AMBON, Siwalimanews – Himpunan Mahasiswa Islam menilai, Sekretaris Kota Ambon Agus Ririmasse, gagal memimpin birokrasi di jajaran pemkot.

Penilaian itu disampaikan fungsionaris HMI Cabang Ambon Faisal Tehuayo dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Sabtu (13/5).

Pasalnya, kata Tehuayo, domain kepala daerah ada pada kebijakan, sehingga Ririmasse selaku sekot, harus menerjemahkan itu dalam bentuk kerja-kerja teknis operasional di lapangan.

“Bukan sekot seolah-olah cuci tangan di setiap masalah yang ada di kota ini, sehingga kita menilai sekot gagal dalam mengkomandai birokrasi,”cetusnya.

Menurutnya, Bodewin Wattimena selaku Penjabat Walikota Ambon, telah merumuskan 11 program prioritas dalam membangun kota. Mulai dari memastikan rasa aman kepada masyarakat dalam sistem pelayanan publik di kota ini.

Baca Juga: Personel Ditpolairud Gencar Laksanakan Patroli 

Dimana sistem pelayanan publik itu bisa di dalam maupun di luar, seperti di Pasar Mardika, masyarakat sering merasa tidak nyaman dalam beraktivitas, karena kerap mengalami kehilangan barang bawaan.

“Selain itu soal sampah, kita setuju bila hingga saat ini pengelolaan sampah belum maksimal, tapi yang harus bertanggung jawab untuk hal tersebut juga adalah sekot, sebagai orang yang memegang tongkat komando birokrasi, harusnya mendukung itu dengan kerja teknis di lapangan,” ujarnya.

Penjabat Walikota kata Tehuayo, telah melakukan berbagai inovasi dengan 11 kebijakan prioritasnya, seperti melaksanakan program Wajar, dimana semua masyarakat bisa menyampaikan keluhannya secara langsung kepada walikota dan itu merupakan satu langkah maju di kota ini.

Apalagi, sebagai orang yang baru satu tahun memimpin, pemerintahan di kota ini mengalami kemajuan yang baik dengan inovasi yang telah dibuat Bodewin Wattimena.

“Kita tidak bisa membandingkan satu tahun kerja Penjabat Walikota ini dengan ekspektasi tinggi seolah-olah pemerintahan beliau sudah 10 tahun. Apalagi dalam kepemimpinannya, penjabat walikota harus membayar hutang pihak ketiga, sehingga dengan kondisi kota yang memprihatinkan pasca pak RL ditangkap KPK, akan tetapi pak Bodewin berhasil menunjukan kualitas kepemimpinannya, sehingga Kota Ambon bisa masuk dalam urutan 3 di Indonesia dalam pengelolaan pemerintahan terbaik,” pungkasnya. (S-25)