AMBON, Siwalimanews – RSUD dr M Haulussy yang sejak dulu dimpikan menjadi rumah sakit rujukan utama yang bertaraf Internasional, ternyata kini menyimpan segudang masalah. Hal ini terjadi dikarenakan sistim rekrutmen direkturnya dilakukan asal-asalan.

“Salah satu misi yang ditetapkan dalam RPJMD 2019-2024 yaitu meningkatkan kualitas kesehatan yang murah dan terjangkau bagi masyarakat. Bahkan penjabaran RPJMD ini menempatkan RSUD dr Haulussy sebagai rumah sakit rujukan utama yang bertaraf Internasional. Namun dari hasil pengawasan DPRD, ditemukan kenyataan bahwa RS ini penuh dengan segudang masalah yang hingga kini belum tuntas diselesaikan oleh sang direktur,” ucap Ketua Pansus LKPJ Ruslan Hurasan kepada wartawan di Ambon, Sabtu (6/5).

Untuk itu, kata Hurasan, DPRD secara tegas telah memberikan rekomendasi kepada Gubernur Maluku Murad Ismail untuk segera melakukan evaluasi terhadap Nazarudin selaku Direktur RSUD dr M Haulussy. Ini merupakan salah satu rekomendasi dari sekian rekomendasi yang dirumuskan dalam Pansus LKPJ Gubernur tahun anggaran 2022 dan telah ditetapkan dalam rapat paripurna pada, Kamis (4/5) kemarin.

Sejumlah persoalan yang dihadapi RSUD yang hingga kini belum tuntas diantaranya, peralatan medis yang harganya milyaran rupiah belum bisa dimanfaatkan sehingga berpotensi menjadi barang yang mangkrak.

Tak hanya itu, sistem manajemen pelayanan yang diharapkan sudah berbasis IT, dengan membuat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) agar dapat menyelesaikan seluruh pelayanan yang efektif, transparansi dan profesional  juga tak dapat diwujudkan.

Baca Juga: Infrastruktur dan Kekurangan Guru Hambat Peningkatan Mutu Pendidikan

“Termasuk penyelesaian pembayaran jasa Covid-19 bagi tenaga kesehatan yang terkatung-katung sehingga membuat citra rumah sakit ini dimata publik menjadi buruk,” tandasnya.

Hal ini terjadi menurut Hurasan, dikarenakan lemahnya kepemimpinan di RSUD yang tidak bisa mengelola manajemen secara baik, akibat dari rekrutmen tidak didasarkan atas dasar-dasar prinsip profesional dan objektif serta yang memahami karekteristik dan akar masalah di RSUD itu sendiri.

Rekrutmen juga dilakukan terkesan asal-asalan tersebut sangat mempengaruhi kinerja dan performa RSUD dalam memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat.

“DPRD Provinsi Maluku telah merekomendasikan kepada Gubernur Maluku untuk mengevaluasi kinerja Nazarudin selaku direktur dan jika perlu tempatkan direktur yang benar-benar profesional untuk menata kembali manajemen RSUD dr. Haulussy,” cetusnya.

Oleh sebab itu, tambah Hurasan, upaya dalam mencapai misi gubernur untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang murah dan terjangkau, maka harus dilakukan dengan mengevaluasi direktur.(S-20)