan terhadap analisis dampak lingkungan dalam pengelolaan blok Masela.
“Dampak yang terjadi ada di kepulauan Babar, karena air disana terkontaminasi minyak yang berdampak pada masyarakat,” ucap orator aksi Dany Watloy.
Selain dampak lingkungan, HML juga kecewa dengan kebijakan gubernur yang tidak melibatkan masyarakat MBD dalam melakukan kajian Amdal.
“Ini tindakan diskriminasi, kenapa tidak dilibatkan masyarakat MBD dalam proses analisis, akhirnya dampaknya seperti sekarang, untuk itu saat ini kita menolak Amdal yang dilakukan Inpex,” tandasnya.
Watloy juga mengancam akan turun dengan masa yang lebih besar jika Gubernur tidak menemui mereka.
“Hari ini peringatan pertama kalau Gubernur tidak menemui kita, kita akan turun dengan seluruh masyarakat MBD,” ancamnya. (S-45)
Tinggalkan Balasan