AMBON, Siwalimanews – Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) menggandeng Badan Pengelola Dana dan Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar workshop Batik dan kerajinan di Maluku.

Workshop yang bertujuan untuk mendorong pemanfaatan produk turunan dan limbah kelapa sawit sebagai bentuk promosi diversifikasi produk kelapa sawit di wilayah Maluku.

Kegiatan yang dilaksanakan dengan menggandeng Disperindag Maluku dan Kota Ambon serta Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon ini, untuk pemantapan kreativitas guna pengembangan industri kecil menengah (IKN) disektor industri batik dan kerajinan bagi pelaku IKN di Maluku.

Kegiatan yang digelar 9-13 Oktober 2023 di Gedung BSPJI Ambon ini, diikuti oleh 30 peserta, yang terbagi menjadi 2 fokus kegiatan, yakni workshop kerajinan diikuti 20 orang peserta dan workshop batik diikuti 10 peserta.

Kepala BBSPJIKB dalam sambutannya yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerja OPTI Pendampingan dan Konsultansi BBSPJIKB Aan Eddy Antana, menyebutkan, untuk bisa mendorong peningkatan daya saing industri daerah, maka perlu kolaborasi dan usaha bersama dari berbagai pihak melalui kegiatan pengembangan kompetensi SDM industri.

Baca Juga: Ini Kata Walikota Soal Pencopotan Tomasoa

“Sektor industri di Maluku berpotensi untuk dikembangkan, karena secara geografis provinsi ini berada di antara dua pulau besar di Kawasan Indonesia Timur (Papua dan Sulawesi) serta dilalui alur laut kepulauan Indonesia  sebagai salah satu jalur perdagangan dan pelayaran,” ucap Antana.

Melalui kegiatan workshop batik ini kata Antana, para peserta akan diberikan pemahaman teknis cara membuat produk batik dengan memanfaatkan bahan dari kelapa sawit. Sementara untuk workshop kerajinan, para peserta akan diajari cara membuat berbagai produk kerajinan anyaman lidi kelapa sawit seperti kotak hantaran, tudung saji, tas, piring, kotak tisu, cermin, hiasan lampu dan produk home decor lain.

“Di samping untuk mendorong industri batik dan kerajinan dalam memanfaatkan potensi dan limbah dari perkebunan kelapa sawit, kegiatan ini juga sebagai langkah strategis kampanye positif wujud keberpihakan Pemerintah Indonesia pada industri kelapa sawit nusantara yang sempat mendapatkan serangan negatif dari negara-negara eropa beberapa waktu lalu, agar citra industri kembali positif di mata internasional,” tandasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, Yahya Kotta pada kesmepatan itu mengatakan, pengembangan IKN di Maluku cukup berkembang, hal itu terbukti saat pandemik Covid melanda, IKN yang bergerak dalam pengolahan pangan cukup eksis dan menhasilkan sejumlah produk olahan.

Untuk itu, dengan hadirnya kegiatan workshop tersebut, IKN di Maluku lebih berkembang lagi terutama industri batik maupun kerajinan.

“Di Maluku ada kerajinan serupa, namun kain tenun yang menjadi ciri khas sejumlah daerah di Maluku, nah dengan adanya workshop ini, berarti kreativitas lebih dikembangkan lagi, apalagi olahannya ini dari limbah kelapa sawit,” tandasnya.

Ia mengaku, setelah workshop ini, tugas Disperindag yakni, menyiapkan wadah agar kreatifitas ini dapat tersalurkan.

“Selesai pelatihan tanggung jawab kami untuk dorong ke pasar lewat pameran, juga memasukan mereka ke dalam data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) agar kretafitas ini dapat dilihat dan dipromosikan, bahkan terus dikembakan lewat platform platform tertentu,” janjinya.(S-10)