AMBON, Siwalimanews – Cuaca buruk di perairan Maluku, makan korban. Tercatat lima orang penumpang tewas dan satu lagi masih dinyatakan hilang.

Longboat tujuan Desa Banda Ely, Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Senin (21/2) tenggelam di sekitar perairan Tanjung Burang, Kabupaten Maluku Tenggara pukul 09-00 WIT.

Lima penumpang meninggal dunia, akibat longboat yang ditumpangi di­han­tam gelombang tinggi dan angin besar.

Kepala Basarnas Ambon, Mustari yang dikonfirmasi Siwalima melalui te­lepon selulernya, Senin (21/2) membe­narkan  lima penumpang meninggal saat longboat yang ditum­pangi dihantam gelombang tinggi.

“Kami terima infodari Patty Latar   melaporkan bahwa pada TW 0221 0700 WIT satu unit longboat pergi dari pela­buhan Watdek tujuan Banda Eli, Kabu­paten Maluku Tenggara,” jelas dia.

Baca Juga: Keliobas Canangkan Sabtu Bersih

Mustari mengungkapkan, longboat tersebut dihantam ombak di se­kitar Perairan Tanjung Burang, sehingga menyebabkan lima orang meninggal dunia.

Lima korban tersebut, lanjut Mustari, telah dievakuasi ke Desa Ohoi Waer, Kabupaten Maluku Tenggara sedangkan yang lainnya masih dalam pencarian.

Mustari menjelaskan, Tim Rescue Pos Sar Tual beserta Potensi SAR menggunakan KN.SAR 242 Bharata Menuju lokasi pencarian pada koor­dinat:  5°15’786’’ S133°8’406’’E  de­ngan jarak ± 32 NM, Heading 51° timur laut  dari Pos Sar  tual , Estimasi tiba di LKP PD TW 0221 1840 WIT.

Informasi yang diperoleh Siwa­lima, longboat tersebut ditum­pangi 15 penumpang, lima dianta­ranya sudah meninggal sementara yang sisanya masih dilakukan pen­carian oleh tim SAR.

Untuk diketahui kecepatan angin Barat – Barat Laut, 4 – 20 Knots. Sementara Tinggi Gelombang : 0.5 – 1.25 M.

Satu Hilang

Sementara kejadian laka laut yang sama juga terjadi di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.

Lima penumpang longboat yang mengalami kecelakaan di perairan Dobo, ditemukan dalam keadaan sela­mat, satu lainnya masih hilang.

Akibat dihantam gelombang ting­gi, dua longboat dari Desa Kobamar, Kecamatan Aru Utara Timur Ba­tuley,  yang hendak menuju Kota Dobo, tenggelam.

Lima penumpang dikabarkan selamat, sedangkan satu penum­pang atas nama Obet Siksikul (60) belum ditemukan hingga kini.

Kepala Koordinasi Pos SAR Ke­pulauan Aru, Reinhard Loppies yang dikonfirmasi Siwalima membe­narkan kecelakaan laut tersebut.

Ia mengungkapkan, dua longboat tenggelam pada Senin (21/2), karena dihantam gelombang tinggi saat berada di perairan muara Sir-Sir.

“Tadi pagi kami terima info dari pak Camat Aru Utara Timur Batuley, Lambert Naraha dan kami telah mengirim tim rescue unit siaga SAR untuk membantu pencarian,” ung­kap Loppies.

Menurut Loppies, dua longboat tersebut berangkat dari Desa Koba­mar menuju Kota Dobo, sesampai­nya di muara Sir Sir, mereka meng­alami musibah karena angin kencang dan ombak besar disertai arus yang cukup kencang yang mengakibatkan longboat yang mereka tumpangi tenggelam. “Akibat cuaca buruk longboat tersebut tenggelam dan 5 orang berhasil selamat, sedangkan satu orang atas nama Obet Siksikul (60) belum ditemukan,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Loppies, tim rescue unit siaga SAR Dobo beserta potensi SAR telah diberangkatkan dengan menggunakan speed milik UPP Kelas III Dobo masih mencari korban hilang.

Untuk lokasi pencarian dilakukan pada koordinat: 5.529749°-134. 499277°, dengan jarak ± 27 NM, Heading 50,64° timur laut dari unit siaga SAR Dobo.

“Cuaca saat ini hujan sedang disertai angin barat laut dengan ke­cepatan 4-15 knots dan tinggi gelom­bang 1.25-2.50 meter,” ucap Loppies.

Adapun unsur yang terlibat tim rescue unit siaga SAR Dobo seba­nyak tujuh orang yang berasal dari, petugas BPBD Aru dua orang, petu­gas UPP Kelas III Dobo tiga orang dan personel Polairud dua orang.

Waspada Cuaca Ekstrim

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas II Pattimura Ambon meminta kepada masyarakat, mewaspadai potensi cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Maluku ter­hitung mulai Minggu (20/2) hingga  hingga Sabtu (26/2).

“Berdasarkan analisa medan angin lapisan atas adanya potensi tekanan rendah pada wilayah te­nggara Pulau Papua dan Laut Ara­furu yang menyebabkan terbentuk­nya wilayah perlambatan massa udara pada wilayah Maluku,” ung­kap Kepala BMKG Stasiun Meteo­rologi Kelas II Pattimura Ambon, Kamari dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Senin (21/2).

Selain itu, anomali suhu permu­kaan laut pada satu minggu terakhir disekitar wilayah perairan Maluku menunjukkan keadaan yang relatif hangat, khususnya pada wilayah perairan Laut Banda dan Perairan Kepulauan Kei hingga Aru, yang mengindikasikan adanya tambahan suplay uap air disekitar wilayah tersebut.

Hal ini didukung dengan keadaan kelembaban udara lapisan atas menunjukkan keadaan cukup basah di wilayah Maluku.

Gelombang tropis (gelombang rossby) terpantau aktif di wilayah Maluku, menandakan adanya peni­ng­katan aktivitas konveksi di atmos­fer yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan-awan hujan.

“Untuk itu waspada hujan dengan intensitas sedang dan lebat hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang yang berpotensi terjadi di milayah Kota Ambon, Kabupaten Buru, Buru Sela­tan, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Tual, Maluku Tenggara, Aru dan KKT, maupun Kabupaten Maluku Barat Daya,” urainya.

Selain itu, waspada angin kencang lebih dari 45km/jam juga yang berpotensi terjadi di wilayah, Kota Tual, Maluku Tenggara, Aru, KKT, dan Maluku Barat Daya.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap po­tensi cuaca buruk yang menye­babkan penurunan jarak pandang secara tiba tiba serta dampak ben­cana hidrometeorologi yang dapat terjadi, seperti banjir, tanah longsor, genangan air dan pohon tumbang.

“Kita juga minta agar msayarakat selalu memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrim dari BMKG melalui kanal informasi BMKG,” harapnya. (S-11/S-21)