Hari Ini, DPP Golkar Bahas Pimpinan DPRD di Maluku
AMBON, Siwalimanews – DPP dan DPD Partai Golkar Provinsi Maluku berencana hari ini, Jumat (30/8), akan membahas calon pimpinan DPRD di empat kabupaten/kota dan Provinsi Maluku, yang akan berlangsung di Hotel The Natsepa.
Dari pihak DPP yang akan menghadiri rapat pleno tersebut yakni Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Golkar, Taufik Hidayat
Jabatan pimpinan DPRD kabupaten itu yakni Kabupaten Buru, Buru Selatan (Bursel), Seram Bagian Timur (SBT) dan Kota Ambon serta Provinsi Maluku.
“Besok, proses seleksi untuk penempatan pengusulan calon dari DPRD kabupaten/kota sudah dilakukan oleh tim verifikasi pimpinan DPRD dan itu sudah dilakukan beberapa waktu lalu termasuk juga didalamnya pimpinan Provinsi Maluku,” ungkap Wakil Ketua bidang Organisasi DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, Richard Rahakbauw, kepada wartawan di kantor DPRD Maluku, Kamis (29/8).
Dijelaskan, dalam pertemuan itu nantinya, akan disampaikan kualitas dari para anggota DPRD terpilih dan bagi pimpinan kabupaten/kota, harus benar-benar selektif karena yang nantinya direkomendasikan menjadi pimpinan DPRD itu adalah kader yang berkualitas, tidak bisa kita menggunakan pendekatan tertentu.
“Partai Golkar merupakan partai tua yang sudah pernah berkuasa selama 32 tahun tentunya punya kader-kader yang sangat berkualitas, sehingga untuk periode 2019-2024 ini, kita sangat berkomitmen untuk mengembalikan marwah partai dan kejayaan Partai Golkar ini, maka salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan kita adalah bagaimana upaya dan kerja keras dari Partai Golkar agar mendorong keputusan DPP, untuk benar-benar ditujukan kepada calon pimpinan DPRD yang memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, kualitas dan tidak tercela (PD2TA),” tandasnya.
Ditegaskan, pimpinan DPRD yang harus direkomendasi itu harus benar-benar pimpinan yang berkaulitas, jangan didorong karena memberikan sesuatu dan punya hubungan kedekatan lalu menjadi pimpinan DPRD.
“Dia harus punya kualitas bukan hanya karena like is like atau suka atas suka, menggunakan pendekatan ras maupun agama karena jika pendekatan seperti itu yang kita lakukan maka akan dijadikan sebagai lolucon politik,” cetusnya.
Rahakbauw juga menegaskan, khusus untuk pimpinan DPRD Kota Ambon, yang merupakan pusat dan jantung ibukota provinsi harus disiapkan dengan baik karena masa depan Kota Ambon periode berikutnya ada di Ketua DPRD Kota Ambon.
“Ini jabatan ketua DPRD bukan ketua fraksi atau ketua komisi, bahkan untuk menjadi ketua komisi juga harus berproses, minimal dia harus menjadi pimpinan komisi tetapi jika belum pernah memimpin dan didorong untuk menjadi ketua DPRD maka pasti dirinya tidak berkualitas sebab memimpin DPRD harus pahami tentang keinginan para anggota yang datang dari latar pikiran yang berbeda-beda, yang tentunya juga kepentingan yang berbeda dan partai yang berbeda pula,” katanya.
Kata dia, menjadi Ketua DPRD harus mampu mengakomodir semua pikiran untuk disatukan dalam satu rekomendasi DPRD, itu berarti melibatkan pimpinan dan anggota DPRD.
“Saya lihat ini banyak orang yang nafsu kuda tetapi tenaga manusia, hanya bernafsu untuk menjadi pimpinan DPRD tetapi tidak didukung dengan kualitas diri, ada yang tidak punya persyaratan untuk menjadi pimpinan DPRD karena baru satu periode tetapi memaksakan diri untuk pingin jadi Ketua DPRD Kota Ambon,” katanya.
Dikatakan, Partai Golkar mempunyai pengalaman menentukan pimpinan DPRD tetapi setelah menjadi pimpinan DPRD, tidak pernah bicara, tidak pernah pimpin rapat sampai masa periode selesai.
“Ini politik tentunya berakaitan dengan kepentingan partai dan kepentingan rakyat, bagaimana dia bisa berupaya agar kepentingan partai dan kepentingan rakyat bisa diakomodir, karena itu juga sudah saya sampaikan dalam rapat resmi agar betul-betul kita melakukan seleksi terhadap calon pimpinan asal Partai Golkar, itu harus didudukan secara proporsional dan profesional serta kapasitas diri itu juga penting sebab Golkar sekarang ini berbeda dari Golkar tahun-tahun lalu, dimana suara Partai Golkar semakin menurun. (S-16)
Tinggalkan Balasan