AMBON, Siwalimanews – setelah sukses dengan berbagai kegiatan baik di lapangn maupun dalam bentuk sosialisasi, kali ini Green Mollucas yang merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang mempunyai misi untuk mewujudkan lingkungan yang hijau dan berkelanjutan serta tangguh terhadap bencana dan perubahan iklim  yang layak dihuni bagi anak cucu ini bekerjasama dengan Yayasan Madani Berkelanjutan menggelar Festival Maluku dengan tema Arika Kalesang Bumi.

Kegiatan yang dipusatkan di Warung Katong, kompleks Islamic Center, Waihaong Ambon, Senin (20/2) menghadirkan nara sumber yang mempuni baik dari Pemprov Maluku maupun dari pemerintah pusat.

Direktur Yayasan Madani Nadia Hadad dalam sambutanya pada pembukaan festival itu mengaku, semua orang secara bahu membahu untuk mencari solusi bersama tentang,  bagaimana caranya bisa lebih tangguh dan lebih efektif dalam menghadapi tantangan dan ancaman lingungan saat ini.

Menurutnya, berbagai bencana yang dihadapi saat ini, merupakan dampak dari perubahan iklim. Untuk itu, kegiata ini dinilainya snagat penting guna meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para generasi penerus.

“Pemerintah teruatam pemimpi-pemimpin kita dituntut untuk dapat lebih peduli lagi membuat  berbagai kebijakan perubahan dan program yang benar-benar harus bisa menjaga ketangguhan masyarakat terhadap perubahan iklim ini,” ucap Nadia.

Baca Juga: Pemprov Diminta Optimalkan Peran Panca Karya

Dengan demikian kata Nadia, Provinsi Maluku bisa tetap menjaga hutannya dan pada akhirnya bisa berkontribusi terhadap penyerapan karbon. Selain itu, masyarakat juga harus berkontribusi untuk bisa menjaga lingkungan demi kepentingan bersama, karena Maluku merupakan daerah kepulauan yang terancam adanya perubahan iklim ini.

“Saya sangat bangga dan senang bisa jadi bagian dari festival ini, sebab ini yang pertama dan saya berharap bisa berlanjut terus ke depannya,” harapnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Roy  Syauta mengaku,  isu lingkungan saat ini menjadi perhatian seluruh negera di dunia, karena lingkungan hidup merupakan intensitas masa depan yang tidak ternilai.

“Namun dengan menjaga lingkungan dari kerusakan dan pencemaran, maka dengan sendirinya kita telah menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi. Untuk itu saya berharap festival ini yang melibatkan komunitas lingkungan hidup di Kota Ambon sebagai salah satu upaya dan kepedulian untuk memotivasi kesadaran masyarakat menjaga dan menjamin kelestarian lingkungan hidup,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup, bukan hanya ditentukan oleh dukungan pemda semata, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh peran aktif masyarakat dan LSM yang bekerja sama dan sadar sepenuhnya dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup.

Pasalnya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan, tidaklah mudah, untuk itu masyarakat perlu dilibatkan dalam rangka mendukung pelestarian alam dan mendorong partisipasi masyarakat,  terkait aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

“Melalui festival ini diharapkan kita mampu lebih pro aktif alam melestarikan lingkungan dari keseharian kita. Bukan hanya itu festival  yang dikemas dengan beragam kegiatan seperti, pentas kesenian, talk show dan penanaman mangrove ini juga secara kolaboratif mengajak warga Kota Ambon untuk terus menjaga dan merawat lingkungan hidup,” ucapnya

Sebelumnya Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Imanuel Tomasila dalam laporannya mengatakan, momen kolaborasi ini akan menjadi momen hari peduli sampah nasional yang biasa diperingati nanti pada 21 Februari, serta menjadi penanda kepedulian yang sama dari barat dan timur Indonesia untuk menjaga bumi dan habitatnya demi keberlangsungan generasi anak cucu ke depan.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung rangkaian acara festival Maluku ini, khususnya para pihak dan Yayasan Madani, biarlah kerjasama ini dapat terus berkelanjutan,” harapnya.(S-06)