AMBON, Siwalimanews – Masalah gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Ambon sudah semakin memprihatinkan. Bahkan, untuk mengurusinya terkendala dengan sistem informasi manajemen daerah (SIMDA).

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Ambon, Nurhayati Jasin mengungkapkan untuk menanggulangi masalah gepeng semestinya diberikan rumah singgah. Namun di tahun ini tak dapat dilakukan lantaran tidak ada anggaran.

“Tidak ada yang bisa kita input di Simda. Kalau kita tidak ada di program atau kegiatan yang di Simda berarti kita tidak dapat anggaran,” ungkapnya.

Dirinya mengungkapkan hampir sebahagian besar gepeng yang berkeliaran di Kota Ambon, bukan merupakan warga kota yang ter­da­pat secara sah di pencatatan sipil.

“Memang kita inikan salah satu Kota yang mobilisasi penduduk yang sangat tinggi. Sebagian besar Gepeng yang ada di Ambon ini bukan asli penduduk Kota Ambon,” ungkapnya.

Baca Juga: Dishub Janji Angkutan Diatas 15 Tahun tak Beroperasi

Diakuinya, lantaran tak terdata itu yang justru menyulitkan pihaknya dalam mengecek dan mengetahui data diri secara rinci oleh Dinsos.

“Jadi ada yang tidak punya keluarga dan sebagainya.Kalau seperti itukan harusnya kita tempat penampungan sementara untuk diberdayakan. Kesulitan kami itu,” bebernya.

Jasin menambahkan, jangankan untuk membangun rumah singgah. Lantaran pandemik Covid-19 banyak hal harus dikorbankan oleh Dinsos sehingga dirinya meminta pengertian.

“Kita punya kantor saja kantor alternatif. Intinya kita tidak ada ang­garan untuk membangun rumah si­nggah buat para Gepeng,” tandasnya.

Dirinya juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan permoho­nan untuk membantu para gepeng yang berada di Kota Ambon ini, dan telah di respon baik oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.

“Tidak ada yang kita nyantol di­program atau kegiatan apa. Walikota sudah intruksi kepada kepala Bap­peda untuk koordinasi dengan Pusat agar kita bisa masuk di kegiatan apa gitu,” bebernya.

Dirinya juga meminta tak hanya pihak pemkot saja dan dinas teknis yang memperhatikan hal ini. Namun seluruh jajaran sampai di akar rumput juga sama-sama memperhatikan hal ini.

“Mari kita gotong royonglah un­tuk mempercantik Kota ini. Karena bukan tanggung jawab kita, kan ada instansi terkait atau Pemerintah Desa, Kelurahan mungkin. Jadi kita ramai-ramailah. Supaya Gepeng bisa berkurang,” pinta Jasin. (S-52)