Harga Telur di Malra Alami Kenaikan
AMBON, Siwalimanews – Harga sembako menjelang, bahkan sesudah perayaan Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Maluku Tenggara, masih dikatakan cukup stabil, namun yang mengalami kenaikan harga hanyalah telur.
Di Pasar Langgur yang merupakan pusat perekonomian, transaksi jual beli di pasar ini agak berkurang, kemungkinan lantaran kondisi pandemi Covid-19. Padahal sebagian besar harga kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan.
Uli, salah satu pemilik kios sembako di pasar Langgur mengatakan, semua harga sembako di Pasar Langgur tak mengalami kenaikan harga, kecuali beras dan telur.
“Harga telur kini mengalami kenaikan yang paling tinggi, biasanya itu dijual Rp 50 ribu/rak kini naik jadi Rp 65 ribu/rak,” ungkap Uli saat ditemui Siwalimanews, di Pasar Langgur, Minggu (3/1).
Uli juga memastikan, untuk stok persediaan sembako yang tersedia saat ini di seluruh pedagang yang ada di Pasar langgur masih cukup tersedia melayani para pembeli.
Baca Juga: Agustus, Inflasi Maluku TerkendaliSementara itu, untuk harga daging ayam, tidak mengalami kenaikan yang berarti, walaupun permintaan konsumen meningkat.
Ena pedagang daging ayam yang ditemui di lapak miliknya di Pasar Langgur mengaku, harga daging ayam sebelum menjelang Natal itu naik sampai Rp 1,7 juta/frezzer dari harga sebelumnya, Rp1,6 juta. Walaupun demikian, harga jual/kgnya tidak mengalami kenaikan.
“Keuntungan untuk saat ini yang kita peroleh hampir tidak ada, istilahnya yang penting kita pulang modal, apalgi saat ini Malra juga terdampak pandemi. Ini juga berdampak pada kita para pedagang,” ucap Ena.
Ditambahkan, semenjak pandemi melanda Malra, pendapatan para pedagang sangat menurun drastis, ini disebabkan karena sepinya masyarakat berbelanja di pasar.
“Semenjak pandemi sampai saat ini, pendapatan kita sangat menurun. Ini disebabkan oleh sepinya pembeli, kemungkinan juga lantaran masyarakat masih takut terinveksi virus corona,” ujarnya. (S-32)
Tinggalkan Balasan