SAUMLAKI, Siwalimanews – Ketua Relawan Boy Uwuratuw, Oce Fenanlampir mengaku, tatanan adat dan hukum adat Duan Lolat, rusak akibat politik uang yang dimainkan para pelaku politik di Tanimbar.

Gegara uang kata Oce,  saudara yang sementara bertarung di pileg maupun pilkada harus menerima nasib karena uang lebih penting dari saudara, uang lebih penting dari adik dan kakak, uang lebih penting dari persaudaraan.

“Bapak ibu simpatisan dan pendukung Boy – Poli, tatanan adat, hukum Duan Lolat yang ada di Tanimbar ini hancur karena uang yang kita terima, padahal ada katong punya saudara yang maju, katong punya Kakak maju dan katong pung saudara saudara maju, tetapi kita tinggalkan mereka, kita lari dari mereka dan kita khianati mereka hanya demi Rp200 ribu yang telah dijanjikan,” tandas Oce dalam orasi politiknya saat kampanye paslon nomor urut 4 di Desa Atubul Raya (Atubul dol dan Atubul da- red), Jumat (11/10).

Untuk itu, ia mengingatkan agar berhenti dari politik uang, sebab dengan uang orang basaudara tidak saling mengenal,  saling melupakan, hanya karena uang. Pileg sebelumnya juga, masyarakat Tanimbar masuk penjara karena Rp100 ribu, sehingga dirinya mengingatkan masyarakat untuk hindari politik uang.

Baca Juga: Diduga Mabuk, Mobil Toyota Terperosok ke Jurang

“Pada pileg sebelumnya, masyarakat kita, saudara kita, adik dan kakak kita masuk penjara, hanya karena Rp100 ribu. Apakah kita juga mau hanya karena 100 ribu kita masuk penjara? Untuk itu sekali lagi kita ingatkan untuk tidak melakukan politik uang, sebab ada penjara yang menanti disana,” tegas Oce.

Sementara itu  calon Wakil Bupati nomor urut 4 Polikarpus Lalamafu, menyentil pernyataan salah satu paslon yang menjunjung tinggi satu ras, yang kemudian menjatuhkan harga diri orang Tanimbar, adalah kejahatan politik paling besar.

“Berkampanye dengan menggunakan salah satu ras atau etnis di Tanimbar merupakan kejahatan politik paling besar. Mestinya Paslon tertentu ketika berkampanye harus fokus ke visi dan misi, bukan malah menjatuhkan dan menggadaikan harga diri orang Tanimbar dengan menyebutkan beli beras, beli garam, beli lipstik beli di Cina, apakah orang Tanimbar tidak mampu menjual garam, beras dan lain lainnya? Tanpa sadar itu menjatuhkan harkat dan martabat orang Tanimbar di level yang paling bawah,” ucap Lalamafu.

Senada dengan wakilnya, calon Bupati Nomor urut 4 dr Julianus Aboyaman Uwuratuw, mengingatkan masyarakat agar jangan memilih pemimpin yang telah menggadaikan harga diri orang Tanimbar.

“Untuk tim Boy – Poli saya larang dan tegas mengatakan jangan menyentil ras lain. Namun mereka sendiri yang telah memulainya.Saya hidup berdampingan dengan beberapa pengusaha top di Tanimbar, tetapi belum pernah mendengar mereka membanggakan diri, bahwa saya ras a dan b. Para pengusaha itu punya attitude yang baik bukan sama seperti orang Tanimbar yang malah menjatuhkan derajat orang Tanimbar. Bagi saya ini penghinaan besar terhadap kita orang Tanimbar,” ujar Uwuratuw

Dokter spesialis bedah yang merupakan putra asli Tanimbar itu menyebutkan, kedepan dirinya bersama sang wakil akan membawa perubahan bagi Tanimbar.

Tak tanggung tanggung dirinya memastikan, tenaga dokter dan guru serta pertumbuhan ekonomi masyarakat akan lebih maju dan berkembang.

“Ketika Tuhan dan leluhur berkehendak Boy – Poli jadi, maka kami pastikan 1 desa akan diisi satu dokter. Untuk puskesmas tertentu akan diisi 2 dokter. Begitu juga dengan tenaga guru, akan ada pemerataan di semua sekolah yang ada di Tanimbar,” janji dr Boy.

Menurutnya, banyak sarjana pendidikan dan kesehatan nganggur, padahal mereka harus diberdayakan. pemerintah punya uang yang bersumber dari APBD untuk pendidikan sebanyak 20 persen dan kesehatan sebanyak 10 persen dan ini belum maksimal dipergunakan.

Untuk kesehatan, baru diangka 5 persen, begitupun pendidikan. Padahal jika uang ini dipergunakan dengan baik, para sarjana didaerah ini tidak akan nganggur begitu saja.  Anggaran pendidikan dan kesehatan itu adalah uang daerah, bukan uang pribadi, namun yang terjadi lebih banyak masuk ke kantong pribadi ketimbang memperbaharui pendidikan kesehatan dan juga ekonomi di masyarakat.

“Oleh sebab itu, ketika Boy – Poli jadi, maka kita akan menggunakan anggaran itu untuk kepentingan pendidikan, kesehatan dan juga pemberdayaan masyarakat,” ucapdr Boy. (S-26)