Indonesia Memesan Banyak Vaksin untuk Kebutuhan Masyarakat
Imunisasi corona nasional akan dimulai sebentar lagi, karena vaksin Sinovac sudah mendarat di Indonesia. Namun pemerintah berencana akan memesan vaksin dari sumber lain, untuk mencukupi kebutuhan, karena jumlah penduduk ada lebih dari 200 juta jiwa. Ketika semua sudah siap, maka masyarakat akan lega, karena pandemi akan lekas berakhir.
Ada harapan baru untuk mengakhiri pandemi covid-19 ketika vaksinnya telah ditemukan. Para ahli telah membuat vaksin ini dengan cepat, karena corona adalah virus SARS-2 dan mereka meneliti dengan contoh virus SARS-1. Amerika Serikat memulai imunisasi corona nasional terlebih dahulu, dan akan disusul oleh negara lain, termasuk Indonesia.
Pemerintah memutuskan untuk membeli vaksin Sinovac dari RRC, dan saat ini sudah datang di Indonesia. Beberapa persiapan dilakukan sebelum imunisasi nasional dimulai, seperti pendaftaran ke BPOM, pembelian alat pendingin untuk menyimpan vaksin, pengaturan teknis di lapangan, dll.
Vaksin Sinovac memang sudah datang dan akan dipesan lagi, namun yang datang belum cukup, karena Indonesia memiliki lebih dari 200 juta orang penduduk. Prioritas pemberian vaksin ini adalah para tenaga medis, karena mereka yang paling beresiko besar terkena corona. Masyarakat diminta bersabar menunggu dan jangan malah pergi ke negara lain untuk disuntik vaksin.
Amalia Widyasanti, Deputi Bidang Eknomi Bappenas menyatakan bahwa total vaksin ini yang dibeli adalah 275 juta dosis. Pertama, vaksin dari Sinovac sebanyak 116 juta dosis.Selain itu, ada pula vaksin dari Pfizer/BioNTech sebanyak 45 juta dosis, juga vaksin dari Novavax sebanyak 52 juta dosis. Ada juga vaksin dari Astra Zenecavaksin sebanyak 50 juta dosis, dan dari Covax 12 juta dosis.
Baca Juga: Efektivitas Komunikasi Penanganan Pandemi dan Pemulihan EkonomiPenambahan jumlah vaksin yang datang akan membuat masyarakat lega, karena Presiden benar-benar memenuhi janjinya untuk mendatangkan vaksin gratis bagi seluruh WNI. Mereka tak perlu membayar hingga 600.000 rupiah dalam 2 kali suntik, seperti di negara lain. Imunisasi corona nasional akan diberikan secara bertahap, dan tunggu giliran dengan sabar.
Suharso Monoarfa, Ketua Bappenas, menyatakan bahwa pemerintah menargetkan imunisasi corona dilakukan kepada 181 juta orang penduduk, untuk mencapai herd immunity. Sedangkan sisa vaksin yang sudah dipesan menjadi cadangan. Jadi, sampai tahun 2022 akan dipesan vaksin lagi untuk mencapai target tersebut.
Vaksin Sinovac memiliki keunggulan karena dibuat dari virus corona yang tidak aktif lagi dan dilumpuhkan, sehingga efekstivitasnya mencapai 90%. Ia juga bisa disuntikkan baik ke balita maupun manula, karena merekalah yang beresiko tinggi untuk tertular corona. Apalagi para lansia rata-rata punya komorbid alias penyakit bawaan, sehingga wajib diimunisasi.
Sedangkan vaksin buatan Pfizer dan perusahaan lain rata-rata terbuat dari messenger RNA, dan akan dipotong-potong oleh enzim alami jika disuntikkan ke tubuh. Penyimpanan vaksin ini juga butuh suhu yang jauh lebih dingin daripada vaksin Sinova. Sehingga tak bisa disimpan dalam freezer biasa, harus ditaruh dalam wadah khusus yang dibuat berdasarkan pesanan.
Oleh karena itu, amatlah wajar jika pemerintah lebih banyak membeli vaksin Sinovac. Apalagi masa simpannya bisa sampai 3 tahun, jika ditaruh dalam wadah dengan suhu yang benar. Namun keputuan pemerintah untuk menambah jumlah vaksin bukanlah untuk perbandingan, melainkan karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak.
Pemesanan vaksin dari Sinovac, Pfizer, dan produsen vaksin lain menunjukkan iktiar pemerintah untuk mempercepat selesainya pandemi. Sehingga ketika semua orang sudah selesai diimunisasi, akan terbentuk herd immunity, dan kita bisa lega karena bebas dari corona. Keadaan akan kembali normal dan kondisi perekonomian Indonesia akan pulih kembali.( Dodik Prasetyo, kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis)
Tinggalkan Balasan