AMBON, Siwalimanews – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang Ambon, minta agar PD Panca Karya yang saat ini sementara melakukan penebangan hutan di Bursel agar menghentikan aktivitas mereka sekaligus angkat kaki dari kabupaten tersebut.

Pasalnya mereka menilai aktivitas PD Panca Karya di hutan kabutaen tersebut telah merusak lingkungan, serta melakukan penebangan di lahan milik masyarakat.

Permintaan itu disampaikan GMNI dalam aksi demonstrasi yang digelar di depan gerbang Kantor Gubernur Maluku, Senin, (8/7).

Puluhan mahasiswa ini tiba di Knator Gubernur pukul 11.50 WIT dengan membawa sejumlah pamflet bertuliskan PJ Gubernur  Maluku harus panggil dan minta pertanggungjawaban Direktur PD Panca Karya.

Aksi demonstrasi ini dilakukan puluhan mahasiswa ini, menyikapi aktivitas PD Panca Karya di Kabupaten Buru Selatan tepatnya di Desa Hote, Kecamatan Waesama yang telah merusak lingkungan.

Baca Juga: Komisi I Sayangkan Sikap Penjabat Walikota Ganti KPN Hative Besar

“Aksi kami disini karena, PD Panca Karya melakukan penebangan dan perusakan lahan milik warga, dan juga merusak lingkungan,” tandas koordinator aksi, Umar Rifaldi Najar, dalam orasinya.

Menurut GMNI, aktivitas PD Penca Karya dengan melakukan penabangan pada hutan desa setempat, telah berdampak dimana terjadi bencana banjir. Apalagi saat ini di Maluku dan khususnya pada Kabupaten Bursel sementara di landa musim hujan.

“Aktivitas pembukaan lahan ini berdampak pada banjir yang terjadi di Desa Hote. Beberapa hari saat hujan disana terjadi banjir,” ujarnya.

Olehnya itu Umar mendesak PJ Gubernur Maluku Sadli Ie untuk segera memanggil dan meminta pertanggungjawaban Direktur PD Panca Karya atas dampak kerusakan lingkungan yang terjadi.

“Kami meminta dengan tegas, agar bapak PJ Gubernur segera panggil Direktur PD Panca Karya untuk minta pertanggungjawaban atas kerusakan yang terjadi. Ini berbahaya, dan perlu ada pertanggungjawaban dari PD Panca Karya,” tegas umar.

Setelah berorasi sekitar 30 menit, taka da satupun pejabat dari Kantor Gubernur yang keluar menemui para demonstran, akhirnya puluhan mahasiswa ini membubarkan diri.(S-26)